Adab dalam berhutang ada di ajaran agama Islam. Dengan memperhatikan dan mengikuti adab tersebut, sama saja telah beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, umat muslim perlu memahami amalan ini dengan baik.
Adab dalam Berhutang Menurut Islam
Dalam agama Islam mengatur berbagai adab yang harus umat muslim taati. Hal tersebut juga mencangkup adab dalam berhutang. Langsung saja, berikut beberapa adabnya.
Memberi Kemudahan Bagi yang Mengalami Kesulitan
Salah satu adabnya yakni memberi kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan untuk membayar hutang. Misalnya saja dengan menambahkan tempo. Hal ini sesuai dengan hadits berikut.
Tujuannya untuk Kebaikan
Dalam berhutang juga ada adab untuk melakukannya dengan tujuan kebaikan. Agama Islam sudah sangat jelas tidak menyukai maksiat.
Dalam berhutang, alangkah baiknya jika tujuannya untuk keberlangsungan hidup. Misalnya saja memenuhi keperluan pendidikan, kesehatan, konsumsi sehari-hari, dan lainnya.
Baca Juga: Adab Naik Kendaraan Lengkap Dengan Hikmahnya
Jangan berhutang hanya karena ingin memenuhi gaya hidup semata. Untuk tujuan hutang ini, sudah seharusnya dihindari sebisa mungkin.
Mendoakan Pemberi Hutang
Orang yang menerima hutang sudah semestinya mendoakan kebaikan untuk pemberi hutang. Hal ini lantaran pemberi hutang telah membantu penghutang dalam mendapatkan dana untuk memenuhi keperluannya.
Tidak Riba
Islam memperbolehkan hutang asalkan tidak riba atau ada bunganya. Dalam artian, jumlah pengembalian dananya sesuai dengan anggaran yang dipinjam. Berkaitan dengan adab dalam berhutang yang satu ini, penjelasannya ada di QS Al-Baqarah ayat 275 berikut.
Tak Memberi Syarat
Pemberi hutang juga tak boleh memberikan syarat. Meski begitu, pemberi hutang boleh memberlakukan batasan waktu tertentu dalam pembayarannya.
Saat belum mencapai batasan waktu sesuai ketentuan, pemberi hutang tak boleh meminta pembayaran. Apabila sudah masuk batas waktunya, dalam menagih hutang juga harus sopan dan lembut. Hal tersebut juga berlaku untuk pihak ketiga yang membantu dalam menagih hutang.
Luruskan Niat
Apabila terpaksa berhutang, tentu harus meluruskan niat terlebih dulu. Pastikan memiliki niat untuk mengembalikan dananya. Dengan begitu, Allah SWT juga akan membantu dalam mengembalikannya.
Jangan sesekali memiliki niatan berhutang karena ingin menghabiskannya. Hal ini akan membuat penerima hutang kesulitan dalam membayar pinjaman sehingga tak bisa mengembalikannya.
Segera Membayar Hutang
Adab dalam berhutang yang satu ini berlaku untuk penghutang. Sudah semestinya penghutang membayar hutangnya sesegera mungkin.
Baca Juga: Cara Belajar Ikhlas dan Sabar untuk Hidup Penuh Keberkahan
Jangan sengaja menundanya atau menyepelekan hutang padahal sudah memiliki uangnya. Hal ini termasuk dzalim. Hukuman untuk orang yang tak mau melunasi hutangnya pun tertuang secara jelas dalam hadits berikut.
Jujur
Apabila penghutang belum bisa membayar hutangnya sesuai dengan batas waktunya, lebih baik berkata jujur. Pemberi hutang tentunya memaklumi dan mungkin saja memberikan kelonggaran waktu.
Di sisi lain, tentunya harus senantiasa berdoa dan melakukan berbagai amalan untuk bisa cepat membayar hutang. Dengan demikian, penghutang bisa lekas terbebas dari hutang.
Bersyukur Setelah Bayar Hutang
Ketika sudah membayar hutang, alangkah baiknya jika membaca tahmid sebagai wujud rasa syukur. Tanpa bantuan dari Allah SWT, penghutang tak bisa membayar hutangnya dengan jumlah maupun waktu yang jadi ketentuan bersama.
Hikmah Mengikuti Adab Berhutang
Sebagai umat muslim, jangan ragu untuk mengikuti adab dalam berhutang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini karena ada banyak hikmahnya.
Adapun salah satu hikmahnya ialah terjalin hubungan yang baik. Apabila penghutang maupun pemberi utang sama-sama mengikuti adab di atas, sudah pasti akan menciptakan jalinan silaturahmi yang baik.
Bisa jadi di lain hari orang yang memberi hutang justru tengah bingung mencari hutangan. Begitu pula sebaliknya. Orang yang berhutang saat ini bisa jadi pemberi hutang di lain waktu.
Baca Juga: Cara Menghindari Sifat Dengki, Penyebab dan Bahayanya
Tak ada yang tahu takdir kedepannya selain Allah SWT. Oleh karena itu, baik berhutang maupun pemberi hutang hendaklah memperhatikan adab yang ada demi kebaikan bersama.
Hikmah selanjutnya, mengikuti adab ini juga termasuk bentuk ibadah. Karenanya, umat muslim bisa memperoleh pahala dan menggapai surga Allah SWT.
Adab dalam berhutang perlu umat muslim pahami dan jalankan sebagaimana mestinya. Dengan begitu, hidup akan penuh berkah dan kebaikan. Manfaatnya akan terasa ketika di dunia maupun akhirat kelak. (R10/HR-Online)