Sejarah pertempuran Lengkong Besar merupakan salah satu pertempuran yang melibatkan Sekutu dan Belanda melawan pasukan Indonesia. Pertempuran besar-besaran melawan Sekutu dan Belanda ini terjadi di Jalan Lengkong Besar, Bandung, Jawa Barat pada 2 Desember 1945.
Pertempuran kala itu bertujuan untuk membebaskan para tawanan orang-orang Belanda dan Indo-Eropa yang ada di daerah Ciateul dan Lengkong.
Untuk memuluskan rencananya ini, pasukan Sekutu menurunkan pasukan khususnya yaitu pasukan Gurkha. Pasukan Gurkha menyerang pada pukul lima pagi dan membuat pasukan Indonesia cukup kewalahan.
Dampaknya Sekutu dan Belanda berhasil membebaskan para tawanan dan mundur ke wilayah yang mereka kuasai.
Baca Juga: Sejarah Hari Film Nasional, Terinspirasi dari Syuting Pertama Film Darah dan Doa
Sejarah Pertempuran Lengkong Besar dan Awal Peperangan dengan Sekutu dan NICA
Pertempuran Lengkong Besar berawal dari kedatangan pasukan Sekutu ke Bandung. Kedatangan Sekutu bersama NICA tersebut membuat wilayah Bandung kala itu terpecah menjadi dua bagian. Sekutu menguasai Bandung Utara, sedangkan pasukan Indonesia menguasai Bandung Selatan.
Bentrokan antara kedua belah pihak ini pun tidak bisa terhindarkan. Korban pun berjatuhan dari kedua belah pihak. Salah satu pertempuran yang cukup besar kala itu adalah pertempuran Lengkong Besar.
Mengutip dari “Monumen Perjuangan Daerah Jawa Barat”, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1987), Pertempuran Lengkong Besar ini terjadi ketika pasukan Sekutu berusaha untuk membebaskan interniran Belanda yang kala itu ada dalam tahanan.
Pasukan Sekutu menyerang pada 2 Desember 1945. Pasukan Sekutu yang melakukan penyerangan terdiri dari pasukan NICA dan Gurkha besama dengan pasukan P An Tui (pasukan Cina). Serangan fajar dilakukan di daerah Ciateul.
Konvoi besar-besaran pasukan Sekutu melibatkan tiga buah tank dan beberapa panser. Melihat pasukan Sekutu yang ingin masuk ke wilayah Indonesia, pasukan Indonesia pun berusaha menghadang pasukan Sekutu.
Penghadangan yang dilakukan oleh pasukan Indonesia tersebut cukup membuat pasukan musuh gentar. Meskipun, kekuatan mereka tidak besar, tetapi sukses membuat musuh kerepotan.
Pasukan Sekutu kemudian meminta bantuan dua pesawat B-25 dan tiga pesawat F-51 Mustang untuk mengawal masuknya mereka menuju Ciateul. Para pasukan Sekutu melalui Jalan Lengkong Besar untuk mencapai tujuannya dan di sanalah terjadi pertempuran.
Pasukan Indonesia dengan segala keterbatasan melakukan perlawanan sambil berteriak “Allahu Akbar”. Bahkan ketika itu ada beberapa pemuda yang sampai memanjat tank musuh.
Namun, usaha yang dilakukan oleh para pasukan Indonesia tersebut tidak terlalu berpengaruh. Pasalnya pasukan Indonesia sudah gugur terlebih dahulu sebelum bisa menaiki tank musuh.
Persenjataan yang lengkap dari pasukan Sekutu membuat mereka berhasil memasuki kawasan Lengkong Tengah dan daerah Ciateul.
Baca Juga: Sejarah Monumen Bandung Lautan Api, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Usir Penjajah
Pembebasan Tahanan dan Interniran Belanda
Pertempuran Lengkong Besar berawal dari usaha Sekutu membebaskan interniran Belanda, Para tahanan interniran Belanda maupun Indo Eropa ini merupakan sisa-sisa dari orang Belanda yang tidak bisa kabur dari pendudukan Jepang.
Selama masa-masa pendudukan Jepang, orang-orang Belanda hingga Indo-Eropa harus ditahan bersama dengan orang pribumi yang melakukan perlawanan.
Tujuan pasukan Sekutu membebaskan para interniran ini adalah untuk mempersenjatai mereka dan melakukan perlawanan terhadap pasukan Indonesia.
Usaha yang dilakukan oleh pasukan Sekutu bersama dengan NICA dan pasukan khusus lainnya ini membuahkan hasil.
Serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Sekutu selama 6 jam membuat pasukan Indonesia terdesak.
Pasukan Indonesia yang terdesak kala itu sebenarnya sempat mendapatkan bantuan dari Hizbullah sebanyak 200 orang.
Namun, pasukan Sekutu mendapatkan dukungan dari pesawat terbang mereka yang melakukan pengeboman terhadap pasukan Indonesia.
Para pasukan Sekutu yang berhasil membebaskan para tawanan dan interniran Belanda atau Indo-Eropa kemudian mundur ke Hotel Homan. Barulah setelah itu pasukan Sekutu membawa mereka ke wilayah Bandung Utara yang menjadi basis pertahanan Sekutu.
Akhir Pertempuran Lengkong Besar
Mengutip dari, “Peranan Desa dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus Keterlibatan Beberapa Desa di Daerah Bandung dan Sekitarnya tahun 1945-1949”, (1995) mundurnya pasukan Sekutu ke Hotel Homan pada petang hari menandai berakhirnya pertempuran Lengkong Besar.
Pasca pertempuran yang menguras tenaga tersebut, pasukan Indonesia mulai mengumpulkan korban perang bersama LASWI, PMI, dan warga sekitar.
Jika melihat dari persenjataan pasukan Sekutu, korban dari pihak Indonesia terbilang tidak terlalu banyak.
Untuk mengenang peristiwa Pertempuran Lengkong Besar ini, pemerintah membangun Monumen Lengkong Besar yang terletak di Jalan Lengkong Besar-Cikawao, Bandung.
Monumen tersebut berbentuk sebuah senapan mesin karaben, sebuah golok tertancap pada punggung karaben, bambu runcing dari pipa besi dan sebuah batu prasasti.
Baca Juga: Sejarah Gereja Kristen Pasundan dan Strategi Penyebaran Agama yang Memikat Orang Sunda
Monumen tersebut menjadi tanda jasa dan bukti perjuangan bagi para pejuang yang gugur selama pertempuran tersebut. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)