Sejarah Penjara Banceuy menjadi salah satu catatan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penjara Banceuy berdiri sejak tahun 1877 di Kota Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Sejarah Pertempuran Gedung Sate, Kisah Heroik Para Pemuda Melawan Pasukan NICA
Sama halnya seperti Lapas Sukamiskin, Penjara Banceuy hasil rancangan orang Belanda memiliki sejarah panjang, karena pernah menjadi tempat penahanan bagi mereka yang melakukan perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda.
Beberapa tokoh yang pernah ditahan di penjara ini, seperti para pengurus PNI. Salah satunya Ir. Soekarno yang ketika itu gencar memberikan kritikan terhadap Pemerintah Hindia Belanda.
Kini, bangunan yang terletak di Jalan Banceuy, No 8, Kota Bandung itu sudah tidak terpakai lagi. Bangunan tersebut bisa menjadi list tempat bersejarah yang bisa kamu kunjungi ketika berkunjung ke Bandung.
Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas seputar Penjara Banceuy yang pernah menjadi lokasi penahanan pengurus PNI hingga jadi peninggalan bersejarah.
Sejarah Penjara Banceuy di Kota Bandung
Her Suganda dalam buku “Wisata Paris van Java: Sejarah, Peradaban, Seni, Kuliner, dan Belanja”, Penjara Banceuy terletak di Jalan Banceuy No. 08, atau 500 meter sebelah Barat Museum KAA.
Penjara ini berdiri pada tahun 1877 yang merupakan bagian dari penataan kolonial yang terdiri dari pendopo kabupaten di Selatan, Masjid Agung sebelah Barat, dan penjara di sebelah Utara.
Sesuai dengan fungsinya, Penjara Banceuy sebagai tempat hukuman bagi para pelaku kejahatan seperti perampok, garong, begal, pembunuh, dan pelaku kejahatan lainnya.
Memang dari sisi tingkat kejahatan, penjara ini khusus untuk tahanan yang memiliki kejahatan tingkat rendah.
Meskipun merupakan salah satu bangunan penting di Kota Bandung, namun tidak diketahui pasti siapa yang menjadi perancang dari penjara tersebut.
Dalam Penjara Banceuy terdapat dua jenis sel, yaitu sel untuk tahanan politik di lantai dua, dan tahanan khusus rakyat jelata di lantai dasar. Jika melihat dari kategori kejahatannya tentu terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Ukuran dari setiap sel dalam Penjara Banceuy ini sekitar 1,5 x 2,5 meter. Ukuran yang sempit inilah tentu saja membuat para tahanan menjadi tidak betah.
Namun, menurut penuturan Ir. Soekarno, penjara ini masih lebih baik ketimbang Penjara Sukamiskin jika melihat dari aturan mengenai pengunjung dan tahanan.
Lokasi Penahanan Pengurus PNI
Adimitra Nursalim dalam buku berjudul “The Remarkable Story of Soekarno”(2020), bahwa kiprah PNI sebagai salah satu organisasi pergerakan memang cukup menjadi ancaman bagi Pemerintah Hindia Belanda. Naiknya pamor para petinggi PNI ternyata berbanding lurus dengan resiko yang harus ditanggung.
Anggota polisi rahasia Belanda mengikuti dan mengawasi para petinggi PNI. Memang terdapat perbedaan antara beberapa sumber mengenai penangkapan para petinggi PNI ini. Ada yang menyatakan bahwa mereka ditangkap pada 30 Desember 1929. Tapi ada juga yang menyatakan mereka ditangkap pada tanggal 9 Desember 1929.
Dalam sejarah Penjara Banceuy di Bandung ini, penjeblosan para petinggi PNI berlangsung pada tanggal 31 Desember 1929.
Baca Juga: Sejarah Lapas Sukamiskin Peninggalan Belanda, Pernah Menahan Presiden Soekarno
Tercatat terdapat beberapa petinggi PNI yang ditangkap dan ditahan di Penjara Banceuy ini, yaitu Ir. Soekarno, R. Soepriadinata, Maskoen Soemadiredja, dan Gatot Mangkoepradja.
Penjara Banceuy sendiri menjadi tempat pertama bagi Soekarno dalam merasakan hukuman sejak ia masuk dunia perpolitikan. Penangkapan pertamanya kala itu juga membuat istrinya, Inggit, menjadi panik hingga mencari-cari keberadaannya.
Bung Karno Tempati Sel Nomor 5
Bung Karno kala itu menempati sel nomor 5, Gatot Mangkoepradja sel nomor 7, dan Maskoen menempati sel nomor 9 Blok F. Pintu sel penahanan para petinggi PNI ini terbuat dari besi dengan sedikit lubang angin pada bagian atasnya.
Lantainya sekaligus menjadi tempat mereka tidur hanya beralaskan sehelai tikar. Kamar mandi dan WC berada di luar sel dan digunakan bersama-sama.
Di tempat inilah para petinggi PNI selama berbulan-bulan menunggu masa persidangan. Ir. Soekarno sendiri sempat mengalami depresi. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang wajar, apalagi jika kita lihat ini merupakan pertama kalinya ia mengalami hal demikian.
Masuknya para petinggi PNI ke dalam penjara membuat ranah pergerakan PNI menjadi kacau. Mr. Sartono yang menjadi Ketua PNI pun tidak mampu membangkitkan kembali PNI. Alhasil, PNI pun terpecah menjadi dua kubu.
Bagi PNI, kehadiran para petinggi PNI ini bak arsitek utama yang menentukan bangunan dari organisasi tersebut. Tanpa kehadiran mereka, PNI pun mulai tumbang dengan sendirinya.
Peninggalan Sejarah Penjara Banceuy
Mengutip dari “Kiprah Politik Soekarno: Perjalanan Panjang Soekarno dalam Mewujudkan Beserta Kisah Hidupnya”. Saat ini Penjara Banceuy sudah tidak ada lagi, hanya sisa-sisa dari sel nomor 5 tempat penahanan Ir. Soekarno.
Selain sel penahanan Ir. Soekarno, bangunan lain yang tersisa adalah salah satu menara pengawas dari Penjara Banceuy.
Bangunan tersebut dirobohkan pada tahun 1984. Wali Kota kala itu berdalih jika letak penjara yang berada di pusat kota dianggap tidak sesuai dengan tata kota.
Di atas lahan tersebut kemudian berdiri pusat pertokoan berlantai tiga dan gedung pertunjukan yang tidak pernah terwujud.
Pasca kemerdekaan Indonesia, Penjara Banceuy sempat menjadi kewenangan Departemen Kehakiman. Bangunan ini juga sempat terlantar dan menjadi kumuh.
Namun, kini bangunan tersebut sudah berdiri menjadi sebuah Monumen Penjara Banceuy. Di monumen ini para pengunjung dapat melihat patung Ir. Soekarno, bekas sel penahanannya, hingga perjalanan sejarah yang ada dalam Penjara Banceuy.
Baca Juga: Sejarah Stasiun Kereta Padalarang, Pernah Dibom saat Invasi Jepang
Tempat ini juga dapat menjadi salah satu lokasi wisata rekomendasi bagi para pengunjung yang ingin melihat bagaimana sejarah Penjara Banceuy di Bandung yang menjadi tempat penahanan para petinggi PNI. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)