harapanrakyat.com – Sedikitnya 65 rumah di Kampung Tinggarjaya Hilir RT 2 RW 1, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, rusak akibat bencana angin puting beliung. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (24/4/2024) sore.
Baca Juga : Longsor 2 Desa di Cikoneng Ciamis, Tutupi Jalan dan Timpa Rumah Warga
Berdasarkan data BPBD Jawa Barat, sebanyak 30 rumah mengalami rusak berat. Sedangkan sisanya mengalami rusak ringan akibat angin puting beliung tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Seorang warga Tinggarjaya, Cimaung, Imas Nurjanah (33) mengatakan, saat angin puting beliung terjadi ia sedang berada di dalam rumah. Namun, tiba-tiba terdengar gemuruh dari luar rumah. Ia menyangka, suara gemuruh itu adalah suara pesawat.
“Saya kira hanya hujan, tapi ternyata ada angin (kencang). Dari dalam rumah, saya lihat banyak atap rumah tetangga yang beterbangan. Saya sangat panik,” ungkap salah satu korban terdampak angin puting beliung di Cimaung itu, Kamis (25/4/2024).
Ia menjelaskan, kejadian angin kencang itu memang tidak lama. Ia memperkirakan antara 3 hingga 5 menit. Saking gugupnya, Imas tidak sadar jika dapur rumahnya rata dengan tanah karena tertimpa pohon tumbang. Ia baru menyadari dapurnya ambruk tertimpa pohon ketika membuka pintu untuk melihat keadaan setelah angin mereda.
“Pas buka pintu ternyata sudah ambruk rata dengan tanah. Kalau tidak tertahan dapur, mungkin atap rumah juga bisa terbelah akibat angin puting beliung ini,” ucap warga Cimaung itu.
Baca Juga : Longsor Tutup Akses Jalan Bungbulang Garut, Petugas Gabungan Evakuasi Reruntuhan Tanah
Saat ini, warga juga mulai melakukan pembersihan material yang terbawa oleh angin puting beliung tersebut.
BPBD: Tak Ada Korban Jiwa Angin Puting Beliung di Cimaung
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska mengatakan, saat ini relawan BPBD terus melakukan pendataan korban terdampak bencana.
Ia juga membenarkan, dalam kejadian angin puting beliung di Cimaung itu tidak menimbulkan korban meninggal. Ia menuturkan, terjadinya bencana itu dampak dari peralihan cuaca.
“Sekarang memasuki musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. Biasanya, peralihan ini ada hujan yang disertai angin kencang. Kami imbau warga meningkatkan kewaspadaannya,” ungkapnya. (Ecep/R13/HR Online)