harapanrakyat.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengklaim kenaikan harga beras yang terjadi saat ini, karena fenomena cuaca El Nino. Hal itu berdampak pada jumlah produksi beras. Dengan demikian, sejumlah cadangan pangan menjadi terhambat.
Baca Juga : Harga Beras Kembali Naik, Bulog Bandung Pastikan Stok Aman
“Produksi beras menurun, sehingga akhir-akhir ini harganya terus naik. Selain belum masuk ke masa panen, juga fenomena El Nino dan cuaca saat ini, yang mempengaruhi dari sisi produksi,” ungkapnya di Kota Bandung, Selasa (6/2/2024).
Ia menerangkan hal tersebut setelah DKPP Kota Bandung melakukan peninjauan ke salah satu tempat penggilingan beras. Pihaknya menemukan ketersediaan gabah untuk produksi dalam keadaan kosong.
“Gabah itu juga sudah kosong. Kalau pun ada, harganya tinggi hampir 900 ribu rupiah atau mendekati 1 juta rupiah. Sedangkan dulu hanya 400 sampai 500 ribu rupiah,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya berharap harga beras yang naik dari Harga Eceran Tertinggi (HET), dapat mengalami penurunan. Terutama menjelang bulan Ramadan dalam beberapa bulan ke depan.
“Oleh karena itu, sekarang mulai digulirkan dari sisi cadangan. Mulai dari bantuan pangan beras 10 kilogram. Ini akan kita gelontorkan ke pasar-pasar,” katanya.
Baca Juga : Harga Beras di Kabupaten Pangandaran Mahal, Tapi Stok Aman
Berdasarkan data yang ia miliki, harga beras paling tinggi mencapai Rp 16 ribu. Sedangkan harga yang terendah hingga medium, berkisar di angka Rp 13.000 sampai Rp 14.000.
Namun angka di masyarakat tersebut, lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET). Mengingat HET untuk komoditas beras hanya mencapai Rp 10.999 hingga Rp 13.900.
“Memang kondisi hari ini sedang naik. Tapi dengan koordinasi ke pusat, mudah-mudaha ada penurunan menjelang puasa. Apalagi saat ini, dari sisi cadangan mulai digulirkan,” ucapnya. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)