Sejak masa penjajahan Jepang santer terdengar istilah gerakan bawah tanah. Istilah ini sebenarnya berkaitan erat dengan perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan Jepang. Bahkan gerakan ini termasuk salah satu perjuangan yang mampu mendekatkan bangsa ke kemerdekaan.
Baca juga: Sejarah Pertempuran Perlintasan Ciater, Detik-detik Jatuhnya Kota Bandung ke Tangan Jepang
Setelah Belanda, Jepang memang menjajah Indonesia. Masa penjajahannya antara tahun 1942 sampai dengan 1945. Meski masa penjajahannya lebih singkat dari Belanda, namun Jepang sangatlah kejam.
Gerakan Bawah Tanah dan Penjelasannya
Kekejaman Jepang membuat Indonesia sangat menderita. Hingga pada akhirnya rakyat bersatupadu untuk melawan agar terbebas dari penjajahan Jepang.
Adapun salah satu bentuk perlawanan tersebut ialah dengan membentuk gerakan bawah tanah. Gerakan ini tidak melibatkan senjata.
Dalam gerakan bawah tanah ini, rakyat Indonesia berupaya untuk menggalang solidaritas secara sembunyi-sembunyi. Dengan begitu, rakyat bisa semakin kompak untuk merebut kembali Indonesia dari tangan penjajah Jepang.
Latar Belakang Pergerakan
Pergerakan ini memiliki latar belakang yang penuh dengan sejarah. Latar belakangnya berawal saat Jepang menduduki Indonesia karena membutuhkan sumber daya.
Sumber daya tersebut Jepang gunakan untuk melancarkan keperluan Perang Asia Pasifik. Dengan alasan tersebut, Jepang tak pernah berhenti untuk membujuk rakyat Indonesia agar mendukungnya.
Bahkan jepang juga mengharapkan dukungan dari pemimpin Indonesia. Hal tersebut tak terkecuali Sutan Syahrir, Soekarno, dan Mohammad Hatta.
Baca juga: Seikerei Budaya Jepang yang Bertentangan dengan Kabilah Ajengan di Kota Garut
Ketiganya dengan tegas menolaknya. Akan tetapi, para pemimpin mengubah keputusannya demi melanjutkan perjuangan kemerdekaan.
Jepang kala itu memang menetapkan penjagaan yang sangat ketat sehingga membatasi rakyat Indonesia. Dari sinilah terlahir gerakan bawah tanah.
Gerakan ini sengaja dilakukan secara diam-diam. Tujuannya agar pemerintah Jepang tak mencurigai hal tersebut.
Tokoh yang Mempelopori Gerakan
Gerakan bawah tanah tak muncul begitu saja. Ada sejumlah tokoh yang mempelopori gerakan ini. Salah satunya ialah Sutan Syahrir.
Dalam pergerakannya, ia mengumpulkan teman sekolah, anggota organisasi, dan bekerjasama dengan para pemimpin bangsa. Guna menutupi pergerakannya, ia memutuskan untuk jadi pengajar yang berdedikasi di Asrama Indonesia Merdeka. Asmara ini didirikan oleh Angkatan Laut Jepang.
Selain Sutan Syahrir, juga ada Amir Syarifudin. Tokoh ini turut terlibat dalam memata-matai siaran radio dari penjajah Jepang dalam gerakan bawah tanah.
Kemudian ada Sukarni Kartodiwirjo. Bersama kelompoknya, ia aktif membeberkan kebohongan yang Jepang lakukan. Ia juga ada kaitannya dengan peristiwa penculikan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.
Selanjutnya, ada Ahmad Subarjo. Ia mengumpulkan tokoh Indonesia yang ada di Angkatan Laut Jepang. Aksinya mampu menanamkan semangat nasionalisme untuk terbebas dari penjajah Jepang.
Tak hanya itu, masih ada banyak tokoh lainnya yang juga ikut berjasa. Sebut saja kelompok mahasiswa dan Wikana yang memimpin kelompok Kaigun (Angkatan Laut).
Tujuan Pergerakan
Gerakan bawah tanah ini tentu lahir bukan tanpa tujuan. Tokoh-tokoh pahlawan di atas menciptakan pergerakan ini dengan tujuan untuk mendongkrak semangat.
Baca juga: Sejarah Menyerahnya Jepang Tanpa Syarat, dari Deklarasi Postdam hingga Bom Atom Hiroshima-Nagasaki
Semangat yang menggebu-gebu tersebut sangat penting untuk meraih cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dalam pergerakan ini, pejuang saling bahu-membahu untuk melakukan propaganda.
Lewat pergerakan ini, pahlawan juga menyebarkan informasi agar tekad perjuangan rakyat jadi semakin kuat. Secara tak langsung, hal tersebut bisa mendorong sekaligus memotivasi rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan Jepang.
Meneladani Perjuangan Pahlawan Nasional
Upaya untuk melawan penjajahan, baik itu Belanda maupun Jepang, tidaklah mudah. Bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Akan tetapi, para pejuang tak gentar melakukan gerakan bawah tanah. Hal ini tentu saja patut jadi teladan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Meski saat ini Indonesia sudah tak dijajah oleh negara lain, namun masih terbelenggu dengan banyak masalah. Salah satunya yakni kebodohan.
Dalam meneladani perjuangan pahlawan nasional, sudah semestinya kita belajar dan menambah wawasan untuk mengatasi kebodohan. Upaya ini bisa menciptakan generasi emas yang pastinya menguntungkan sekaligus membanggakan bangsa.
Sebagaimana para pejuang, meski ada di bawah kekuasaan Jepang, tetap tak berhenti melakukan pergerakan perlawanan. Oleh karena itu, tak ada alasan untuk tidak ikut berjuang dalam membawa Indonesia jadi semakin maju di mata dunia.
Baca juga: Sejarah Pertempuran Leuwiliang, Detik-Detik Peralihan Kekuasaan dari Belanda ke Jepang
Terlihat jelas bahwa gerakan bawah tanah jadi wujud perjuangan pahlawan bangsa. Jasanya haruslah dikenang sampai sekarang. Jadikan keberanian dan tekad tersebut sebagai teladan.