harapanrakyat.com – Hingga Maret 2024, sebanyak 8 orang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung, Jawa Barat. Pada 2023 lalu, 8 orang meninggal karena penyakit nyamuk aedes aegypti tersebut.
Baca Juga : Kasus DBD Meningkat, Pemkot Bandung Keluarkan Imbauan
Melihat hal tersebut, Pemkot Bandung mengimbau warga menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dalam rangka mencegah penyebaran demam berdarah di tengah masyarakat Kota Bandung.
“Di rumah sakit, banyak pasien demam berdarah yang datang berobat. Saya mengimbau masyarakat, optimalkan kebersihan lingkungan. Hindari adanya genangan air,” ungkap Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, Rabu (27/3/2024).
Menurutnya, dengan menerapkan PHBS, pihaknya meyakini mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Terlebih saat ini masih dalam musim hujan, namun akan memasuki musim kemarau yang panjang.
“Kita masih musim hujan, tapi informasi BMKG kalau musim hujan ini tidak panjang, karena musim kemarau. Ini perlu antisipasi, karena pada masa transisi ini. Banyak nyamuk yang menyebabkan demam berdarah, termasuk di Kota Bandung” ujarnya.
Asep menerangkan saat ini Kota Bandung tengah mengimplementasikan teknologi Wolbachia. Dengan harapan, metode bakteri nyamuk tersebut mampu menekan penyebaran DBD di Kota Bandung.
Baca Juga : Kasus DBD Kota Bandung Tinggi Setiap Tahun, Pemkot Bentuk Tim Khusus
“Ada dua wilayah yang melaksanakan metode Wolbachia, yaitu di Kecamatan Ujungberung dan Kiaracondong. Ini upaya pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan demam berdarah di Kota Bandung ini,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengungkapkan, jumlah kasus DBD di Kota Bandung menyentuh angka 2.098 kasus. Angka tersebut tercatat hingga 22 Maret 2024.
Dengan adanya lonjakan kasus DBD di Kota Bandung tersebut, pihaknya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
“Jumlah 2.098 kasus (demam berdarah Kota Bandung) tersebut, merupakan kumulatif sepanjang 2024. Kami mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan. Kemudian apabila ada anggota keluarga yang mengalami demam, jangan tunggu sampai parah. Tapi segera akses layanan kesehatan masyarakat,” ucapnya. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)