harapanrakyat.com – Angka kasus kematian akibat DBD banyak menyerang anak-anak di Jawa Barat. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Jawa Barat, dari jumlah total 193 kasus kematian akibat DBD, 100 kasus terjadi pada anak-anak. Sebagian besar terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 5 – 14 tahun.
Baca Juga : Kasus DBD di Jawa Barat Terus Melonjak, Alami Siklus 2 Tahunan
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat, Rochady membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, tingginya angka kematian DBD di usia anak-anak, bisa disebabkan oleh sejumlah faktor.
“Kemungkinan terbesar, pasien pernah terkena DBD sebelumnya, tapi pada saat itu gejala yang timbul tidak parah. Biasanya kalau sudah terkena dua kali oleh serotipe yang berbeda, itu akan lebih parah,” ungkapnya di Kota Bandung, Minggu (12/5/2024).
Menurutnya, dalam penyebaran DBD tersebut, memiliki 4 tahapan virus seperti DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Misalnya orang yang sudah terkena virus DEN 1 kemudian dalam beberapa waktu terserang lagi atau DEN 2. Maka, lanjut Rochady, tidak akan mempunyai kekebalan tubuh.
“Berdasarkan laporan beberapa kasus di rumah sakit, saat ini banyak kita temukan kasus yang lebih ke arah syok atau penyakit berat. Lalu penyakit ini kita temukan pada orang yang sudah terkena dua kali (DBD),” ujarnya.
Optimalisasi Imbauan Agar Kasus Kematian DBD pada Anak-anak Tidak Meningkat
Oleh karena itu, agar kasus kematian akibat DBD tidak semakin meningkat, ia pun terus melakukan imbauan. Pihaknya mengimbau masyarakat terutama yang memiliki anak usia 5-14 tahun, agar tetap waspada jika mengalami demam selama tiga hari berturut-turut.
Baca Juga : Dinas Kesehatan Imbau Warga Cimahi Pelihara Ikan dan Tanam Tanaman Pengusir Nyamuk
Ia menerangkan, biasanya 70 jam setelah tiga hari itu demam akan turun, namun masyarakat sering mengartikan bahwa yang bersangkutan sembuh. Padahal harus dilihat lagi apakah setelah tiga hari itu, pasien lebih segar atau semakin timbul banyak keluhan. Seperti mual, lemas, nyeri di ulu hati atau timbul gejala tambahan lainnya.
“Jika anak mengalami hal itu, maka pasien harus segera mendapat perawatan medis,” ucapnya.
Sebagai informasi, kasus DBD di Jawa Barat terus mengalami peningkatan, termasuk angka kematian pasien, baik dewasa maupun anak-anak. Bahkan berdasarkan laporan, dari awal Januari – 5 Mei 2024, kasus DBD tercatat sudah mencapai 23.255 dengan kasus kematian sebanyak 193 orang. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)