harapanrakyat.com – Menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, Pemprov Jabar mengantisipasi penyebaran informasi hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Untuk itu, Pemprov Jabar saat ini gencar melakukan sosialisasi edukasi terkait literasi digital kepada berbagai kalangan masyarakat. Hal itu untuk menciptakan kondusifitas selama pelaksanaan Pemilu di Jawa Barat.
Baca Juga : Kesadaran Meningkat, Penyebaran Informasi Hoaks Jelang Pemilu di Jawa Barat Menurun
Kadiskominfo Jawa Barat Ika Mardiah mengungkapkan, antisipasi antisipasi perang siber salah satunya penyebaran informasi hoaks di media sosial, merupakan hal krusial yang perlu kewaspadaan semua pihak. Terlebih, sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama Jabar, merupakan pengguna aktif media sosial.
“Kami terus berupaya memperkuat literasi digital kepada semua kalangan masyarakat. Hal ini sebagai respons cepat untuk menjawab tantangan perang siber termasuk penyebaran informasi hoaks di media sosial. Terlebih saat ini menjelang pelaksanaan Pemilu,” ungkapnya di Kota Bandung, Kamis (25/1/2024).
Lantaran pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 60,4 persen, kata Ika, maka pada momen menjelang Pemilu ini penting bagi pemerintah melakukan edukasi literasi digital. Bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah saja, literasi digital pun menjadi kewajiban lembaga pemilihan, partai politik, dan masyarakat.
“Apalagi dalam waktu dekat ini kita akan menggelar Pemilu. Maka dari itu, semua pihak termasuk masyarakat wajib meningkatkan kesadaran terhadap ancaman perang siber di media sosial. Hal ini untuk memastikan Pemilu yang adil, bersih, dan kredibel,” tuturnya.
Perangi Informasi Hoaks, JSH Lakukan Klarifikasi Setiap Hari
Selain itu, Ika juga menuturkan bahwa pihaknya melalui Jabar Saber Hoaks (JSH) intens mengklarifikasi hoaks yang beredar di tengah masyarakat yang beredar melalui media sosial. Ada berbagai konten yang diklarifikasi, termasuk soal Pemilu.
Bahkan, lanjut Ika, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas, hasil klarifikasi informasi hoaks itu pun pihaknya tayangkan ke berbagai platform media sosial.
“Tiap hari selalu ada klarifikasi terhadap berita-berita hoaks. Meskipun sebenarnya sekarang agak menurun (jumlahnya) ketimbang 2019. Mungkin warga kita juga sudah mulai paham dan bisa melakukan klarifikasi sendiri juga,” ucapnya.
Baca Juga : Kominfo Tutup 290 Konten Negatif Cegah Hoax Pemilu 2024
Selain itu, kata Ika, untuk meningkatkan literasi digital memerangi perang siber penyebaran informasi hoaks ini, ia pun mengakui gencar melakukan sosialisasi ke lembaga pendidikan.
“Kalau untuk website, kami tentunya dari sisi infrastruktur, jaringan, aplikasinya juga harus kami perkuat dari sisi teknologinya. Kemudian juga kami memiliki tim respons cepat juga untuk insiden keamanan informasi, sudah berjalan. Kami terus berupaya memerangi beredarnya informasi hoaks, terlebih menjelang Pemilu ini,” ujarnya. (Ecep/R13/HR Online)