Bioskop Majestic di Bandung merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang sudah ada Indonesia sejak 100 tahun silam. Lokasi Bioskop Majestic berada di Jalan Braga dan digadang-gadang sebagai bioskop pertama di kota tersebut.
Baca Juga: Sejarah Warung Kopi Purnama, Kedai Kopi Otentik Pertama di Kota Bandung
Memang sejak lama Bioskop Majestic menjadi salah satu tempat berkunjung para elit-elit Belanda ketika berlibur ke kawasan Jalan Braga, Kota Bandung.
Kawasan yang dikenal sebagai pusat hiburan itu memang dirancang dengan berbagai tempat-tempat wisata bagi orang Belanda.
Orang-orang elit Belanda menjadikan kawasan ini sebagai tempat untuk melepas lelah setelah pekerjaan-pekerjaan yang mereka lakukan.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasan mengenai sejarah Bioskop Majestic, dari arsitektur bangunan hingga nasibnya pasca kemerdekaan Indonesia.
Sejarah Bioskop Majestic di Bandung
Mengutip dari “Indonesia Poenja Tjerita” (2016), bioskop ini berdiri pada awal dekade 1920-an dan selesai pada tahun 1925. Perancang bangunan bioskop adalah Prof. Ir. Wolff Schoemaker, salah satu arsitek terkenal kala itu.
Ia banyak merancang bangunan yang ada di Bandung, seperti Gedung Asia-Afrika, Gedung PLN, Masjid Cipaganti, Hotel Preanger, hingga Gereja Katedral di Jalan Merdeka.
Prof. Ir. Wolff Schoemaker merancang bangunan tersebut dengan gaya art deco yang memang terkenal pada tahun 1920, terutama di Eropa.
Pada awalnya bangunan ini bukanlah menggunakan nama Bioskop Majestic, melainkan Concordia Bioscoop.
Bioskop Majestic dibangun di Bandung mengikuti perkembangan kawasan Braga yang kala itu menjadi pusat aktivitas bagi kaum-kaum elit Eropa, terutama pada era 1920-an.
Baca Juga: Sejarah Maison Bogerijen di Jalan Braga Bandung, Restoran Elit Zaman Belanda
Daerah tersebut menjadi simbol bagi pusat perbelanjaan hingga pusat hiburan. Oleh karena itu, pembangunan Bioskop Majestic tidak bisa dihindari. Orang-orang Belanda, khususnya kalangan elit sangat menyukai hiburan, terutama bioskop.
Munculnya Bioskop Majestic di Jalan Braga, Bandung ini juga membuat masuknya film-film Eropa dan Amerika. Hal inilah yang menjadi tanda bahwa film-film barat, terutama Eropa dan Amerika sudah muncul di Indonesia. Bahkan sejak masih bernama Hindia Belanda.
Arsitektur Bangunan Bioskop Majestic
Meskipun Bioskop Majestic kental dengan gaya Eropa, namun tidak bisa dipungkiri bahwa C.P. Wolff Schoemaker juga memasukkan unsur-unsur lokal pada bangunannya.
Mengutip dari “Karakteristik Fasad Gedung De Majestic Braga Karya C.P. Wolff Schoemaker” (2021). Karakter Eropa pada Gedung De Majestic terlihat pada ukuran bentuk geometris bangunannya. Serta penempatan pintu jendela yang simetris antara bagian kanan dan kiri bangunan.
Unsur simetris dipertegas dengan deretan vertical lubang angin menyerupai garis sumbu, yang membagi bangunan menjadi dua bagian dengan seimbang.
Unsur lokal pada bangunan ini terlihat pada ornamen Kala berukuran besar, dan berwarna emas yang ada pada bagian atas fasad bangunan sebagai aksen.
Ornamen Kala ini sendiri sebenarnya merupakan ornamen yang lumrah kita temui pada candi-candi tradisional Jawa.
Biasanya Kala digambarkan sebagai makhluk dengan mata melotot, mulut menyeringai, taring tajam, dan lidah yang menjulur.
Tak hanya itu, bangunan ini juga lengkap dengan ornamen floral yang terdapat pada bagian bawah Kala, dan pada kusen jendela sebagai penambah kesan estetiknya.
Kedua ornamen tersebut memberikan kesan bahwa sebenarnya sang arsitek perancang Bioskop Majestic di Bandung ini mengambil sisi kebudayaan lokal dalam pembangunannya.
Memang C.P. Wolff Schoemaker terkenal sebagai salah satu arsitek ulung yang gemar menekuni kebudayaan-kebudayaan lokal. Bahkan, banyak orang yang mengenalnya sebagai salah satu tokoh yang mengetahui seluk-beluk kebudayaan Islam kala itu.
Pemahamannya yang mendalam terhadap kebudayaan lokal itulah yang membuat karya-karyanya pun banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lain.
Bioskop Majestic Pasca Kemerdekaan
Pasca kemerdekaan Indonesia, Bioskop Majestic masih beroperasi dalam menayangkan film-filmnya. Bahkan, pada tahun 1970-an bioskop ini mencapai puncak kejayaannya.
Salah satu alasannya, karena pada tahun-tahun tersebut industri film Indonesia mulai merangkak naik, sehingga membuat Bioskop Majestic yang berada di Kota Bandung itu semakin populer.
Namun, era kejayaan dari bioskop ini sendiri bisa terbilang cukup singkat. Karena pada tahun 1980-an kejayaannya semakin meredup.
Pamornya tidak mampu bersaing dengan bioskop-bioskop modern yang satu per satu mulai bermunculan di Kota Bandung.
Hal inilah yang membuat Bioskop Majestic sempat terbengkalai pada tahun 1980-an. Bangunannya sempat kembali mengalami pemugaran setelah dua dekade kosong.
Baca Juga: Tempat Wisata Gratis di Bandung Apa Saja? Ini Rekomendasinya
Pasca pemugaran tersebut, fungsi bangunan Bioskop Majestic di Bandung berubah-ubah, mulai dari sebagai kantor, kafe, hingga lokasi pertunjukkan. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)