harapanrakyat.com,- Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), dengan tegas menyuarakan dukungannya terhadap inisiatif pelestarian batik asli Indonesia oleh The Diplomat Tailor and Batik Gallery.
Dalam keterangannya, Bamsoet menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan budaya batik. Terutama, setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda manusia pada 2 Oktober 2009.
Menurut Bamsoet, keunikan batik sebagai budaya asli Indonesia terletak pada motif yang sangat beragam, dengan setiap daerah memiliki corak khasnya sendiri. “Oleh karena itu, kewajiban untuk melestarikan batik bukan hanya tanggung jawab masyarakat Indonesia. Tetapi juga, menjadi tugas seluruh elemen bangsa,” tegasnya, Senin (4/3/2024).
Bamsoet menyatakan, pengagum batik tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Sehingga, segenap anak bangsa memiliki tanggung jawab bersama dalam pelestarian batik sebagai kekayaan budaya bangsa.
Selanjutnya, Ketua MPR RI menjelaskan perbedaan mendasar antara batik khas Indonesia dengan batik printing asal China. Batik Indonesia, menurutnya, memiliki nilai filosofis sejak awal proses pembuatannya.
“Melibatkan langkah-langkah seperti pembuatan malam (lilin), pewarnaan, hingga pelepasan lilin dari kain. Di sisi lain, batik printing asal China adalah produk mesin tanpa melibatkan proses filosofis,” ujar Bamsoet.
Baca juga: Sejarah Industri Batik Pekalongan dan Berkembangnya Syarikat Islam
Libatkan UMKM Dalam Pelestarian Batik
Dalam konteks pelestarian batik, Bamsoet mengakui kontribusi positif The Diplomat Tailor and Batik Gallery yang telah melibatkan berbagai UMKM. “Galeri tersebut tidak hanya memproduksi batik, tetapi juga jas dan beragam produk fashion lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, visi The Diplomat Tailor and Batik Gallery terhadap fashion, ditambah dengan visi kewirausahaan yang kuat, menjadikan bisnis ini sukses seperti saat ini.
Bamsoet menyatakan bahwa The Diplomat Tailor and Batik Gallery memiliki beragam pilihan bahan kain hingga kualitas premium. Ia juga menyatakan bahwa galeri ini berhasil menarik konsumen dari berbagai kalangan, dibantu oleh tangan andal para pekerjanya dalam menjahit.
Lebih lanjut, ia menyoroti keunggulan The Diplomat Tailor and Batik Gallery dalam memberikan layanan super cepat. Mereka mampu membuat jas atau kemeja batik dalam waktu 1×24 jam, tanpa mengorbankan kualitas jahitan. Hal ini semakin meningkatkan daya tarik galeri ini di mata konsumen yang menghargai kualitas dan kecepatan pelayanan.
Dengan dukungan dari tokoh-tokoh seperti Bambang Soesatyo, diharapkan pelestarian batik sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia akan terus menjadi prioritas bersama. (Feri Kartono/R8/HR Online/Editor Jujang)