harapanrakyat.com – Pelaku UMKM Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengeluhkan belum meratanya program bantuan modal untuk pelaku industri rumahan. Kalaupun ada program bantuan, pelaku industri rumahan kerap terkendala akses bantuan yang lumayan rumit.
Baca Juga : Dekranasda Miliki Peran Strategis Majukan UMKM di Jawa Barat
Seperti halnya dikatakan seorang pelaku UMKM di Kampung Narawita, Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Roni Sugianto (50). Ia mengaku, selama ini belum ada perhatian merata dari Pemkab Bandung kepada pelaku UMKM, khususnya bantuan modal usaha.
Roni menjelaskan, sejak 2012 lalu ia merintis usaha olahan singkong. Dalam proses produksinya, ia melibatkan 5 orang pekerja lepas yang bertugas mengemas hasil olahannya yang ia labeli Galetot. Selain itu, dalam menjalankan proses produksinya itu, ia melibatkan dengan petani singkong yang berada di sekitar rumahnya. Bahkan, hingga saat ini ia pun hanya mengandalkan modal pribadi untuk mempertahankan industri UMKM-nya itu.
“Kendala terbesar yang saya hadapi sebagai pelaku UMKM, tidak lain keterbatasan modal. Padahal, secara tidak langsung saya juga turut memberdayakan masyarakat. Saya mengharapkan Pemkab Bandung mempermudah bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan akses bantuan modal,” ungkapnya, Minggu (21/4/2024).
Tidak hanya di Kabupaten Bandung, bahkan hasil produknya itu kerap menjadi oleh-oleh hingga ke Sumatera, Kalimantan, dan beberapa daerah lainnya. Bahkan, banyak warga di sekitar rumahnya yang bekerja di Jepang, kerap membawa Galetot sebagai buah tangan.
Dari segi harga, kata Roni, ia membanderol Rp 5000 untuk kemasan 65 gram, Rp 12.500 (150 gram), dan Rp 17.500 (250 gram). Ia memproduksi 6 varian rasa yakni rasa balado, balado pedas, barbekyu, jagung manis, jagung bakar, dan rasa keju.
Baca Juga : Angkat Ruang UMKM, Teten Masduki Sanjung Persib Store Bandung
Terkait omset, Roni menjelaskan, dengan kondisi saat ini pendapatannya tidak menentu. Rata-rata omset hariannya antara Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu. itu pun tidak menentu, tergantung ramai atau sepinya pembeli.
“Harapan saya agar pelaku UMKM ini ada keleluasaan akses untuk bantuan modal usaha. Karena sejauh ini, program yang digulirkan Pemkab Bandung saat ini belum menyentuh secara merata. Hanya sebatas program, di lapangan mah masih sulit,” ucapnya.
Stimulus Bantuan Modal Kembangkan Produk UMKM
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Sugianto mengatakan, untuk mendukung usaha rumahan ini perlu adanya stimulus bantuan dari pemerintah.
“Untuk membantu pelaku UMKM di Kabupaten Bandung ini, tentunya pemerintah harus hadir di tengah masyarakat. Program bantuan pemerintah untuk pelaku UMKM harus lebih masif dan lebih mudah lagi aksesnya. Hal itu untuk mendukung keberlangsungan pelaku UMKM di Kabupaten Bandung,” ucapnya.
Ia tidak mengharapkan, pelaku UMKM malah meminjam uang ke rentenir akibat keterbatasan akses bantuan permodalan. Atau pelaku UMKM hanya mengandalkan modal sendiri untuk berjuang memproduksi produk olahan rumahannya itu.
“Jangan sampai, pelaku UMKM di Kabupaten Bandung hanya mengandalkan modalnya sendiri untuk mengembangkan produknya. Atau lebih parahnya lagi mereka pinjam modal ke rentenir hanya untuk bertahan hidup mempertahankan usahanya,” tuturnya.
Sebagai informasi, Pemkab Bandung menggulirkan kartu wirausaha modal bergulir Bedas yang menjadi salah satu program unggulan Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Bupati menjelaskan, kartu wirausaha modal bergulir itu khusus untuk membantu UMKM mengembangkan bisnisnya. (Ecep/R13/HR Online)