harapanrakyat.com,- Sistem Information Technology (IT) KPU dalam sorotan. Menyusul, anomali dalam penghitungan suara KPU sejak berakhirnya Pemilu 2024. Masyarakat pun menjadi heboh gara-gara hal ini.
Keluhan utama muncul terkait perbedaan antara data pada formulir C1 dengan data yang tertera pada sistem sirekap-web.kpu.go.id dan pemilu2024.kpu.go.id.
Para ahli dan peneliti, termasuk Ketua Cyberity Arif Kurniawan serta pakar telematika Roy Suryo, telah melakukan riset mendalam terkait masalah ini. Hasil penelusuran mereka menyoroti sejumlah kelemahan dalam sistem yang digunakan oleh KPU.
Arif Kurniawan menyoroti fakta bahwa server KPU sebenarnya berlokasi di luar Indonesia. “Sistem IT KPU menggunakan layanan cloud yang berasal dari RRC, Perancis, dan Singapura. Seperti yang dimiliki oleh Alibaba,” ujarnya.
Ia menekankan keberadaan data penting seperti data pemilu seharusnya diatur dan berada di Indonesia, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selain masalah keamanan data, Arif juga menyoroti kelambanan KPU dalam menanggapi masalah yang telah lama terjadi. Kasus bocornya data pemilih pada tahun 2023 menjadi bukti bahwa masalah ini telah ada sejak lama, namun belum mendapatkan penyelesaian yang memadai.
Baca Juga: Umi Pipik Jadi Gunjingan Imbas Sindir Hasil Pemilu Settingan
Roy Suryo Turut Kritik Sistem IT KPU
Pakar Telematika, Roy Suryo pun ikut mengkritik IT KPU. Menurutnya, keterhubungan Sirekap dengan Alibaba Cloud berisiko mengakibatkan bocornya data.
“Mengingat Alibaba hosting umumnya digunakan untuk e-commerce, sehingga data pemilu bisa tercampur dengan data lainnya,” ujar Roy Suryo.
Lebih jauh, Roy Suryo menyoroti pula kurangnya transparansi dari KPU terkait lelang perusahaan yang akan mengelola data pemilih melalui Alibaba Cloud. Selain itu, ia juga menekankan kebutuhan akan uji publik yang komprehensif dalam menguji sistem tersebut.
Tanggapan KPU Terkait Kelemahan Sistem IT
KPU telah mengklarifikasi beberapa kesalahan dalam proses penghitungan suara terkait penggunaan IT. Terutama, ketidaksempurnaan pembacaan Optical Character Recognition (OCR) dokumen C1 yang diunggah melalui Sirekap.
Meskipun demikian, belum ada hasil audit keamanan sistem yang diperlihatkan oleh KPU kepada publik.
Komisioner KPU, Betty Epsilon Idroos membantah tuduhan server Sirekap terhubung dengan Alibaba di Singapura, namun tidak memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait hal ini. Termasuk, bantahan kelemahan sistem IT KPU secara detil. (Feri Kartono)