harapanrakyat.com – Apindo Jawa Barat mencatat, rasio penyerapan tenaga kerja per Rp 1 triliun investasi pada 2023 hanya mencapai 1.203 orang. Jumlah tersebut menurun daripada periode 2016 sebanyak 3.497 orang.
Baca Juga : Disnaker Ciamis Layani Masyarakat Buat AK1 Secara Online
Ketua Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik mengatakan, peningkatan kualitas SDM di Jawa Barat saat ini, menjadi hal yang penting. Sebab dengan perubahan zaman, mulai terjadinya pergeseran investasi dari sebelumnya padat karya menjadi padat modal.
“Maka transformasi kebutuhan tenaga kerja menjadi tantangan bersama, serta perlu adanya peningkatan kualitas SDM untuk menciptakan daya saing. Hal ini bisa tercapai tersebut dengan adanya kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah,” ungkapnya, Minggu (28/4/2024).
Menurutnya, walau menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi 6 tahun berturut-turut, namun Jawa Barat juga menghadapi tantangan. Tantangan itu berupa tingginya jumlah pengangguran yang mencapai 1,8 juta jiwa atau 24 persen dari nasional.
“Kami dan Wakil Menteri Keuangan sepakat bahwa dalam meningkatkan kualitas SDM, maka anggaran pendidikan harus dikelola dengan maksimal untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing,” ujarnya.
Serap Tenaga Kerja Berkualitas, APINDO Jawa Barat Imbau Lakukan Ini
Ia menuturkan, salah satunya melalui dana abadi pendidikan sebesar Rp 139 triliun yang terakumulasi sejak 2010 hingga 2023. Pengelolaan dana abadi tersebut untuk menjawab tantangan masa depan dalam bentuk pendanaan riset dan pemberian beasiswa pendidikan LPDP.
Melalui program ini, lanjut Ning, sebanyak 45.496 anak Indonesia mendapat gelar pendidikan. Dengan demikian, hal itu pun dapat berpengaruh terhadap rasio penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga : Pengangguran di Cimahi Terbanyak se Jawa Barat, Pemkot Lakukan Strategi
“Dana abadi tersebut seharusnya ikut menjawab tantangan kebutuhan riil pengusaha saat ini. Sebagai contoh bahwa investor-investor saat ini membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai. Sehingga tidak hanya lulusan SMA atau SMK, tetapi juga plus keterampilan tertentu bahkan termasuk soft skill,” katanya.
Ning menambahkan dalam menjawab tantangan kualitas SDM, pihaknya telah menandatangani MoU dengan berbagai kampus. Lebih jauh, melalui program Pengusaha Mengajar, bertujuan memberikan pemahaman kepada kampus terkait kebutuhan dunia usaha. Selain itu mengajarkan mahasiswa untuk memiliki karakter pengusaha.
“Termasuk melalui program UMKM Merdeka yang merupakan program pendampingan UMKM oleh mahasiswa. Kami berharap mampu menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa. Dengan demikian, mampu menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi solusi masalah tenaga kerja di Jawa Barat,” ucapnya. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)