harapanrakyat.com,- Sebanyak lima ribu lebih warga mengungsi akibat adanya aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, menurut data dari BPBD Flores Timur, jumlah warga mengungsi sebanyak 5.464 jiwa.
“Data yang kita terima tersebut per 10 Januari 2024, pukul 18.00 WITA,” kata Abdul, Jumat (12/1/2024).
Lanjutnya menambahkan, bahwa dari total tersebut, di antaranya disabilitas, lanjut usia, ibu hamil, anak-anak dan bayi.
Warga yang mengungsi akibat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi di NTT tersebut, dari lima kecamatan. Antara lain Larantuka, Ile Bura, Demon Pagong, Titehena, dan Kecamatan Wulanggitang.
“Dari 5 kecamatan tersebut, pengungsi yang paling banyak adalah Wulanggitang sampai 3.609 jiwa. Kemudian disusul Titehena sebanyak 1.698 jiwa,” terangnya.
Abdul menuturkan, bahwa dari total pengungsi 5.464 jiwa, untuk perempuan mencapai 2.805, dan laki-laki sebanyak 2.659.
“Adapun rinciannya, disabilitas ada 12 orang, ibu hamil 23, balita 76, ibu menyusui 118, anak-anak 312, dan lansia 575 jiwa,” tuturnya.
Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi di NTT Naik Status
Sementara untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum masyarakat maupun para pengungsi, Pemkab Flores Timur bersama TNI dan Polri pun sudah membangun dapur umum tetap dan portabel.
Sedangkan menurut pengamatan dari PVMBG atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, per 9 Januari 2024 status Gunung api Lewotobi Laki-laki naik level.
Gunung api yang ada di Flores Timur, NTT tersebut naik dari sebelumnya level III atau Siaga ke level IV atau Awas.
Sebelumnya, Pemkab Flores Timur sudah menetapkan status siaga darurat bencana alam selama 14 hari. Yaitu mulai dari tanggal 1 sampai 14 Januari 2024.
Karena aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang naik level, PVMBG pun mengimbau agar warga tidak melakukan kegiatan. Yaitu dalam radius 4 km dari puncak gunung. Selain itu, sektoral 5 km arah barat laut–utara.
Abdul mengatakan, saat ini BNPB sudah memberikan dukungan guna penanganan darurat. Dukungan tersebut antara lain kebutuhan pangan maupun non pangan dan dana siap pakai.
“Selain itu, dalam penanganan darurat, BNPB juga mengirimkan tim untuk pendampingan BPBD daerah setempat. Salah satunya manajemen informasi,” pungkasnya. (Adi/R5/HR-Online)