harapanrakyat.com – Pihak manajemen RSUD Oto Iskandar Di Nata Kabupaten Bandung, Jawa Barat, meminta maaf terkait perilaku oknum petugasnya yang kurang optimal melayani pasien. Akibatnya, pasien tersebut mencurahkan keluhan itu di media sosial dan menjadi viral. Dengan adanya video tersebut, manajemen rumah sakit langsung melakukan evaluasi, baik internal maupun eksternal.
Baca Juga : Miris! Kondisi Bangunan RSUD Lembang Sudah tak Layak Padahal Kunjungan Pasien Terbanyak
Sebagai informasi, RSUD Oto Iskandar Di Nata mendadak viral di media sosial karena adanya unggahan netizen yang mengulas pelayanan.
Dalam unggahannya itu, pengguna akun TikTok @chareesa30 mengungkapkan kurang maksimalnya pelayanan di salah satu rumah sakit daerah Kabupaten Bandung itu. Hal tersebut ia alami ketika dirinya mengalami gangguan pencernaan.
“Kenapa pilih RS ini, karena dekat dari rumah, badan udah lemes banget. Enggak bisa (pakai BPJS), harus ada surat rujukan. Banyak pasien duduk di lantai, toilet baunya minta ampun,” tulisnya.
Direktur Utama RSUD Oto Iskandar Di Nata, Yani Sumpena menjelaskan, terkait hal tersebut pihaknya memperbaiki sistem pelayanan di rumah sakitnya itu. Pada intinya, kata Yani, ia sangat terbuka mendapatkan koreksi dari semua pihak untuk meningkatkan perbaikan pelayanan rumah sakit.
“Terkait (video) yang viral kemarin, kami dari seluruh jajaran RSUD Oto Iskandar Di Nata mohon maaf apabila ada ketidaknyamanan. Insyaallah kami akan memperbaiki sistem pelayanan yang ada di kami terkait prosedur (pelayanan rumah sakit), BPJS, dan lain sebagainya,” ucapnya, Jumat (26/1/2024).
Terkait adanya dugaan oknum petugas di RSUD Oto Iskandar Di Nata yang tidak maksimal dalam pelayanan kepada pasien, kata Yani, pihaknya sudah melakukan evaluasi dan investigasinya. Ia menegaskan, kepada oknum petugas itu pihaknya sudah memberikan sanksi.
“Salah satu petugas kami itu kita tarik terlebih dahulu karena kita akui ada kejadian itu. Ini menjadi pelajaran dan evaluasi bagi semua pihak. Terutama di jajaran teman-teman di bagian layanan tetap melayani dengan optimal, meskipun beban psikologis kurang enak,” tuturnya.
Baca Juga : Diduga Buruknya Pelayanan PKM Pamarican Ciamis, Janin Meninggal saat Dibawa ke RSUD Banjar
Yani menegaskan, sanksi yang ia jatuhkan kepada salah satu perawat yang tidak maksimal melayani pasien itu berupa skorsing. Pihak manajemen rumah sakit pun akan menempatkan oknum petugas itu ke bagian lain selain di loket layanan.
Pelayanan Pasien, Manajemen RSUD Klaim Ikuti Aturan
Terkait dugaan penolakan pasien BPJS yang tidak membawa rujukan fasilitas kesehatan pertama, Yani menjelaskan, sistem pelayanan di rumah sakitnya itu mengikuti aturan pemerintah. Bahkan, pasien BPJS bisa memanfaatkan JKN Mobile untuk mendapatkan nomor antrian secara online.
Yani menambahkan, saat pengguna akun @chareesa30 mengunggah konten di media sosial TikTok, ia pun langsung menganalisa peristiwa yang terjadi.
Yani menjelaskan, pengguna akun TikTok @chareesa30 itu awalnya masuk ke ruangan IGD RSUD Otista dengan mengeluhkan gangguan pencernaan. Namun, saat petugas memeriksanya, tanda-tanda vital masih terpantau baik dan mengarahkannya ke poliklinik. Hal itu lantaran di IGD terdapat beberapa status kedaruratan, yakni hijau, kuning, dan merah.
“Begitu masuk ke poliklinik di rumah sakit, tidak bisa pakai BPJS. Karena masuk poliklinik, harus ada surat rujukan dari faskes pertama. Ketika tidak ada surat rujukan, maka pasien kita arahkan ke jalur umum,” tutur Yani.
Meski demikian, pihaknya mengaku dengan adanya kejadian ini menjadi evaluasi bagi pihaknya dalam hal pelayanan kepada pasien di RSUD Oto Iskandar Di Nata. (Ecep/R13/HR Online)