harapanrakyat.com,- Seorang pemuda warga Ciledug RT 42/11, Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Pangandaran kembangkan budidaya agrowisata petik buah melon langsung dari pohonnya.
Pria yang bernama Tuslan tersebut bertekad mengubah pemikiran kepada masyarakat terkait profesi petani.
Sebab, menurutnya petani tidak selalu identik dengan lumpur maupun hal-hal yang kotor. Apalagi hal itu terbukti dengan budidaya Melon Intanon RZ yang ia kembangkan.
Melalui konsep pengembangan hidroponik sistem Nutrient Film Technique (NFT) yang berasal dari luar negeri, kata Tuslan, petani bisa berpakaian rapi, steril, bersih dan tentunya mendapatkan cuan.
Entus, sapaan akrabnya mengatakan, melon yang ia kembangkan tersebut berasal dari Belanda. Dalam pengembangannya, ia total menggunakan air.
Baca juga: Serunya Wisata Petik Melon di Ciamis, Ada Melon Harga 1 Juta
“Ini sudah masuk masa tanam kedua. Alhamdulillah hasil tanam pertama memuaskan. Kebetulan hari ini budidaya buah melonnya sudah berumur 65 hari dan sudah layak untuk kita petik,” katanya, Kamis (21/3/24).
Inspirasi Budidaya Agrowisata Petik Buah Melon
Entus mengungkapkan, ia melakukan hal itu karena sudah menjadi hobi sejak lama. Apalagi ia sebelumnya pernah mengenyam bangku kuliah jurusan pertanian di salah satu kampus swasta di Yogyakarta.
“Karena sudah hobi dan sering coba-coba, eh ternyata berhasil. Saya menanam bukan melon saja, anggur juga ada. Prinsipnya yang berputarnya cepat, walaupun tempatnya minim tapi menghasilkan,” katanya.
Khusus melon intanon, kata Entus, bibitnya di pasaran lokal belum tersedia. Ia pun dapat dari komunitas.
Karena itu, ia sengaja mengembangkan pertanian tersebut dengan tujuan ke agrowisata dan edukasi. Konsepnya, konsumen bisa memetik langsung saat sudah tiba waktu panennya.
“Sekarang kan puasa, jadi belum bisa icip-icip. Kalau mau tahu harumnya seperti apa ya bisa, sambil foto-foto di sini,” imbuhnya.
Baca juga: Galbarman Farm Banjar Bagi Tips Sukses Budidaya Melon Inthanon
Bahkan, lanjut Entus, para pengunjung mengaku mendapatkan suasana baru ketika datang ke tempatnya itu. Sebab, belum ada di Pangandaran yang mengembangkan melon sistem hidroponik.
“Kalau jenis buahnya ada di tempat lain. Tapi di sini bedanya pakai hidroponik sistem NFT yang masih jarang di Pangandaran,” ucapnya.
Keunggulan Budidaya Melon Intanon RZ
Di lahan seluas 8 ubin, Entus mengaku mampu bisa menanam sebanyak 350 lobang. Namun hingga saat ini tinggal 315 yang berbuah karena serangan hama dan lainnya.
Dari tiap pohon, lanjutnya, bisa menghasilkan melon seberat 1,5 hingga 3 kilogram. Sementara harga jual per kilogramnya Rp 35 ribu.
“Saya merasa puas dengan capaian panen pertama. Walaupun masih belajar, tapi bisa menghasilkan, apalagi medianya air,” ujarnya.
Menurutnya, dalam mengembangkan pertanian sebetulnya tidak perlu memiliki lahan yang luas. Namun tinggal kreativitas petani itu sendiri.
Karena itu, ia harap kebun melonnya bisa menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat, terutama pemerintah Kabupaten Pangandaran.
Sementara itu, Wasto (35) salah satu pengunjung mengaku dapat informasi wisata petik buah sendiri dari media sosial.
Ia menilai selain tempatnya enak, juga buah lebih fresh karena langsung dari pohonnya.
“Saya beli ke sini untuk dibagikan ke keluarga. Enak sekali tempatnya, cocok buat yang ingin sensasi petik buah sendiri,” katanya. (Mad/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)