harapanrakyat.com,- Penjual bedug musiman mulai rame menjajakan dagangannya di Jalan Ir H Juanda, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Berbagai ukuran bedug, mulai dari yang kecil sampai besar berjejer di pinggir jalan. Warnanya pun berbeda-beda, ada bedug berwarna biru, ada juga yang berwarna merah.
Selain itu, terlihat kulit bedug yang belum dipasang tergantung di bawah pohon dengan menggunakan rafia.
Andang Sopiyudin, salah seorang penjual bedug di Tasikmalaya mengatakan, jualan bedug musiman setiap kali mau lebaran Idul Fitri atau tepatnya satu tahun sekali.
“Saya jualan bedug seminggu sebelum Ramadan sudah jualan, yang dijajakan 30 sampai 40 bedug yang siap pakai, tetapi kalau yang kulitnya aja paling 50, karena memang kebanyakan ganti kulitnya,” ujar Andang, Senin (25/3/2024).
Andang menjual bedug dari kulit sapi. Kulit sapi dipilih lantaran tahan lama, berbeda dengan kulit kambing yang gampang rapuh.
“Tapi kalau mau yang kuat dan bagus itu kulit kerbau, cuma harganya mahal. Konsumen pun kebanyakan mintanya bedug dari kulit sapi,” katanya.
Baca Juga: Viral Konvoi Puluhan Ambulance Sambil Nyalakan Sirine di Tasikmalaya, Bikin Takut
Harga Bedug di Penjual Tasikmalaya
Harga bedug yang dijual Andang bervariasi. Mulai dari harga Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta.
“Satu bedug saya jual sejuta, kalau bedug yang ukuran kecil harganya 400 ribu, kalau cuma ganti kulitnya aja enggak sama drum hanya 300 ribu,” jelasnya.
Menurut Andang, proses pembuatan bedug membutuhkan waktu beberapa hari, lantaran harus mengeringkan kulit sapi dari kulit mentah.
“Warga yang beli kebanyakan ganti kulit aja, biasanya untuk mengganti kulit bedug yang awalnya jebol. Tetapi ada juga yang beli siap pakai sama drumnya,” jelasnya.
Andang mengaku sudah jualan bedug 10 tahun setiap kali menjelang Idul Fitri. Ia pun optimis penjualan bedug kali ini bakal laris manis, lantaran berkaca pada penjualan Idul Fitri tahun lalu.
“Optimis laku, seperti lebaran Idul Fitri tahun lalu juga habis tak bersisa,” katanya.
Sementara itu, warga Cibalong Tusli Hermawan mengaku membeli bedug lantaran bedug sebelumnya jebol.
“Iya di mushola bedugnya jebol, jadi beli baru aja, enggak setahun sekali saya mah belinya, gimana jebolnya bedug aja, kadang setahun sekali, kadang dua tahun sekali,” katanya. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)