Pewarisan sifat pada makhluk hidup merupakan proses transfer genetik dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Pewarisan sifat ini terjadi melalui beberapa komponen yang terdapat pada kromosom, seperti DNA. Dalam ilmu sains, proses pewarisan genetik sendiri melibatkan aktivitas reproduksi seksual bahkan aseksual.
Secara umum, terdapat 2 tipe pewarisan yakni dominan dan resesif. Dominan terjadi ketika satu alel mendominasi yang lain. Sementara pewarisan sifat resesif timbul saat alel harus hadir dalam pasangan untuk mengekspresikan karakteristiknya. Dengan kata lain, sifat ini kalah atau tertutupi molekul dominan.
Baca Juga: Perbedaan Monohibrid dan Dihibrid dalam Ilmu Genetika
Dasar dari pewarisan sifat ini memainkan peran penting dalam menghasilkan keragaman genetik di antara populasi makhluk hidup. Menariknya, faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi bagaimana sifat genetik tersalurkan.
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dan Komponen Pembentuknya
Mungkin kamu pernah membandingkan bentuk wajah, warna rambut, serta tone kulit dengan orang tua atau saudara-saudaramu. Secara garis besar, satu keturunan pasti akan memiliki sejumlah persamaan yang membuat beberapa individu tampak mirip.
Misalnya, ketika ayah memiliki hidung mancung. Maka anaknya bisa mendapatkan hidung dengan bentuk serupa. Begitu juga dengan ibu yang memiliki rambut keriting. Pasti buah hatinya bisa mengadopsi tekstur rambut sang ibu entah itu banyak maupun sedikit.
Tak hanya sifat yang terlihat saja, ada pula yang tidak tampak. Seperti golongan darah, penyakit menurun, serta ketahanan terhadap alergi tertentu.
Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan sifat dari induk ke keturunannya yang populer dengan istilah hereditas. Dalam arti lebih luas, pewarisan sifat adalah proses bagaimana karakteristik menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Berikut adalah beberapa komponen penting dalam pewarisan sifat pada makhluk hidup.
1. Kromosom
Komponen pertama adalah kromosom yang menjadi struktur dalam inti sel dengan kandungan materi genetik, layaknya DNA. Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom. Masing-masing pasangannya terdiri atas satu kromosom dari ibu dan satu lagi milik ayah.
Meski bentuknya kecil dan tampak tidak teratur, ternyata kromosom memiliki bagian-bagian pembentuk. Seperti sentromer di sisi tengah yang bertugas dalam pemisahan kromosom selama pembelahan sel.
Ada juga kinetokor sebagai bagian dari sentromer tempat serat spindel menempel saat sel terbelah. Sementara di bagian ujungnya terdapat telomer, yang mengandung DNA pengulangan sekaligus mempertahankan stabilitas strukturalnya.
2. Gen
Berikutnya ada gen yang merupakan bagian dari kromosom. Komponen ini mengandung informasi genetik yang menurun dari orang tua atau induk ke anak-anaknya. Fungsinya adalah mengkodekan protein atau mengatur ekspresi gen lainnya.
3. Genotipe
Genotipe adalah salah satu komponen pewarisan sifat pada makhluk hidup yang tidak kalah penting. Ini berupa kumpulan gen yang individu miliki, baik kasat mata maupun tidak terlihat.
Baca Juga: Pewarisan Sifat Buta Warna, Berikut Mekanisme Terjadinya
Genotipe umumnya tertulis menggunakan simbol-simbol huruf. Huruf besar mewakili sifat dominan sementara huruf kecil untuk menggambarkan karakter resesif.
4. Fenotipe
Terakhir adalah fenotipe, sebuah karakteristik baik struktural, fisiologis, maupun perilaku yang dapat individu amati. Biasanya mereka mendapat pengaruh kuat dari interaksi antara genotipe serta faktor lingkungan. Contoh fenotipe pada makhluk hidup ada banyak sekali.
Misalnya, warna kulit pada manusia memang terbentuk oleh genetika. Namun, variasi juga bisa berkaitan erat dengan adaptasi terhadap sinar matahari. Begitu juga dengan bobot tubuh antar individu yang bisa saja menurun. Kendati demikian, gaya hidup juga memiliki pengaruh besar.
Proses Pewarisan Sifat pada Manusia
Metode pewarisan sifat pada makhluk hidup bermula ketika sperma dan sel telur melebur menjadi satu. Setiap sel membawa gen serta kromosom mereka masing-masing. Keduanya kemudian membentuk zigot yang menggabungkan antara materi genetik dari orang tua (pewaris). Dengan begitu, karakteristik fisik maupun genetik akan menurun kepada setiap generasi.
Orang pertama yang menemukan metode dan menjelaskannya secara rinci adalah Gregor Mendel. Ia merupakan biolog asal Austria, yang menjadi pelopor ilmu genetika modern. Kemudian mengemukakan prinsip serta penemuannya dengan nama “Hukum Mendel”.
Tak hanya pola pewarisan sederhana, Mendel juga memaparkan sejumlah penjelasan yang lebih mendetail. Sebut saja pewarisan dominan-resesif, intermediet, keterkaitan, hingga mutasi atau perubahan urutan DNA.
Baca Juga: Mutasi Genetik Langka yang Bisa Terjadi pada Tubuh Manusia
Nah, itulah penjelasan tentang pewarisan sifat pada makhluk hidup yang penting untuk kita ketahui. Ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana ciri-ciri tertentu menurun dari generasi ke generasi. Sekaligus mendukung bidang kesehatan dalam memahami penyakit genetik serta mengembangkan solusi yang lebih efektif. (R10/HR-Online)