harapanrakyat.com – Maraknya penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Bandung Barat, Jawa Barat, membuat ruang rawat inap di sejumlah rumah sakit penuh. Agar layanan kesehatan terus berjalan, rumah sakit harus menambah ruang perawatan pasien.
Baca Juga : 67 Warga Banjar Terjangkit DBD, 2 Anak Meninggal Dunia
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bandung Barat, Nurul Rasihan membenarkan sejumlah rumah sakit di Bandung Barat mulai penuh.
“Betul, beberapa rumah sakit mulai penuh. Memang tidak semuanya pasien DBD, ada penyakit lain. Tapi untuk sekarang DBD cukup mendominasi,” tuturnya di Bandung Barat, Sabtu (23/3/2024).
Nurul menjelaskan, kasus DBD di Bandung Barat saat ini semakin mengkhawatirkan karena jumlahnya yang terus bertambah. Selama kurang lebih 3 bulan pertama pada 2024 ini, jumlah kasus kematian akibat DBD sebanyak 11 kejadian dari total sebanyak 1.143 kasus DBD.
Dari jumlah tersebut, kata Nurul, ada 71 warga Bandung Barat masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat DBD. Dengan rincian 10 orang di RSUD Lembang, Rumah Sakit Karisma Cimareme (16 orang), Rumah Sakit Cahya Kawaluyan (21 orang). Kemudian sebanyak 14 orang di RSIA Graha Medika Padalarang dan 10 pasien di RS IMC Padalarang.
Baca Juga : Waspada! Kasus DBD di Jawa Barat Terus Meningkat, Tiga Daerah Ini Penyumbang Angka Tertinggi
“Akibat ruang rawat sudah penuh, rumah sakit akan melakukan penambahan bed, itu sudah SOP (standar operasional prosedur),” ucap Nurul.
61 dari 100 Ribu Warga Bandung Barat Berpotensi Terjangkit DBD
Dari catatan kasus demam berdarah, Bandung Barat menempati peringkat Insidens Rate (IR) 61 kasus per 100 ribu penduduk. Artinya, kata Nurul, dari 100 ribu warga terdapat potensi 61 kasus DBD.
Sedangkan indeks fatalitas penyakit atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0,77 persen. Artinya dari seluruh penduduk ada sekitar 0,77 persen di antaranya meninggal karena DBD.
“Jika dari sebaran kasus DBD di Bandung Barat, kecamatan tertinggi yakni Cililin dengan 165 kasus. Kemudian Kecamatan Lembang sebanyak 152 kasus dan Cipongkor sebanyak 98 kasus,” tuturnya. (Juhaeri/R13/HR Online/Editor-Ecep)