harapanrakyat.com,- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampaknya menanggapi dengan santai seruan penolakan Partai Gelora terhadap PKS untuk berkoalisi dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sehubungan dengan ini, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, menyatakan partainya siap berada di manapun. Baik itu, bergabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran ataupun berdiri di luar pemerintahan.
Sehingga dalam menanggapi penolakan Partai Gelora tersebut, Ahmad Syaikhu mengatakan bukanlah masalah. “Bagi kami, baik di dalam maupun di luar pemerintahan tidak masalah. Kami telah punya pengalaman,” kata Ahmad Syaikhu, Selasa (30/4/2024).
Secara gamblang, Ahmad Syaikhu menuturkan, sejak masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri pada 2001-2004, PKS telah berperan sebagai oposisi. Meskipun sempat bergabung dengan pemerintahan di periode berikutnya, PKS kembali ke peran oposisi selama dua periode kepemimpinan Joko Widodo.
Berikutnya, Ahmad Syaikhu mengungkapkan bahwa keputusan untuk berada di luar atau di dalam pemerintahan, akan ditetapkan oleh Majelis Syura PKS.
Baca Juga: Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Pengamat Politik Ungkap Alasan Penolakan Partai Gelora
Terkait seruan penolakan Partai Gelora terhadap PKS untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran, pengamat politik pun ikut angkat bicara. Salahsatunya Ujang Komarudin, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia.
Ujang Komarudin mengungkapkan alasan penolakan Partai Gelora terhadap potensi PKS masuk koalisi pemerintahan. Bahwa menurutnya, akan sulit untuk menyatukan Partai Gelora dan PKS.
“Alasannya, ya karena konflik antara elite Gelora yang dulunya merupakan kader PKS. Ini alasan utamanya. Maka akan sulit mempertemukan PKS dan Gelora saat ini,” ungkap Ujang Komarudin, Rabu (1/5/2024).
Meskipun demikian, Ujang Komarudin menegaskan dalam konteks membangun bangsa dan negara, Partai Gelora dan PKS seharusnya dapat bersatu.
Sebagai informasi, Partai Gelora telah menjadi salah satu partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Sementara PKS mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Senada dengan Ujang Komarudin, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, mengungkapkan PKS merupakan musuh bebuyutan Partai Gelora. Di mana, elite Gelora seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah dulunya tokoh-tokoh PKS yang kemudian mendirikan Gelora karena konflik internal.
Adi menyebut bahwa sentimen pribadi dan politik menjadi penghalang bagi persatuan kedua partai tersebut.
Baca Juga: Hoaks Megawati Soekarnoputri Meninggal Dunia, Begini Fakta Sebenarnya!
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik menyatakan penolakan terhadap kemungkinan PKS bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab menurutnya, PKS seringkali melontarkan narasi adu domba dan membelah masyarakat selama Pilpres 2024. (Feri Kartono/R7/HR-Online/Editor-Ndu)