Perbedaan reksadana dan saham sangat penting untuk dipahami. Pasalnya, reksadana dan saham memiliki karakteristik serta tingkat risiko yang berbeda. Memahami perbedaan antara keduanya dapat membantu calon investor membuat keputusan investasi yang tepat sesuai tujuan finansial.
Perbedaan Reksadana dan Saham yang Jarang Masyarakat Pahami
Seperti kita ketahui, investasi merupakan langkah strategis untuk mengembangkan kekayaan. Pada praktiknya, para investor akan menempatkan uang atau sumber daya lain ke dalam suatu entitas maupun proyek.
Baca Juga: Keuntungan Investasi Reksadana, Modal Kecil Untung Besar
Dengan harapan mendapatkan keuntungan lebih besar di masa yang akan datang. Ini memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang, seperti dana pensiun hingga pendidikan anak.
Di samping itu, investasi juga dapat memberikan perlindungan terhadap risiko inflasi. Karena seiring berjalannya waktu, nilai uang cenderung menurun. Langkah investasi yang cerdas dapat membantu mempertahankan daya beli seseorang di waktu-waktu sulit.
Manfaat lain dari investasi adalah memberikan peluang pasif dalam hal penghasilan. Dengan kata lain, investor tidak perlu melakukan apapun. Tetapi hasil keuntungan dari investasinya terus mengalir.
Saat ini ada banyak sekali instrumen investasi yang dapat masyarakat pilih. Dua opsi yang umum mereka gunakan adalah reksadana dan saham. Kedua instrumen tersebut memang sudah populer sejak lama dan kerap menjadi pilihan utama investor profesional.
Kendati demikian, tak sedikit yang menganggap reksadana dan saham sama. Padahal, keduanya memiliki sejumlah perbedaan signifikan. Supaya lebih mengenal, mari kita ulas perbedaan reksadana dan saham secara detail.
1. Struktur dan Cara Investor Terlibat
Hal utama yang membedakan antara saham dan reksadana adalah struktur serta cara investor terlibat. Reksadana adalah wadah investasi yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor. Nantinya, dana yang terkumpul akan dikelola oleh manajer investasi profesional.
Dana tersebut kemudian mereka investasikan lagi dalam berbagai instrumen keuangan. Sebut saja saham, obligasi, hingga instrumen pasar uang. Sementara itu, para investor memiliki unit penyertaan yang menunjukkan bukti kepemilikan mereka di reksadana.
Di sisi lain, saham merupakan bentuk kepemilikan langsung dalam suatu perusahaan. Saat seseorang membeli saham, mereka secara tidak langsung ikut menjadi pemilik sebagian kecil dari perusahaan tersebut.
2. Potensi Keuntungan dan Risiko Kerugian
Perbedaan reksadana dan saham berikutnya dapat kita lihat dari potensi keuntungan dan kerugian. Di reksadana, potensi keuntungan investasi cenderung moderat.
Baca Juga: Indeks Saham Syariah, Penjelasan dan Kriterianya
Hal ini karena performa reksadana sangat bergantung pada kondisi pasar secara keseluruhan. Karena itu, penting sekali melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko kerugian.
Sementara itu, saham menawarkan potensi keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada reksadana melalui pembagian dividen. Hanya saja, risikonya juga cenderung besar. Kinerja perusahaan, kondisi pasar, dan faktor-faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga saham.
3. Kendali serta Partisipasi Investor
Di reksadana, investor memiliki sedikit kendali atas pengelolaan portofolio. Pasalnya keputusan tertinggi berada di tangan manajer investasi. Sehingga partisipasi masing-masing investor cenderung lebih pasif.
Sebaliknya, investasi saham memungkinkan investor memiliki kendali lebih besar. Mereka bebas menentukan atau memilih saham sendiri. Partisipasi aktif memungkinkan pengambilan keputusan langsung dalam rapat pemegang saham.
4. Likuiditas
Faktor likuiditas juga menjadi salah satu perbedaan reksadana dan saham. Dalam hal ini, saham cenderung lebih likuid. Mereka memungkinkan investor untuk membeli atau menjual dengan relatif cepat.
Sementara itu, reksadana juga likuid. Hanya saja proses pembelian atau penjualan mungkin memerlukan waktu lebih lama. Kadangkala proses perdagangannya hanya tersedia pada akhir hari sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAV) per unitnya.
5. Jangka Waktu Investasi
Perbedaan yang terakhir adalah dari segi jangka waktu investasinya. Jika menginginkan investasi dengan jangka fleksibel tanpa harus mengelola secara aktif, reksadana bisa menjadi pilihan terbaik. Rata-rata jangka waktu untuk reksadana adalah 7 tahun.
Baca Juga: Rights Issue Saham, Potensi Keuntungan Bagi Investor Lama
Di sisi lain, saham cocok untuk investor jangka panjang, menengah, atau pendek. Tergantung pada strategi serta toleransi risiko.
Namun biasanya investor akan memilih saham untuk investasi jangka panjang hingga 10 tahun. Pemilihan antara keduanya tentu bergantung pada tujuan, toleransi risiko, dan kebutuhan individu.
Tidak ada yang lebih baik karena instrumen ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Namun dengan memahami perbedaan reksadana dan saham, semakin memudahkan dalam membuat keputusan investasi yang bijak. (R10/HR-Online)