Sejarah tembakau di Indonesia ternyata berkaitan dengan perekonomian pribumi di era kolonial. Selain sebagai sumber perekonomian, kala itu tembakau juga terkenal sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit pernapasan. Hal inilah yang membuatnya begitu terkenal dalam sejarah Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Peh Cun, Budaya Tionghoa dengan Makna Mendalam
Orang Belanda menyukai tembakau di Indonesia dan bahkan populer di kalangan orang Eropa. Menurutnya, tanaman ini berkualitas tinggi sehingga laku di pasaran Eropa.
Sejarah Tembakau di Indonesia Abad ke-16
Pada awalnya, industri tembakau hanya berupa daunnya saja. Seiring berjalannya waktu, ada bentuk olahannya yang berupa rokok.
Semakin banyak perokok, industri tembakau kian berkembang pesat. Bahkan kebiasaan merokok sendiri sudah populer semenjak abad ke-16.
Kala itu hal tersebut jadi kebiasaan Raja Mataram Sultan Agung. Bahkan ada mitologi yang menyebut Roro Mendut jadi penjual rokok untuk membayar pajak.
Penjelasan soal sejarah tembakau Indonesia ini ada di buku Budiman dan Ong Hok Kam yang judulnya Rokok Kretek Lintasan Sejarah dan Artinya Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara.
Selain itu, ada penjelasan yang menyebut sejarahnya berawal dari kebiasaan para leluhur yang suka merokok. Hal ini sesuai dengan penjelasan di jurnal Muchjidin Rachmat dengan judul Pengembangan Ekonomi Tembakau Nasional: Kebijakan Negara Maju dan Pembelajaran Bagi Indonesia.
Khasiat Tembakau di Dunia Kesehatan
Sebagaimana yang sudah kita singgung tadi bahwa tembakau ini memiliki khasiat yang baik terkait penyakit pernapasan. Penjelasan ini ada di jurnal Ilman Fachrian Fadli yang judulnya Metodologi Analisis Customer.
Khasiat ini pertama kali terungkap dari Haji Djamari pada abad ke-19. Warga Kudus tersebut pernah merasakan sakit di bagian dada.
Dalam sejarah tembakau di Indonesia, ia lantas bereksperimen dengan merajang daunnya. Lalu mencampurnya dengan cengkeh bubuk. Setelah itu, ia melintingnya jadi rokok.
Kemudian ia menghisap rokok tersebut secara beraturan. Pada akhirnya, sakit yang ia rasakan di dada jadi hilang.
Sumber Perekonomian Pribumi di Zaman Kolonial
Lewat buku S. Margana, dkk yang judulnya Kretek Indonesia: Dari Nasionalisme Hingga Warisan Budaya memperlihatkan bahwa tanaman ini jadi penyangga utama ekonomi pribumi saat zaman kolonial.
Ada penjelasan bahwa George Birnie mampu membuktikan tanaman di Indonesia ini mempunyai daya jual tinggi di pasaran Eropa. Tokoh ini bukan sembarangan karena termasuk orang Eropa yang profesi sebagai Controleur di Residensi Jember.
Baca Juga: Sejarah Bahari Indonesia, Jelajah Dunia Maritim Leluhur Nusantara
Ia melakukan observasi lantas berinvestasi. Lalu menyewa kebun petani yang ada di Jember sebagai lahan menanamnya.
Sejarah tembakau di Indonesia selanjutnya, ia mendirikan perusahaan N.V. LMOD (Landbouw Maatschappij Oud-Djember). Kemudian perusahaan ini berkembang sampai ke Rotterdam Belanda dengan menggandeng A.D. Van Gennep dan C.S. Matthiesen.
Perusahaan ini semakin besar di Residensi Besuki hingga memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian pribumi. Petani pun semakin aktif menanamnya dan menjual ke orang Belanda.
Salah satu contohnya bisa terlihat di Bondowoso. Ada pengusaha Belanda yang bernama C.H. Doup yang jadi pengepul lokal langsung dari pribumi. Kemudian ekspor ke pasaran global.
Berbicara mengenai Jember, sejak tahun 2014 sudah ada Museum Tembakau. Sejak awal berdiri hingga sekarang, musim tersebut selalu ramai pengunjung seperti halnya yang terlihat dalam akun Instagram @museumtembakau.jember.
Tembakau sebagai Tanaman dalam Tanam Paksa
Eksistensi sejarah tembakau membuat pemerintah kolonial memasukkannya ke dalam sistem tanam paksa di Indonesia. Meski sempat jadi sumber perekonomian, namun nyatanya juga memberikan dampak negatif di Indonesia.
Hal ini karena sistem tanam paksa tersebut menuntut masyarakat hanya boleh menanam komoditas tertentu yang mempunyai nilai tinggi ketika ekspor. Masyarakat pun jadi mengalami krisis pangan.
Krisis ini tidak hanya memicu kelaparan, melainkan juga kematian. Kondisi ini memicu banyak pihak berani menentang sistem tanam paksa.
Menurunnya Eksistensi Tembakau
Eksistensi sejarah tembakau di Indonesia memudar seiring berjalannya waktu. Apalagi Indonesia sudah mengeluarkan larangan dalam PP No. 109 tahun 2012, UU No. 26 tahun 2009, dan Peraturan 5 Daerah.
Larangan terhadap tanaman tersebut berkaitan dengan kandungan di dalamnya. Tanaman ini termasuk zat adiktif yang sebenarnya sangat membahayakan kesehatan.
Baca Juga: Sejarah Sekolah Cina di Indonesia, Hollands Chinese School
Dari uraian di atas, tentu sudah bisa mengetahui bagaimana sejarah tembakau di Indonesia. Ternyata dulu tanaman ini pernah jadi sumber perekonomian pribumi. Hal ini tentu sangat mengejutkan karena berbeda dengan kenyataan di era sekarang. (R10/HR-Online)