harapanrakyat.com,- Produksi bawang merah dari petani lokal di Kota Banjar, Jawa Barat, tidak mampu mencukupi kebutuhan pasar. Hal itu berimbas terhadap tingginya harga bawang merah di pasar tradisional yang saat ini mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Baca Juga: Hasil Panen Bawang Merah Petani di Langkaplancar Pangandaran Maksimal
Kepala DKP3 (Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan) Kota Banjar Yoyon Cuhyon mengatakan, pada tahun 2023 panen bawang merah dari petani lokal mencapai 5 ton.
Sedangkan, pada tahun ini belum ada produksi hasil panen karena para petani tidak ada yang menanam bawang merah.
Adapun kebutuhan pasar untuk komoditas bawang merah mencapai sekitar 48 ton per bulan, sehingga hasil panen dari petani lokal belum bisa mencukupi kebutuhan pasar.
“Tahun ini produksi bawang merah nihil karena tidak ada petani yang tanam. Kalau tahun kemarin itu sekitar 5 ton,” kata Yoyon kepada harapanrakyat.com, Kamis (25/4/2024).
Lanjutnya menyebutkan, saat ini petani di Kota Banjar yang mengembangkan bawang merah masih sedikit. Hanya di daerah persawahan Desa Binangun saja, dan itu pun lahannya kurang dari satu hektar.
Menurut Yoyon, masih sedikitnya petani yang mengembangkan komoditas bawang merah karena mereka belum terbiasa. Selain itu, untuk produksi komoditas tersebut juga butuh modal yang cukup.
“Petani bawang merah di Banjar masih sedikit, hanya ada di daerah Binangun saja. Itu juga kurang dari 1 hektar karena belum terbiasa dan memerlukan modal yang cukup besar,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, harga bawang merah di Pasar Banjar usai Lebaran masih tinggi, yakni mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Penyebabnya karena petani di daerah pemasok mengalami gagal panen.
Baca Juga: Hasil Panen Petani Menurun, DKP3 Kota Banjar Belum Petakan Potensi Kerugian
Para pedagang komoditas bawang merah selama ini masih mengandalkan pasokan dari luar daerah, sebab hasil produksi bawang merah dari petani lokal masih minim. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)