harapanrakyat.com – Sedikitnya 65,1 persen balita usia 0 – 23 bulan di Kota Bandung, Jawa Barat, masih mengalami stunting.
Kepala DPPKB Pemkot Bandung, Dewi Kaniasari mengatakan, data tersebut berdasarkan hasil pengukuran dan publikasi data stunting Dinas Kesehatan Kota Bandung. Data tersebut, kata Dewi merupakan data hingga Agustus 2023.
“Artinya, risiko terpaparnya anak akibat masalah gizi dan kesehatan masih tinggi. Ini menjadi penyebab yang berdampak pada kesehatan anak,” ungkapnya, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga : DPPKB Kota Bandung Targetkan Stunting Turun 14 Persen
Ia menuturkan Pemkot Bandung telah melakukan berbagai inovasi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak di Kota Bandung.
“Sejak tahun 2020, Kota Bandung menjadi salah satu kota perluasan lokasi lokus intervensi penurunan stunting dan terintegrasi secara nasional. Penurunan angka stunting ini sejalan dengan program prioritas pemerintah di 260 kabupaten dan kota,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna menerangkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Bandung.
Dalam penyelesaian masalah stunting, lanjutnya, seluruh program harus berjalan secara berkelanjutan. Mulai dari dimensi kesehatan, pendidikan, keberlangsungan hidup ideal dan konsistensi.
“Penanganan stunting di Kota Bandung tidak berbicara persoalan mandiri. Misalnya gizi buruk, apa faktor penyebabnya. Apakah keturunan, tempat tinggal tidak layak, kebutuhan air bersih tidak maksimal, ventilasi tidak optimal. Sehingga konsistensi menjadi penting, semua harus terukur,” katanya.
Ema juga meminta adanya sinergi mengenai masalah metode penghitungan data stunting. Saat ini, terjadi adanya margin yang cukup besar antara EPPGM dan hasil survey SSGI Kementerian Kesehatan.
Baca Juga : Begini Program Pemkot Bandung Turunkan Prevalensi Stunting!
“Jika data salah, maka jangan berharap mengambil langkah benar. Maka data ini, tolong tim TPPS untuk mencermatinya dengan metode yang ada. Kenapa gap kita terlalu jauh,” ujarnya.
Tangani Stunting di Kota Bandung Perlu Peran Semua Unsur
Selain itu, Ema ia juga menekankan adanya keterlibatan dari unsur kewilayahan dalam upaya percepatan penurunan stunting tersebut. Hal ini penting, agar data terus update dari akar rumput.
“Peran Lurah, data untuk up to date terkait laporan dari masing masing kelurahan terhadap apa yang selama ini kader posyandu lakukan. Jadikan itu sebagai basis data kita untuk mengetahui progres bayi stunting,” katanya.
“Ini perlu pemikiran bersama bagaimana mensinergikan seluruh OPD pendukung. Sehingga, bisa menyelesaikan 6.614 stunting dan mencegah adanya stunting baru di Kota Bandung. Tentunya harus secara keberlanjutan,” ucapnya menambahkan. (Rio/R13/HR Online/Editor-Ecep)