Profil Charles Prosper Wolff Schoemaker yang merupakan salah satu arsitek dan pernah menjadi rektor ketujuh Technische Hoogeschool te Bandoeng atau yang lebih kita kenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca Juga: Dosen ITB Berikan Materi Konten Kreator kepada Pemuda di Tasikmalaya
Tak hanya itu, tokoh yang satu ini juga terkenal sebagai arsitek jenius yang banyak merancang bangunan Belanda di Bandung. Bahkan, beberapa bangunannya masih bertahan hingga hari ini.
Lebih dari 20 bangunan yang Charles Prosper rancang, dan bangunan-bangunan tersebut terbukti menjadi bangunan-bangunan penting era pendudukan Belanda.
Kini beberapa bangunan hasil rancangannya sudah dialih fungsikan sebagai bangunan umum hingga tempat wisata. Oleh karena itulah, tak heran sosok yang satu ini masih terus dikenang hingga hari ini.
Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas tentang profil sang arsitek jenius tersebut yang pernah menjadi Rektor Technische Hoogeschool te Bandoeng.
Profil Charles Prosper Wolff Schoemaker
Mengutip dari buku “Villa Isola: Yang Bertahan Bersama Waktu” (2022), Charles Prosper Wolff Schoemaker lahir di kamp militer Banyubiru, Semarang pada tanggal 5 Juli 1882.
Ia merupakan anak kedua dari pasangan Jan Prosper Schoemaker dan Josephine Charlotte Wilhelmina Wolff. Memiliki saudara kandung bernama Marisa Suzanna Arnolda, dan Richard Leonard Arnold Schoemaker.
Charles Prosper juga pernah bersekolah di Hogere Burger School (HBS) Nijmegen. HBS merupakan sekolah pendidikan menengah umum pada masa Hindia Belanda.
Sekolah ini terbilang sekolah elit khusus orang-orang Belanda, Eropa, Tionghoa, hingga elit pribumi. Namun, hanya sedikit dari kelompok pribumi yang bisa bersekolah ke HBS.
Hal itu karena faktor biaya sekolah, kelas sosial, hingga tingkat kesulitan materi. Masa studi HBS berlangsung selama lima tahun dan menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya.
Setelah selesai menempuh pendidikan di HSB, Charles Prosper Wolff Schoemaker kemudian melanjutkan studinya di Koninklijke Militaire Academie Breda.
Sekolah tinggi ini merupakan akademi dinas angkatan darat milik Belanda yang berada di Kota Breda, Belanda.
Di akademi itu ia mengambil jurusan civiel ingenieur atau insinyur sipil yang berfokus pada perancangan dan supervisi pembangunan infrastruktur.
Pasca lulus dari studinya itu, Charles Prosper sempat berkarier di bidang militer. Namun, berselang beberapa tahun, ia keluar dari dunia militer dan memilih karir di bidang konstruksi.
Arsitek Jenius
Salmon Priaji Martana dalam buku “Wolff Schoemaker Karya dan Lingkup Dunia Sekelilingnya”, ketika Charles Prosper Wolff Schoemaker dibebastugaskan dari dunia militer pada tahun 1911. Pada tahun yang sama ia kemudian membuka perusahaan konstruksi.
Perusahaan konstruksi itu bernama “NV De Bouwploeg” yang berpusat di Weltevreden, Batavia. Dalam perusahaan ini ia menjabat sebagai wakil direktur. Selain itu, ia juga bekerja sebagai insinyur di Dienst Burgerlijke Openbare Werken (BOW) atau Departemen Pekerja Umum pada tahun 1911-1914.
Baca Juga: Sejarah Villa Isola di Kota Bandung, Dibangun Zaman Belanda Kini Jadi Gedung Rektorat UPI
Kariernya di dunia konstruksi ini terbilang cukup baik dan membuatnya berhasil menjadi Direktur di Departemen Pekerjaan Umum periode 1914-1917. Tak hanya itu, pada tahun 1917-1918, ia juga bekerja di Fa. Schlieper & Co.
Charles Prosper Wolff Schoemaker juga pernah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk mempelajari karya-karya dari Frank Lloyd Wright. Di sinilah ia semakin memperdalam bidang perencanaan bangunan dan menjadikannya sebagai karier resminya.
Jadikan Bandung Paris Van Java
Ketika terjadi kebijakan hijrah bagi para arsitek di Hindia Belanda, Charles Prosper merupakan salah satu dari puluhan arsitek yang berpindah ke Bandung untuk menjadikan Bandung sebagai kota cantik dengan sebutan Paris van Java.
Dalam rentang tahun 1918 hingga 1925, terdapat sekitar 750 bangunan modern yang berdiri di Bandung kala itu. Pembangunan ini dipimpin oleh Ir. F.J.L Ghijsels dan Charles Prosper Wolff Schoemaker yang merupakan salah satu dari arsitek dalam pembangunan tersebut.
Menurut catatan dari sejarawan Universitas Leiden, C.J. van Dullemen menyebutkan bahwa, Charles Prosper setidaknya membangun sekitar 68 gedung di wilayah Indonesia.
Di Bandung kala itu, beberapa bangunan hasil rancangan dari Charles Prosper seperti Hotel Preanger Bandung, Gedung Asia Afrika, Gedung Bioskop Jalan Braga, Villa Isola, Kolam Renang Tirta Merta atau Sentrum, hingga Observatorium Bosscha.
Sebenarnya masih terdapat banyak lagi karya-karya dari Charles Prosper Wolff Schoemaker. Hal inilah yang membuat ia terkenal sebagai salah satu arsitek jenius kala itu.
Pernah Menjadi Rektor THS
Pada tahun 1922, Charles Prosper Wolff Schoemaker diangkat menjadi salah satu professor di THS. Ketika itu ia mengajar mata kuliah Sejarah arsitektur dan dekorasi, spesifikasi bangunan, anggaran dan perencanaan kota.
Kariernya di dunia akademik ini terbilang cukup gemilang. Ia pernah menjabat sebagai sekretaris Faculteit van Technische Wetenschap THS Bandoeng.
Kemudian pada 16 Juni 1934, ia juga menjabat sebagai Rektor/Voorzitter der Faculteit van Technische Wetenschap THS Bandoeng.
Tak hanya menjadi Rektor di THS Bandoeng, Charles Prosper Wolff Schoemaker juga pernah menjadi guru besar sementara di TH Delft Belanda.
Selama mengajar di THS Bandoeng, Charles Prosper pernah bertemu dengan Soekarno. Bahkan kala itu Soekarno menjadi salah satu mahasiswa kesayangannya.
Masa-masa akhir karirnya ia habiskan untuk THS Bandoeng, dan pensiun tahun 1940. Ia meninggal pada 22 Mei 1949 dalam usia 66 tahun.
Baca Juga: Kebiasaan Unik Orang Indonesia, Budaya Indis Pengaruhi Gaya Hidup
Charles Prosper Wolff Schoemaker pun menjadi salah satu tokoh yang dimakamkan di TPU Kristen Pandu, Bandung. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)