Sejarah Boven Digoel melegenda hingga kini. Tempat tersebut selama ini terkenal sebagai kamp tahanan yang seram selama masa pemerintahan Hindia Belanda. Kamp ini dulunya jadi tempat tahanan komunis.
Baca juga: Sejarah Belanda Bebaskan Tahanan Politik di Boven Digoel 1930
Untuk penamaannya, tampak jelas bahwa tempat ini masih satu kawasan dengan Papua bagian selatan. Tempat ini memang tak bisa terlepas dari Sungai Digoel di wilayah tersebut.
Sejarah Boven Digoel dan Awal Pembentukannya
Tempat ini terbentuk bukan tanpa alasan. Kawasan ini mulai berdiri sejak tahun 1927. Awalnya tempat ini terkenal dengan sebutan Digul Atas.
Tujuan pembangunannya untuk menampung tokoh bumi putera yang terlibat Pemberontakan November 1926. Aksi pemberontakan tersebut melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selain PKI, pemberontakan yang bersejarah tersebut juga melibatkan tokoh perlawanan dengan basis politik dan agama. Tokoh-tokoh ini ada di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Maluku.
Tokoh Pergerakan yang Dibuang di Boven Digoel
Dalam sejarah Boven Digoel, ada banyak tokoh pergerakan yang pernah diasingkan ke tempat ini. Salah satunya ialah Sayuti Melik.
Tokoh tersebut berada di kamp tahanan sejak tahun 1927 sampai dengan 1938. Ia masuk penjara lantaran muncul dugaan telah menghasut rakyat agar melawan pemerintahan Hindia Belanda kala itu.
Selain Sayuti Melik, pemerintah Hindia Belanda juga menangkap Mohammad Hatta. Pemerintah menganggap tokoh proklamasi tersebut selalu membangkang segala bentuk penjajahan Belanda.
Baca juga: Kamp Pengasingan Boven Digoel, Awalnya Tempat Buangan Komunis
Tak hanya itu, masih ada banyak tokoh lainnya yang juga dibuang di wilayah tersebut sebagaimana dalam sejarah Boven Digoel. Sebut saja Sutan Sjahrir, Muchtar Lutffi, Mas Marco Kartodikromo dan Ilyas Yacub.
Penutupan Boven Digoel
Kamp tahanan ini mulai goyah saat memasuki Perang Dunia II. Meski pemerintah kolonial ingin mempertahankannya, namun akhirnya terpaksa tutup pada tahun 1943.
Penutupan ini lantaran tentara Jepang mendesak pemerintah kolonial Hindia Belanda mundur ke Melbourne, Australia. Tak lupa pemerintah kolonial juga membawa para tahanan agar tak bekerjasama dengan Jepang.
Pemindahan tahanan ini melibatkan Ch. O. van der Plas sebagai pimpinannya. Namun siapa sangka bahwa peristiwa ini jadi titik balik yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Saat Jepang mengalami kekalahan, para tahanan memboikot kapal Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada akhirnya, Belanda tak lagi bisa menjajah Indonesia.
Fakta Boven Digoel
Dengan sejarah di atas, kamp tahanan Boven Digoel ini memiliki banyak fakta yang tak kalah penting diketahui. Adapun beberapa faktanya ialah sebagai berikut.
Kondisi Wilayah
Salah satu fakta kamp tahanan ini tak lain seputar kondisi wilayahnya. Wilayah ini masih satu bagian dengan Karesidenan Maluku, Nieuw Guinea Selatan.
Baca juga: Sejarah Rumah Belanda di Indonesia Lengkap dengan Ciri Khasnya
Sebagai tempat pengasingan, kondisi wilayah ini sangatlah menyeramkan. Bahkan banyak yang menyebutnya sebagai jungle sanatorium.
Sebutan ini muncul karena wilayahnya memang terisolir. Di sekelilingnya penuh dengan rawa dan hutan belukar. Hewan buas juga kerap berkeliaran di wilayah ini.
Luas
Fakta selanjutnya yang berkaitan dengan sejarah Boven Digoel yakni luas wilayah. Kamp ini memiliki luas lahan hingga 10.000 hektare.
Dengan luas lahan tersebut, pemerintah kolonial membangun tiga kamp. Mulai dari gudang arang, tanah tinggi sampai dengan tanah merah.
Tercatat di Berbagai Sejarah
Sebagai tempat pengasingan terkenal dan seram di era penjajahan Belanda, tak heran jika kamp ini tercatat dalam beragam sejarah. Hal tersebut terungkap lewat unggahan video di kanal YouTube Trans TV Official pada tahun 2022 lalu.
Postingan berisikan video soal kamp ini curi perhatian warganet. Ada salah satu warganet yang tertarik untuk melihat video mengenai kamp tahanan Boven Digoel ini setelah membaca buku sejarah Bung Hatta.
Ada juga warganet yang melihat video tersebut sesudah membaca buku mengenai hantu Digoel. Terlihat jelas bahwa kamp tahanan ini memang curi atensi publik.
Video di kanal YouTube ini sendiri sudah memiliki ribuan viewer dan puluhan like. Bahkan tak hanya satu video saja, sebab Trans TV Official juga mengunggah postingan tentang kamp tersebut di hari yang sama.
Baca juga: Sejarah Keraton Kacirebonan, Saksi Bisu Konflik Rakyat dengan Kolonial Belanda
Sejarah Boven Digoel perlu diketahui. Terlebih lagi bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana era penjajahan Belanda silam. Dengan menyimaknya, tentu juga bisa tahu lika-liku perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan Indonesia. (R10/HR-Online)