Sejarah bahari Indonesia bersinggungan dengan navigasi pelayaran yang ada di samudera. Nenek moyang bangsa Indonesia memang terkenal sebagai masyarakat yang menguasai samudera dengan keahlian navigasi hingga teknologi perkapalan. Dalam sejarah Indonesia juga tercatat bahwa leluhur bangsa memiliki jiwa yang pantang menyerah.
Baca Juga: Kisah Hidup KH Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi di dunia maritim semakin baik. Bahkan pengetahuan mengenai sistem angin yang membantu pelaut juga kian luas.
Sejarah Bahari Indonesia di Dunia Maritim
Indonesia terkenal sebagai negeri bahari karena banyak lautan yang mengelilinginya. Banyak pula sungai yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Karena hal itu, masyarakat memiliki mata pencaharian terbesar sebagai nelayan. Hal ini berarti mata pencaharian utamanya di sektor bahari.
Tradisi Melaut dengan Angin Muson
Nusantara menggunakan sistem angin muson dalam tradisi melaut. Sistem ini terjadi karena lokasi Indonesia dekat dengan lintas khatulistiwa.
Dalam sejarah bahari, angin muson di Indonesia biasanya berlangsung di bulan Oktober. Lajunya dari Maluku ke Aceh, Banten, dan ujung Pandang.
Selain itu, angin muson ini juga berhembus di Maret. Arah pergerakannya ke Maluku dan seterusnya.
Penjelasan ini ada di buku yang judulnya Sejarah Nasional Indonesia 2. Buku tersebut milik Nugroho Notosusanto.
Dalam buku yang sama terdapat penjelasan bahwa pembuktiannya ada di laporan perjalanan pengunjung Eropa. Pelaut Eropa memang membutuhkan bantuan mu’alim Indonesia ketika berlayar ke nusantara.
Mu’alim ialah nahkoda atau juru mudi kapal yang ada di nusantara. Mu’alim ini bertugas sebagai pelaksana lajunya kapal.
Dengan angin muson tersebut, pelaut bisa tahu bahwa waktu terbaik untuk pergi melaut ialah pagi hari. Lalu untuk pulangnya yakni di sore hari.
Pembuatan Kapal dengan Kajian Teknologi
Dalam sejarah bahari Indonesia juga tercatat bahwa teknik pembuatan kapal sudah menggunakan kajian teknologi. Tidak tanggung-tanggung sebab sudah dengan ukuran taraf tinggi.
Hal ini juga tertuang dalam buku Nugroho Notosusanto. Di buku tersebut terdapat penjelasan bahwa pembuktiannya ada di sejumlah peninggalan tulisan Portugis dan Belanda sejak abad ke-16-17.
Selain itu, buktinya juga ada di tembok goa yang melukis gambar perahu. Hal ini senada dengan penelitian Elymart Jastro yang judulnya Kajian Perahu Tradisional Nusantara di Museum Bahari, Jakarta Utara: Proses Produksi Pesan Tentang Teknologi Perahu”.
Ada penjelasan bahwa awal pembuatan perahu karena pengalaman getok tular warisan leluhur. Selanjutnya, terciptalah perahu lesung dari satu batang kayu dengan bentuk memanjang.
Baca Juga: Profil Mohammad Husni Thamrin, Pahlawan Nasional di Uang Rp 2000
Supaya isi ruangannya lebih besar, butuh papan untuk meninggikan tembok lesung. Lalu ada tambahan layar bercadik menyebelah di tengah perahu sebagai alat navigasi dalam sejarah bahari Indonesia.
Meski jadi khas perahu Indonesia, namun sudah merambah ke beberapa belahan dunia lainnya. Mulai dari Pulau Madagaskar yang ada di sisi barat, Polinesia sebelah timur, hingga pesisir Afrika Timur.
Mengenal Mu’alim
Juru mudi kapal di nusantara berbeda dengan negara lainnya. Hal ini karena nahkoda di nusantara biasanya memiliki saham terhadap kapal yang ia tunggangi.
Karena alasan itu, mu’alim tak mendapatkan gaji. Akan tetapi, ia memperoleh upah dari sebagian hasil menjual barang yang ada di kapal.
Dalam sejarah bahari ini, mu’alim di Indonesia juga memiliki tugas lainnya. Tugasnya ialah sebagai pemimpin saat menentukan arah mata angin.
Untuk orang yang ada di bawah kepemimpinannya adalah tukang tengah, tukang kiri, tukang kanan, serta tukang petak. Dengan demikian, kapal bisa berlayar sebagaimana mestinya.
Mendalami Bahari Indonesia
Terlihat jelas bahwa sejarah tersebut sangatlah penting. Oleh karena itu, banyak pihak yang ingin mendalami bagaimana sejarahnya.
Dalam mendalaminya juga banyak yang memanfaatkan media sosial. Salah satunya dari Instagram @museumkebaharianjkt. Akun Instagram tersebut mengeksplor nilai-nilai kebaharian di Museum Bahari.
Lalu juga ada YouTube DAAI Magazine yang memposting unggahan dengan judul Mengenal Sejarah Bahari Indonesia. Akun tersebut menunjukkan ada Program Halo Indonesia yang menampilkan dunia maritim.
Baca Juga: Sejarah Gagal Pindahnya Ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung
Setelah menyimak uraian di atas, tentu bisa mengetahui bagaimana sejarah bahari Indonesia. Dari sejarahnya memang sudah menggunakan teknologi di tradisi melaut zaman dulu. Selain itu, juga memanfaatkan sistem angin dan memperlihatkan peran juru mudi kapal mu’alim. (R10/HR-Online)