Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengungkapkan kekhawatiran serius terhadap lonjakan harga bawang merah di pasaran. Pasalnya, saat ini harga bawang merah telah mencapai Rp 80 ribu per kilogram.
Menurut Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri, harga tersebut telah melonjak dua kali lipat dari harga normalnya di kisaran Rp 30 ribu per kilogram.
Mansuri menjelaskan, kenaikan yang drastis ini disebabkan oleh kegagalan produksi akibat banjir di beberapa wilayah penghasil bawang merah.
Wilayah-wilayah tersebut seperti Jawa Tengah, Kabupaten Demak, Grobogan, dan Pati yang terdampak parah mengalami kegagalan panen yang berdampak langsung pada pasokan nasional.
“IKAPPI mencatat lonjakan harga bawang merah di pasaran terjadi menjelang Idul Fitri dan berlanjut hingga pasca-Idul Fitri. Kondisi ini telah menciptakan ketidakstabilan harga yang memberatkan konsumen,” ujar Mansuri, Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Harga Bawang Merah di Pasar Banjar Tembus Rp50 Ribu Usai Lebaran, Melebihi Daging Ayam
Dalam menghadapi permasalahan ini, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera bertindak. Mansuri menekankan perlunya percepatan distribusi ke wilayah-wilayah dengan kebutuhan tinggi seperti Jabodetabek.
Selain itu, dia juga menawarkan opsi subsidi dan pengalihan produksi dari daerah-daerah, seperti Solok di Sumatera Barat dan Bima di NTB ke Jabodetabek, untuk mengamankan pasokan dan menstabilkan harga.
Bapanas Intervensi Lonjakan Harga Bawang Merah di Pasaran
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan telah melakukan intervensi untuk mengatasi lonjakan harga bawang merah di pasaran.
Menurutnya, harga bawang merah akan kembali normal dalam rentang waktu 30-40 hari ke depan.
“Kami sedang berupaya keras untuk mengatasi masalah ini. Dengan adanya intervensi dari pemerintah, kami yakin harga bawang merah akan kembali stabil dalam waktu yang relatif singkat,” ujar Arief.
Arief juga menambahkan bahwa meskipun terjadi penurunan harga, pemerintah terus memantau situasi pasokan dan harga secara berkala.
Langkah-langkah pun telah diambil untuk memindahkan stok dari daerah produsen berlebih ke wilayah yang kekurangan pasokan. Sebagai langkah preventif untuk menjaga stabilitas harga.
Terkait dengan penyebab lonjakan harga bawang merah di pasaran, kata Arief, banjir yang melanda beberapa wilayah penghasil bawang merah telah mengurangi stok, menyebabkan kenaikan harga tersebut.
Dia pun menegaskan bahwa upaya pemulihan terus dilakukan. Termasuk dengan memindahkan stok dari sentra produksi yang berlebih ke wilayah yang kekurangan pasokan. (Feri Kartono/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)