harapanrakyat.com – Hingga saat ini, jumlah kasus bullying atau perundungan di Kota Bandung, Jawa Barat, mencapai 208 kasus. DPRD Kota Bandung mendorong elemen masyarakat untuk bersama-sama melakukan kontrol sosial terhadap perundungan.
Baca Juga : Pesan Khusus Mural Anti Bullying di Tembok Unsil Tasikmalaya
Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung, Mohamad Firaldi mengatakan, perlunya peran aktif elemen masyarakat melakukan kontrol sosial terkait kasus ini. Pasalnya, kata Firaldi, kasus perundungan di Kota Bandung sudah meresahkan.
“Kami berharap elemen masyarakat ikut melakukan kontrol sosial akan bullying, karena di Kota Bandung sudah cukup meresahkan,” ungkapnya, Selasa (21/5/2024).
Menurutnya baik pemerintah maupun DPRD Kota Bandung memiliki keterbatasan terkait bullying, terlebih persoalan ini cukup kompleks. Sehingga, kata ia, perlu adanya edukasi kepada generasi muda bahwa bullying tidak pantas dilakukan.
Ia menerangkan, pemerintah sudah banyak melakukan tindakan terhadap bullying, namun kejadiannya banyak terjadi di luar sekolah. Sehingga, ia menilai, perlu adanya Satgasus Anti Bullying.
“Maka kami mendorong elemen masyarakat, salah satunya komunitas Tong Bully melakukan kontrol sosial terhadap bullying. Jika perlu lakukan kontrol yang keras tapi dengan cara yang beradab,” ujar politisi Golkar tersebut.
Kendati demikian, Firaldi menuturkan, pemerintah perlu terus melakukan tindakan preventif atau pencegahan bullying, termasuk di Kota Bandung. Mengingat kasus bullying seperti gunung es, sehingga masih banyak kasus yang belum terekspos ke masyarakat.
Baca Juga : Bertempur Lawan Bullying, Presiden Jokowi Dorong Pendidikan Aman dan Nyaman di Sekolah
“Lakukan pendampingan baik kepada korban maupun pelaku bullying, karena kita ingin Kota Bandung menjadi kota yang ramah. Sehingga tidak terulang lagi kejadian bullying di kalangan anak-anak,” katanya.
Siap Lakukan Pendampingan Korban Kasus Bullying di Kota Bandung
Perwakilan Komunitas Tong Bully, Rinaldi Fauzi menerangkan, gerakan mereka berangkat dari keresahan para orang tua terhadap bullying. Terlebih dengan kejadian perundungan yang marak di Kota Bandung akhir-akhir ini.
“Para orang tua merasa khawatir akan bullying terhadap anak-anaknya, sehingga muncul gerakan Tong Bully ini. Sebab perundungan ini harus ada pencegahan, khususnya di Kota Bandung,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya menerima pengaduan kasus bullying dan pendampingan baik kepada korban maupun pelaku. Bahkan jika memang perlu, pihaknya akan mendampingi dari sisi hukum terhadap kasus bullying.
“Kasus bullying yang tidak terekspos mungkin lebih banyak, maka kita terus melakukan edukasi dan literasi. Kita berupaya memperbaiki karakter anak-anak, sehingga tindakan bullying Kota Bandung bisa kita cegah bersama-sama,” ucapnya. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)