Sifat unsur transisi atau logam transisi yang akan kita bahas berikut sebenarnya cukup beragam. Contohnya yaitu bersifat paramagnetik, memiliki titik leleh tinggi, senyawa berwarna, dan sebagainya. Berikut akan kita bahas lebih lanjut mengenai materi kimia tentang logam transisi ini.
Baca Juga: Cara Menentukan Orde Reaksi, Grafik, Logika, dan Komparatif
Unsur transisi sendiri adalah kelompok unsur kimia pada golongan 1 sampai 12 atau 1B hingga VIII. Definisi lainnya yaitu unsur yang memiliki subkulit tidak berisi penuh atau dapat membentuk kation dengan subkulit tidak terisi penuh. Posisi unsur ini di tengah tabel periodik.
Semua unsur golongan 3 hingga 12 merupakan logam transisi, namun kecuali lawrensium dan lutesium. Roentgenium, meitnerium, dan darmstadtium juga belum termasuk karena sifat kimia ketiganya belum diketahui. Akan tetapi ketiganya memiliki kemungkinan untuk menjadi logam transisi.
Sifat Unsur Transisi, Paramagnetik hingga Memiliki Aktivitas Katalitik
Logam transisi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan ini juga memiliki beberapa sifat. Berikut akan kita bahas apa saja sifat dari logam transisi ini:
Bersifat Paramagnetik
Paramagnetik adalah atom, molekul, atau ion yang bisa ditarik medan magnet. Senyawa logam transisi biasanya memiliki sifat paramagnetik saat ada satu atau lebih elektron tidak berpasangan subkulit d. Pada senyawa oktahedral elektron 4-7 pada subkulit d mungkin terjadi spin tinggi dan rendah.
Beberapa senyawa juga ada yang bersifat diamagnetik yang merupakan kebalikan paramagnetic. Artinya senyawa molekul, atom, atau ion tidak bisa tertarik oleh medan magnet. Senyawa oktahedral, spin rendah, d8, dan d6 berbentuk segi empat planar termasuk golongan ini.
Memiliki Titik Didih dan Leleh yang Tinggi
Sifat unsur transisi selanjutnya yaitu memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya ikatan antara logam dan elektron yang mudah berpindah. Sehingga hal tersebut bisa menyebabkan kohesi dan mampu meningkatkan jumlah elektron bersama.
Baca Juga: Pengertian Isomer Geometri, Bentuk dan Contohnya
Akan tetapi, pada logam golongan 12 memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah. Hal tersebut karena subkulit d dari unsur logam golongan 12 tersebut mencegah ikatan d-d. Selain itu, sifat logam transisi sendiri juga bisa berikatan dan membentuk berbagai macam ligan.
Bersifat sebagai Konduktor yang Baik
Sesuai dengan namanya semua logam transisi ini berupa logam dan memiliki sifat konduktor. Selain itu, kelogaman dari unsur logam transisi juga lebih kuat daripada golongan utama. Sebab pada golongan unsur transisi memiliki banyak elektron bebas di dalam orbital d.
Sifat Unsur Transisi Memiliki Berbagai Macam Bilangan Oksidasi
Sifat dari logam transisi lainnya yaitu memiliki berbagai macam bilangan oksidasi. Contohnya senyawa vanadium memiliki bilangan oksidasi mulai dari -1 pada V(CO)6– sampai +5 pada VO43-. Bilangan oksidasi maksimal logam transisi baris pertama sama dengan total elektron valensi.
Pada baris kedua dan ketiga, osmium dan ruthenium memiliki bilangan oksidasi +8. Senyawa seperti [Mn04]– dan OsO4 mendapat oktet stabil membentuk empat ikatan kovalen. Bilangan oksidasi terendah senyawa Cr(CO)6 dan Fe(CO)42- yang mana aturan 18 elektron dipatuhi.
Senyawa Berwarna
Warna senyawa logam transisi bisa terjadi karena transisi elektron transfer muatan kompleks dan transisi d-d. Pada transfer muatan kompleks, elektron bisa melompat dari orbit ligan ke orbit logam. Sehingga bisa membentuk LMCT yang bisa terlihat saat bilangan oksidasi logam tinggi.
Sifat unsur transisi berwarna pada transisi d-d elektron melompat dari satu orbit ke orbit lain. Dalam logam transisi yang kompleks, antara orbit d tidak memiliki energi yang sama.
Pada kompleks sentrosimetrik, transisi d-d melanggar aturan Laporte dan hanya terjadi ketika penggabungan vibronik.
Memiliki Aktivitas Katalitik
Logam transisi memiliki aktivitas katalitik sifat heterogen dan homogen. Sebab logam transisi memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi dan mampu membentuk senyawa kompleks. Contohnya Vanadiumoksida bisa memisahkan besi dalam proses haber dan nikel dalam hidrogenasi katalitik.
Katalis pada bidang padat juga menyertakan pembentukan ikatan atom dan reaktan pada permukaannya. Pengaruhnya konsentrasi reaktan pada permukaan katalis meningkat dan ikatan molekul yang bereaksi menurun. Karena logam transisi bisa mengubah bilangan oksidasinya sehingga lebih efektif sebagai katalis.
Baca Juga: Konfigurasi Elektron Gas Mulia, Ketahui Contoh Unsur-Unsurnya
Sifat unsur transisi atau logam transisi ini memang cukup beragam. Mulai dari bersifat parametrik, memiliki titik didih dan leleh yang tinggi, memiliki berbagai bilangan oksidasi, berwarna, dan beraktivitas katalitik. Dengan pembahasan ini tentu pemahaman akan logam transisi menjadi semakin bertambah. (R10/HR-Online)