Sejarah Resolusi Jihad ada kaitanya dengan Hari Santri Nasional. Hari istimewa tersebut selalu diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Momen ini memperlihatkan bagaimana perjuangan ulama dalam berjihad dengan melawan penjajahan.
Baca juga: Sejarah Pesantren di Jawa Barat Tahun 1800-1900, Basis Pendidikan Islam yang Ditakuti Belanda
Penjajahan memang menyengsarakan rakyat Indonesia. Hal ini mencuri perhatian semua pihak untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tak terkecuali kalangan ulama sekalipun.
Sejarah Resolusi Jihad dan Latar Belakangnya
Dalam jurnal yang judulnya Transkulturasi Social Capital Pesantren; Sebagai Paradigma Pendidikan Islam Moderat, Fauzi mengungkapkan bahwa tanggal 22 Oktober 1945 jadi penetapan seruan ini. Peristiwa ini melibatkan kalangan ulama maupun santri di pondok pesantren yang berasal dari berbagai provinsi.
Untuk fatwa NU (Nahdlatul Ulama) ini diserukan oleh KH Hasyim Asy’ari. Semua pihak tersebut berkumpul di Kota Surabaya. Lebih tepatnya di Kantor Pengurus Besar NU, Bubutan.
Adanya seruan ini tak lain untuk mendongkrak semangat rakyat Indonesia dalam menjaga kemerdekaan bangsa. Seruan Resolusi Jihad dalam sejarah ini khususnya bagi kalangan ulama dan santri agar ikut melawan penjajah yang masih ada di Indonesia.
Baca juga: Sejarah Pesantren Musthopawiyah, Pernah Menampung Mantan Napi
Bukan tanpa alasan kenapa ada seruan ini. Rupanya hal tersebut karena merespon gerak-gerik Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang mencoba untuk menjajah Indonesia lagi.
Peran Soekarno dan KH Hasyim Asy’ari
Dalam sejarah Resolusi Jihad, ternyata juga melibatkan peran Presiden Soekarno. Melihat perang semakin merajalela, Presiden Soekarno lantas meminta utusannya untuk menghadap kyai kondang di Jawa Timur, KH Hasyim Asy’ari.
Ia berharap sang kyai mengeluarkan izin halal berperang. Pada akhirnya, KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa untuk berperang melawan penjajahan.
Hal tersebut sebagaimana penjelasan yang ada di buku berjudul “Resolusi Jihad” (2015: 142). Selain melawan penjajah karena menolak kekuasaan kolonial lagi, KH Hasyim Asy’ari juga mengakui kemerdekaan Indonesia sesuai hukum Islam.
Untuk memuluskan rencananya, KH Hasyim Asy’ari menggelar rapat konsul NU se-Jawa dan Madura. Peristiwa ini juga tertuang dalam buku Bizawie yang judulnya Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad” (2014: 205).
Isi Resolusi Jihad
Fatwa atau izin Resolusi Jihad yang KH Hasyim Asy’ari cetuskan sesuai sejarah di atas berisikan sejumlah poin usulan. Poin yang pertama ialah hukum perang dalam melawan orang kafir yang halang-halangi kemerdekaan Indonesia itu adalah wajib.
Poin selanjutnya yakni orang yang meninggal dunia akibat ikut berperang melawan NICA, maka termasuk mati syahid. Dalam seruan ini juga menjelaskan bahwa orang yang suka memecah-belah persatuan Indonesia, maka wajib membunuhnya.
Pengaruh Resolusi Jihad
KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa yang sangat penting dan berpengaruh positif terhadap kemerdekaan Indonesia. Hal ini karena berkat fatwa tersebut, ulama maupun santri pesantren jadi semakin bersemangat dalam berperang melawan penjajahan dan membela NKRI.
Baca juga: Pesantren Batuhampar, Pusat Pendidikan Islam se-Sumatera Sejak Zaman Kolonial
Salah satu contohnya ialah saat pertempuran 10 November. Kala itu ulama dan santri ada di barisan terdepan.
Contoh lainnya yakni ketika pertempuran Sabil Palagan Ambarawa. Dalam sejarah mencatat ulama dan santri Semarang berhasil memenangkan pertempuran tersebut berkat Resolusi Jihad.
Selain itu, masih ada banyak contoh lainnya yang memperlihatkan perjuangan ulama dan santri dalam berperan mati-matian melawan penjajah. Ulama dan santri memang tak pantang menyerah dalam mempertahankan daerahnya.
Pentingnya Resolusi Jihad
Fatwa ini begitu penting bagi umat Islam di Indonesia. Hal ini karena umat muslim jadi tergugah hatinya untuk ikut melawan penjajahan.
Dengan begitu, bangsa Indonesia bisa merdeka. Begitu pula dengan negara asing yang tak lagi berani untuk menjajah Indonesia.
Terbentuknya Hari Santri Nasional
Sejarah keluarnya fatwa Resolusi Jihad jadi cikal-bakal lahirnya Hari Santri Nasional. Tiap tanggal 22 Oktober pun selalu memperingati hari tersebut.
Hal ini sesuai dengan salah satu postingan di akun Instagram @ponpesqodratullah_langkan. Di akun yang sama juga menjelaskan bahwa peringatan ini turut mengenang dan meneladani peran ulama maupun santri kala itu.
Berkaca dari hal itu, generasi muda saat ini haruslah mampu menjaga semangat belajarnya dengan baik. Begitupun dengan semangat ibadah yang juga jangan sampai luntur.
Baca juga: Inilah Sejarah Lengkap Pondok Pesantren Darussalam Ciamis
Dengan simak uraian di atas, pasti tak lagi bingung tentang bagaimana sejarah Resolusi Jihad. Fatwa ini memperlihatkan betapa besarnya jasa dan perjuangan ulama maupun santri dalam melawan penjajah. Berkat peran tersebut, Indonesia tak lagi dijajah oleh negara asing. (R10/HR-Online)