harapanrakyat.com,- Lantaran tidak ada jembatan, sejumlah siswa SMPN 4 Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, harus rela menyebrangi sungai setiap hari untuk sampai ke sekolahnya.
Belum adanya akses jembatan, membuat mereka kesulitan sampai ke tempat belajarnya.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat dari dua wilayah yaitu warga Desa Sukamukti Kecamatan Pamarican dan Desa Sindangsari Kecamatan Banjarsari, berharap segera dibangun jembatan yang melintasi sungai Ciputrahaji.
Pembangunan jembatan tersebut menjadi sebuah harapan besar bagi masyarakat. Agar mempermudah akses masyarakat terutama anak sekolah yang tengah mengenyam pendidikan di SMPN 4 Pamarican serta pondok pesantren al Munawaroh dan ponpes Miftahussalam yang ada di dusun Sidamulya, Desa Sukamukti, Kecamatan Pamarican.
Pantauan HR Online, sejumlah siswa SMPN 4 Pamarican asal Desa Sindangsari terlihat menyeberangi sungai Ciputrahaji saat hendak menuju kampus sekolah.
Mereka mengaku kerap menyeberangi sungai saat hendak menuju sekolah. Hal itu mereka lakukan untuk mempercepat waktu menuju sekolah.
Seperti dikatakan Mia Rahmawati, siswi kelas 7 A SMPN 4 Pamarican. Ia mengaku lebih memilih menyeberangi sungai ketimbang harus menempuh jalur utama yang notabene lebih jauh jarak tempuhnya.
“Setiap sungai airnya kecil, saya dengan teman teman lebih suka melintasi atau menyeberangi sungai. Lewat sini itu saya lebih cepat sampai ke sekolah dibanding lewat jembatan atau jalan raya, itu jaraknya lebih dari 2 kilometer. Kalau lewat sini kan hanya 500 meteran,” katanya, Selasa (25/06/2024).
Baca juga: Cerita Sejarah Tradisi Kuda Kosong di Ciamis yang Sudah Hilang
Tokoh Warga Pamarican: Cukup Dibangun Jembatan Gantung
Sementara itu, tokoh pemuda Desa Sukamukti Sogirin mengatakan, pembangunan jembatan saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Hal itu sebagai penunjang sarana peningkatan ekonomi serta pendidikan .
“Harapan kami bisa dibangunkan jembatan, jembatan gantung pun tidak apa apa, yang penting bisa dijadikan akses ekonomi serta penunjang pendidikan. Panjangnya juga kan ini sekitar 100 meteran ” ungkap Sogirin.
Menurutnya, pembangunan jembatan penghubung antara desa Sukamukti dengan Desa Sindangsari sudah sangat lama diidamkan oleh masyarakat.
“Bahkan masyarakat juga sudah berulang kali mengusulkannya, namun sayang hingga saat ini harapan dan impian masyarakat disini masih belum bisa terwujud,” terangnya.
Hal senada dikatakan komite sekolah SMPN 4 Pamarican Sopandi. Menurutnya, pemerintah sudah selayaknya bisa mengabulkan keinginan masyarakat Pamarican terkait pembuatan jembatan.
“Kami selalu komite kadang sedih melihat banyak siswa dari Desa Sindangsari harus menyeberangi sungai ketika hendak pergi dan pulang sekolah. Kalau tidak salah ada 10 siswa dari Desa Sindangsari yang selalu melintasi sungai ini setiap pagi dan pulang sekolah,” katanya.
Menurut Sopandi, warga sekitar sempat untuk membuat jembatan gantung sementara, namun kondisinya terhambat dengan modal.
“Pernah dulu mau bikin pondasi untuk bentangan jembatan, namun ketika matrial sudah terkumpul tiba tiba ada banjir yang menyeret semua bahan material. Sehingga pembuatan jembatan sementara gagal,” ungkapnya.
Sopandi berharap perhatian dari pemerintah agar permohonan dari masyarakat dikabulkan.
“Kami warga Pamarican di sini itu tidak meminta dibangunkan jembatan besar yang bisa dilalui mobil, cukup dengan jembatan gantung yang aman untuk dilalui oleh anak anak sekolah. Kasihan mereka harus selalu menyeberangi sungai, atau kalau air lagi besar mereka harus keliling jalan yang jaraknya lumayan jauh,” pungkasnya. (Suherman/R8/HR Online/Editor Jujang)