Fakta Surili monyet beruban memang tergolong unik. Surili Jawa, dengan nama Latin Presbytis comata merupakan hewan endemik Jawa Barat yang terancam punah. Sehingga spesies langka ini termasuk dalam hewan yang wajib dilindungi.
Baca Juga: Hewan Jarang Berwarna Biru, Berikut Beberapa Penyebabnya
Fakta Surili Monyet Beruban Asal Jawa Barat
Surili dikenal dengan berbagai istilah seperti Surili Jawa, Surili abu-abu, Surili beruban, atau Surili Pulau Sunda. Selain itu, juga dikenal dengan sebutan Lutung Jambul Belang, Lutung beruban, Lutung beruban Jawa, atau lutung Jawa. Inilah 6 fakta menarik mengenai monyet Surili, primata endemik Jawa Barat yang semakin langka.
1. Proporsi Kepala yang Lebih Kecil dari Tubuhnya
Surili Jawa memiliki panjang tubuh berkisar antara 43 hingga 59,5 cm. Varian warna bulu mereka menjadi ciri khas yang membedakan dari jenis monyet lain. Termasuk adanya bulu berwarna keputihan pada sebagian individu. Sementara populasi lainnya memiliki bulu berwarna abu-abu gelap hingga mendekati hitam.
Ciri uniknya terletak pada kepala Surili yang lebih kecil daripada tubuhnya. Bulu putih terang meliputi bagian dada dan perut, membentang dari dagu hingga ekor yang panjang.
Selain itu, pada area beruban terdapat campuran warna bulu yang tebal dan lembut. Tungkainya panjang, wajah kecil, mata bulat gelap, dan telinga kecil yang mencolok.
2. Terancam Kepunahan
Fakta Surili monyet beruban selanjutnya merupakan hewan terancam punah. Spesies ini dikenal karena pola hidup berkelompoknya. Terdiri dari 2-14 individu jantan dewasa dan memiliki keterkaitan dekat dengan lutung eboni (Trachypithecus mauritius) berasal dari Jawa Barat, serta lutung Jawa Timur (Trachypithecus auratus).
Menurut International Union for Conservation (IUCN), mamalia ini berada dalam kondisi terancam punah, dengan perkiraan jumlah populasi surili dewasa berkisar antara 1.400-1.500 individu pada tahun 2020.
Penyebab dari penurunan populasi ini adalah karena berkurangnya habitat asli mereka, misalnya saja seperti konversi lahan hutan, penebangan hutan, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, perlu upaya pelestarian untuk menjaga kelangsungan spesies ini.
3. Hewan Pemakan Daun
Mamalia primata ini termasuk dalam kategori hewan herbivora yang mampu mengonsumsi dedaunan dan mencerna serat tumbuhan, termasuk selulosa. Secara rutin, mereka melakukan perjalanan antara bagian-bagian puncak pohon untuk mencari makanan. Bahkan bisa melakukan eksplorasi sebanyak 3-4 kali.
Baca Juga: Penemuan Ikan Manta Terbesar di Dunia, Sangat Langka!
Tak hanya itu, fakta Surili monyet beruban lainnya juga terkenal sebagai hewan yang aktif karena memiliki jari-jari yang fleksibel dan tidak suka meninggalkan kanopi hutan. Oleh karena itu, Surili memiliki kecenderungan untuk bertengger di pohon-pohon yang tinggi.
4. Habitat Asli
Monyet beruban ini menempati wilayah di Jawa Barat pada ketinggian tertentu. Hewan ini dapat ditemukan dalam rentang ketinggian mulai dari 800 mdpl hingga 2.500 mdpl.
Habitat mereka melibatkan daerah sekitar Gunung Halimun, Ujung Kulon, Gunung Ciremai, hingga Gunung Gede Pangrango. Surili mendiami lingkungan hutan hujan tropis dan pegunungan yang masih dalam keadaan alami.
Tidak hanya di Jawa Barat, spesies monyet ini juga pernah tercatat beberapa kali berada di daerah hutan dan pegunungan Jawa Tengah. Seperti Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Pegunungan Dieng, hingga Gunung Slamet.
5. Kehidupan dan Perilaku
Fakta Surili monyet beruban juga tergolong dalam kategori monyet herbivora. Umumnya, mereka mencari makan pada ranting-ranting pohon dengan mengonsumsi dedaunan, buah-buahan, dan biji-bijian.
Primata ini memiliki sifat yang pemalu dan sensitif. Secara umum, mereka aktif secara berkelompok pada pagi hingga sore hari untuk mencari makan. Sementara waktu malam untuk beristirahat.
Sensitivitas dan keberadaannya sebagai indikator penting dalam menjaga keberlanjutan hutan dan pegunungan. Namun sayangnya, populasi mereka semakin menurun akibat kehilangan habitat asli.
6. Mempunyai Peran dalam Ekosistem
Mamalia ini memegang peranan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis. Monyet ini berfungsi sebagai penyebar benih tumbuhan dan menjadi mangsa bagi beberapa spesies lainnya.
Hal tersebut karena beberapa alasan, yakni Surili seringkali mengonsumsi buah-buahan. Saat mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam mencari makan, biji atau benih dari buah yang mereka konsumsi dapat tersebar ke berbagai area hutan.
Proses ini membantu dalam penyebaran benih tanaman, yang mendukung keberagaman tumbuhan berbagai lokasi. Dengan demikian, surili memiliki peran penting dalam regenerasi dan diversifikasi tanaman dalam hutan.
Baca Juga: Kepunahan Sympterichthys Unipennis Tercatat dalam Red List IUCN
Surili juga menjadi sumber makanan bagi beberapa spesies predator atau pemangsa dalam ekosistem hutan. Pemangsa seperti harimau, ular, atau burung pemangsa mungkin memburu Surili untuk mencukupi kebutuhan nutrisi mereka. Adanya rantai makanan ini, Surili membantu menjaga keseimbangan populasi predator dan mangsa dalam ekosistem.
Fakta Surili monyet beruban tersebut dapat menjadi pemahaman tersendiri untuk melindungi dan melestarikannya. (R10/HR-Online)