harapanrakyat.com,- Program rice cooker gratis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) gagal mencapai target. Betapa tidak, dari target awal 500 ribu unit, hanya 342.621 unit yang tersalurkan.
Menurut Dirjen Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu, angka tersebut setara dengan 68,5% dari target.
Sehingga, pihaknya terpaksa harus mengembalikan anggaran sisa untuk program rice cooker gratis tersebut ke kas negara.
“Dari lima ratus ribu unit, tersalurkan 342 ribu lebih. Kami kembalikan sisa anggarannya ke negara,” terang Jisman, Rabu (21/2/2024) di kawasan Senayan Jakarta.
Mengenai keberlanjutan program bagi-bagi penanak nasi tersebut, Jisman menyatakan belum mengetahui secara pasti. “Lanjut atau tidaknya, nanti kita lihat saja,” ujarnya.
Lebih jauh, Jisman menyampaikan, untuk mendukung program rice cooker tersebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menganggarkan angka sebesar Rp 347,5 miliar. Dana sebesar itu, untuk pembelian rice cooker bagi 500 ribu rumah tangga.
Sumber anggarannya yaitu dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Tahun 2023.
Waktu Mepet, Gagalkan Program Rice Cooker Gratis
Selanjutnya, mengenai alasan gagal mencapai target dalam penyaluran rice cooker, Jisman mengatakan adalah akibat sempitnya waktu. Selain itu, untuk mencapai Good Corporate Governance (GCG), maka pihaknya mengembalikan sisa anggaran ke negara.
“Apakah program ini akan berlanjut tahun ini atau beralih kepada Alat Masak Listrik (AML) kompor listrik, kami belum mengetahuinya,” ungkap Jisman.
Terkait alasan tidak tercapainya target penyaluran program rice cooker gratis ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga telah menjelaskannya. Alasannya sama, yaitu akibat waktu yang mepet,
“Program ini mulai berjalan pada akhir tahun 2023. Meskipun kami telah bekerja semaksimal mungkin dalam mencapai target, tetapi memang waktu tidak cukup,” ujarnya.
Sebagai catatan, program distribusi rice cooker gratis mencakup seluruh wilayah Indonesia, meliputi 36 provinsi, 325 kabupaten/kota, 2460 kecamatan, dan 12.961 desa/kelurahan. Mayoritas penerima berada di Pulau Jawa dan Bali, mencapai 56,3 persen dari total penerima, yang berjumlah 192.890 orang.
Selanjutnya, Sumatera mendapatkan 17,82 persen dari total penerima, atau sebanyak 61.040 orang. Sementara Kalimantan mendapat 10,3 persen dengan jumlah penerima sebanyak 35.307 orang. Sulawesi menerima 10,7 persen dengan total 36.648 penerima, sementara Nusa Tenggara mendapat 2,18 persen dengan 7.459 penerima.
Di sisi lain, Maluku dan Papua menerima masing-masing 1,65 persen (5.640 penerima) dan 1,06 persen (3.637 penerima) dari total penerima program rice cooker gratis tersebut. (Feri Kartono/R8/HR Online/Editor Jujang)