Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Sekolah Cina di Indonesia, Hollands Chinese School

Sejarah Sekolah Cina di Indonesia, Hollands Chinese School

Sejarah sekolah Cina pertama di Indonesia penting untuk diketahui. Awal mula berdirinya bisa menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat. Dengan tambahan pengetahuan tentang sekolah tersebut, tentu bisa menjadi wawasan baru. 

Baca Juga: Sejarah Jurnalistik di Indonesia, Aksi Berani Mas Marco Kartodikromo

Dahulu pemerintah kolonial Belanda berhasil mendirikannya ketika memerintah Tanah Air. Tentunya pemerintah Belanda memiliki tujuan tersendiri. Adapun sekolah tersebut yaitu Hollands Chinese School.

Sejarah Sekolah Cina Pertama di Indonesia Buatan Belanda

Sampai dengan tahun 1908, tiga abad setelah Belanda datang ke Indonesia, tidak ada bantuan pendidikan untuk orang Cina. Belanda juga tidak memberi bantuan finansial kepada Negeri Tirai Bambu tersebut walaupun rajin membayar pajak.

Lalu ada berbagai kejadian besar di dunia yang turut mengukir sejarah di Tanah Air. Salah satunya ialah kemenangan Jepang atas Rusia. Kejadian tersebut menyebabkan bangunnya Asia dan timbul gerakan Cina Muda. 

Hal tersebut menyebabkan rasa kesatuan nasional mulai tumbuh dan mempengaruhi pikiran orang Negeri Tirai Bambu di wilayah Indonesia. Di wilayah Indonesia pada tahun 1900 terbentuk sebuah perkumpulan orang Cina yang memiliki sebutan Tung Hoa Hwee Kuan (THHK).

Perkumpulan orang Cina tersebut mendirikan gedung lantas menyebarluaskan kebiasaan serta moral Negeri Tirai Bambu. Sejarah perkumpulan ini juga memiliki tujuan utama yaitu pendidikan yang terealisasi dengan mendirikan sekolah untuk orang Cina. 

Dalam sekolah perkumpulan orang Negeri Tirai Bambu ini, mereka menggunakan bahasa dan kurikulum dari Belanda. Tetapi, ternyata pihak Belanda tidak menyukai orang bukan Belanda menggunakan bahasa mereka.

Seiring berjalannya waktu, orang Cina mengalami kesulitan atau hambatan dalam menjalankan pendidikannya. Mereka harus menggaji guru Belanda dengan biaya tinggi untuk memasuki tingkatan ELS.

Selain itu, pemerintah Belanda juga kerap menolak permintaan bantuan mengenai finansial. Hal tersebut membuat pendidikan Negeri Tirai Bambu meminta bantuan langsung dari negara asalnya.

Ganti Guru Belanda dengan Guru Inggris

Sejarah sekolah Cina pertama di Indonesia berlanjut ketika mengganti guru Belanda dengan guru yang berasal dari Inggris lantas menghapuskan bahasa Belanda dari kurikulum. Saat menggunakan bahasa Inggris, seketika menyadari bahwa luar wilayah Indonesia seperti Semenanjung Malaya, India, Filipina, dan Hongkong rupanya terbuka bagi mereka yang bisa menguasai bahasa Inggris.

Selain itu, orang Inggris juga dengan senang hati ketika ada yang menyebarluaskan dan mempelajari bahasanya. Dengan melihat hal tersebut, Kaisar Cina telah menunjukkan perhatian yang lebih pada perkembangan pendidikan daerah jajahan Belanda.

Sang Kaisar menyadari bahwa lewat pendidikan, bisa menciptakan jalinan hubungan yang erat antara orang Negeri Tirai Bambu yang merantau dengan negeri leluhurnya. Hal ini menjadikan THHK seolah-olah sebagai bagian dari sistem pendidikan negara Cina. 

Baca Juga: Sejarah Gedung Kologdam di Bandung, Tempat Pameran Tahunan Belanda Kini Jadi Markas Kodiklat

Di sejarah sekolah Cina tahun 1906 sendiri telah ada 76 SD dengan jumlah murid 6393. Lalu juga ada tingkat menengah yang bernaung di kementerian pendidikan.

