harapanrakyat.com,- Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat merespon informasi terkait kematian 8 ekor kambing di Desa Rajadesa, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis yang diduga dimangsa binatang buas.
Kedelapan kambing tersebut mati dengan luka pada leher dan juga paha. Hal itu membuat geger warga setempat, kematian kambing akibat diserang binatang buas yang diduga anjing liar.
Staf BKSDA wilayah Ciamis, Asep Wawan menegaskan, saat ini belum ada laporan mengenai kejadian tersebut. Akan tetapi, BKSDA Ciamis akan merespon informasi terkait adanya hewan buas yang telah menyerang 8 ekor kambing.
“Kalau laporan ke BKSDA itu belum ada, namun ada informasi tersebut tentu kami akan tindaklanjuti. Ada rekan di lapangan juga yang akan melakukan pengecekan, hal itu untuk tahu akan kondisinya seperti apa. Kami juga memastikan bahwa hewan tersebut bukan satwa yang dilindungi,” tegasnya, Jumat (7/6/2024).
Menurutnya, kematian 8 ekor kambing di Rajadesa itu kemungkinan diserang oleh anjing liar, atau bisa disebut juga anjing yang tidak bertuan. Jadi bukan dimangsa oleh anjing hutan atau Ajag.
“Kenapa demikian, berkaca dari kejadian sebelumnya di Kecamatan Rancah, itu diserang oleh kawanan anjing liar. Karena, kalau anjing hutan atau Ajag itu belum ditemukan,” tuturnya.
Baca Juga: 8 Ekor Kambing di Ciamis Mati Mengenaskan, Diduga Dimangsa Anjing Liar
Asep juga membolehkan jika masyarakat ingin menangkap anjing liar tersebut. Namun untuk penggiringan sulit untuk dilakukan, hal itu mengingat anjing liar berbeda dengan satwa lainnya. Pasalnya anjing akan memilih lokasi yang lebih mudah.
“Iya silahkan saja kalau mau menangkap dengan menjeratnya. Tapi kalau penggiringan itu agak sulit, karena anjing itu akan memilih lokasi yang tentunya lebih mudah,” ucapnya.
Asal-usul Anjing Liar yang Diduga Mangsa Kambing di Rajadesa Ciamis
Asep menjelaskan, terkait asal usul adanya anjing liar, hal itu berdasarkan analisa pengalamannya di lapangan. Biasanya anjing liar tersebut tadinya milik para pemburu yang biasa beraktivitas memburu babi hutan.
Namun, lanjut dia, ketika anjing tersebut mengejar hasil buruan akan tetapi gagal menangkapnya. Kemudian, karena anjing itu larinya sudah jauh dan tidak bisa kembali lagi. Akhirnya, pemburu itu meninggalkannya.
“Kejadian tersebut memang biasa terjadi, lalu kemudian anjing itu bertemu dengan anjing lainnya. Lalu melakukan kelompok untuk perburuan mencari makanan,” jelasnya.
Baca Juga: Tim Resort Konservasi XX Gunung Sawal Ciamis Evakuasi Kukang di Pinggir Sungai
Terkait hal ini, BKSDA Ciamis juga akan berkoordinasi dengan unsur pemerintah di Rajadesa. Hal itu untuk turut melakukan tindak lanjut permasalahan tersebut. (Feri/R7/HR-Online/Editor-Ndu)