harapanrakyat.com,- Buntut kecelakaan maut yang menewaskan banyak korban dari siswa study tour Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut, Jawa Barat meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, menghapus kegiatan yang tidak dianggap penting bagi pelajar.
DPRD Komisi pendidikan menganggap kegiatan di luar jam belajar seperti jalan-jalan perpisahan siswa merupakan modus bisnis yang dibalut judul study tour.
Pasca kasus kecelakaan maut Subang, DPRD Garut merekomendasikan Disdik tidak ikut-ikutan memberi izin sekolah yang akan melakukan study tour.
Komisi IV DPRD Garut, yang merupakan komisi pendidikan menganggap kasus mirip Subang sering terjadi. Bahkan seolah selalu diulangi karena sekolah tak bercermin dari kasus sebelumnya.
Baca Juga: Polres Garut Libatkan LPSK dan KPAI Tangani Kasus Perampokan dan Pembunuhan
Ketua Komisi IV DPRD Garut, Tatang Sumirat, menyerukan agar pihak sekolah menghentikan kegiatan study tour. Hal itu dengan mempertimbangkan manfaat dan potensi risiko yang fatal saat kegiatan dilakukan.
Sekolah perlu mempertimbangkan risiko perpisahan siswa modus jalan-jalan yang dibalut judul study tour ini.
Apalagi study tour dianggap memberatkan orang tua siswa dalam iuran pembayaran. Acara yang dianggap tak penting bagi kelangsungan siswa itu juga merupakan pemborosan bagi orang tua.
“Jangan sampai bisnis study tour ini mengorbankan orang tua siswa. Termasuk juga menumbalkan siswa siswi dan para guru,” singkat Tatang Sumirat ketua komisi IV DPRD Garut, Senin (13/5/2024).
Rencananya DPRD Garut akan memanggil Dinas Pendidikan. DPRD Garut akan meminta Dinas Pendidikan mengeluarkan surat edaran kepada sekolah-sekolah. Surat Edaran tersebut berisi imbauan agar sekolah tidak menggelar kegiatan yang dianggap tak berfaedah bagi pendidikan siswa. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)