Pendidikan THHK hanya menggunakan bahasa Inggris dan Cina sebab mengesampingkan bahasa Belanda. Orang Negeri Tirai Bambu juga memandang rendah terhadap bahasa dan kebudayaan Belanda.

Membuka Hooland Chinese School

Sekolah Cina pertama di wilayah Indonesia memiliki sejarah yang cukup rumit. Karena orang Negeri Tirai Bambu memandang rendah bahasa dan kebudayaan Belanda, membuat Belanda sadar bahwa mereka harus meninggalkan politik intervensi dalam pendidikan. Setelah itu, pemerintah Belanda memilih untuk membuka Holland Chinese School (HCS) di tahun 1908. 

Berdirinya HCS memiliki tujuan agar bangsa Belanda bisa mengalahkan dorongan untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa Mandarin. Holland Chinese School sendiri akan menggunakan kurikulum yang sama dengan ELS.

Tujuannya untuk memberikan pendidikan murni terhadap orang-orang Negeri Tirai Bambu di wilayah Indonesia. Bisa dibilang bahwa Belanda mendirikan HCS untuk menandingi sekolah-sekolah berbahasa Mandarin THHK yang memiliki banyak peminat. 

Kurikulum HCS Sama dengan ELS

Sejarah sekolah Cina dalam pendidikan HCS memiliki dasar kurikulum yang sama dengan ELS. Punya HCS memiliki kelas persiapan khusus anak-anak yang berusia 5 tahun.

Hal ini memiliki tujuan supaya lebih mudah ikuti pelajaran dalam kelas 1. Akan tetapi, hanya khusus untuk anak orang Cina, bukan anak Indonesia. 

Dalam pengajaran bahasa Negeri Tirai Bambu selalu menjadi permasalahan ketika pemerintah Belanda menolak keras pembelajaran tersebut. Hal ini terjadi karena Belanda takut apabila timbul tujuan-tujuan nasionalisme dari pihak Cina. 

Baca Juga: Sejarah Penunjukkan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando Mandala

Sejarah sekolah Cina pertama di Indonesia meminta latar belakang cerita yang penuh konflik. Ketika masa kolonial dahulu, Belanda ingin menandingi sekolah berbahasa Mandarin. Alhasil, Belanda membuka sekolah Cina dengan bahasa pengantar Belanda. Secara tidak langsung hal ini bisa menyadarkan kita tentang pentingnya pendidikan. Pendidikan-pendidikan menjadi landasan penting untuk kehidupan yang sudah diperjuangkan sejak dulu. (R10/HR-Online)

Cara Bapenda Ciamis Genjot Penerimaan PAD agar Capai Target

Cara Bapenda Ciamis Genjot Penerimaan PAD agar Target Tercapai

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), terus berupaya menggenjot penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab, dengan penerimaan PAD yang...
Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya

Tak Sangka! 5 Pemain Timnas Ini Pernah Membela Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya

Siapa yang tak mengetahui klub sepak bola Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya. Kedua klub tersebut termasuk dalam klub besar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Persaingan...
Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Langkah timnas Indonesia untuk melaju ke babak semifinal Piala Asia U-17 2025 harus terhenti. Pasalnya, tim asuhan Nova Arianto ini kalah telak 0-6 dari...
Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

harapanrakyat.com,- Selama libur panjang lebaran 2025, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan tersebut jika membandingkannya dengan tahun sebelumnya.  Baca Juga:...
Petugas gabungan bakal amankan PSU Pilkada Tasikmalaya

Amankan PSU Pilkada Tasikmalaya, 3000 Petugas Gabungan se-Priangan Timur Diterjunkan

harapanrakyat.com,- Sebanyak 3.000 petugas gabungan dari Priangan Timur diterjunkan untuk mengamankan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang akan digelar 19...
Kemenkes Periksa Oknum Dokter yang Diduga Lecehkan Pasien Ibu Hamil di Garut

Kemenkes Periksa Oknum Dokter yang Diduga Lecehkan Pasien Ibu Hamil di Garut

harapanrakyat.com,- Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangi Polres Garut, Jawa Barat, Rabu (16/4/2025). Kedatangan tersebut untuk klarifikasi dan pemeriksaan terhadap...