harapanrakyat.com – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat menanggapi soal kelangkaan beras di toko ritel. Hal itu lantaran harga beli beras saat ini meroket di tingkat distributor.
Baca Juga : Pemkot Bandung Pastikan Stok Beras di Ritel Sudah Tersedia
“Harga beli beras yang semakin meningkat dari distributor kami, bahkan sudah melebihi dari HET (Harga Eceran Tertinggi) dari Bapanas,” kata Ketua Aprindo Jabar, Yudi Hartanto di Kota Bandung, Minggu (18/2/2024).
Menurutnya dengan kondisi tersebut, maka kelangkaan beras sempat terjadi di minimarket maupun supermarket.
Ia menerangkan, pihaknya telah memperkirakan terjadinya kekosongan beras di toko ritel akibat dampak meroketnya harga di distributor. “Persediaan beras di pasar itu sebenarnya ada. Yang kosong hanya di toko ritel saja,” ujarnya.
Yudi menerangkan, harga beras terdampak oleh persediaannya yang semakin sulit. Pihaknya menduga karena mundurnya musim tanam akibat dampak dari cuaca El Nino pada 2023 lalu.
“Tergantung dari ketersediaan suplai dari distributor beras yang bekerjasama dengan masing-masing toko ritel. Kami tidak dapat menentukan harga,” katanya.
Dengan kondisi distributor yang menjual bahan pangan pokok ini di atas HET kepada toko ritel, maka lebih memilih untuk tidak menyediakannya. Sebab berpotensi melanggar ketentuan HET.
Baca Juga : Harga Beras di Ciamis Tak Terkendali, Tembus Rp18 Ribu
Sementara itu, pengusaha ritel yang ada di Jawa Barat, biasanya membeli stok beras dari para distributor yang terdekat di daerahnya.
Selain itu, pihaknya berharap pemerintah juga perlu memahami bahwa HET beras juga menjadi kendala, bagi toko ritel. Sebab ketika suplai beras premium lokal belum tersedia karena belum memasuki masa panen, maka harga tingkat distributor yang sudah di atas HET perlu ada relaksasi.
Ia menambahkan dengan seiring berjalannya waktu, maka sejumlah toko ritel juga mengambil kebijakan untuk pembatasan pembelian beras. Namun merupakan kebijakan dari masing-masing toko ritel. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)