Kamis, April 10, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Jamu di Indonesia, Kini Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Sejarah Jamu di Indonesia, Kini Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Beberapa waktu yang lalu jamu berhasil ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Tentu saja hal ini menjadi kabar gembira tersendiri bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki sejarah panjang dengan jamu.

Jamu sendiri merupakan minuman tradisional yang berfungsi sebagai obat-obatan bagi siapa pun yang mengonsumsinya. Biasanya jamu yang diramu oleh para peracik ini dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.

Tak jarang pula Jamu seringkali menjadi obat-obatan alternatif di tengah berkembangnya obat-obatan modern.

Banyak pihak yang meyakini bahwa kealamian dari obat-obatan tradisional jamu ini justru lebih manjur ketimbang obat-obatan modern yang memiliki banyak kandungan kimiawi.

Oleh karena itu, jamu hingga hari ini terus eksis dan berkembang sesuai zamannya. Kini jamu tidak hanya biasa dikonsumsi oleh orang-orang tua, melainkan juga oleh anak muda yang dibuat dalam bentuk racikan minuman.

Inovasi-inovasi ini diciptakan dalam rangka terus melestarikan keberadaan jamu sebagai warisan Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Palagan Ambarawa 15 Desember 1945 yang Dijuluki Hari Infanteri

Sejarah Awal Jamu di Indonesia dan Perkembangannya

Salah satu catatan awal mengenai jamu dapat kita telisik dari sejarah Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Sejarah ini berkaitan erat dengan kemunculan Jamu Gendong.

Suharmiati dalam buku Menguak Tabir & Potensi Jamu Gendong (2003) mengungkapkan, pada masa pemerintahan di Jawa Tengah, dari Kerajaan Mataram yang pecah menjadi Keraton Ngayogyakarta dan Surakarta, penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak dilakukan sampai ke pelosok desa.

Hal inilah karena sistem transportasi dan komunikasi belum maju seperti saat ini. pusat kesehatan yang berada di ibukota kerajaan membuat daerah-daerah pinggiran kesulitan dalam mengakses obat-obatan. Hal inilah yang membuat masyarakat memanfaatkan potensi yang ada di sekitar untuk membuat obat-obatan.

Praktik pengobatan ini dilakukan biasanya oleh orang pintar, dukun, atau wiku. Meskipun, orang pintar identik dengan mereka yang menggunakan ilmu-ilmu ghaib dalam praktik penyembuhan, tak bisa dipungkiri juga bahwa memang ada beberapa “orang pintar” atau dukun yang menjadikan ramuan-ramuan jamu sebagai penyembuhan.

Permasalahan lain yang timbul setelah berkembangnya jamu yang diracik oleh dukun ini adalah sistem distribusi yang masih sulit bagi mereka yang tinggal jauh dari rumah dukun ini.

Dari sinilah muncul sistem distribusi jamu dengan cara dipikul oleh para laki-laki dan digendong oleh mereka para perempuan. Laki-laki dan perempuan ini kemudian berkeliling dari desa ke desa untuk menjual jamu-jamu tadi.

Namun, seiring berjalannya waktu, fenomena jamu yang dipikul laki-laki ini semakin berkurang, karena mereka harus bekerja di ladang dan kebunnya. Oleh karena itu, mayoritas para penjual jamu ini merupakan kalangan perempuan yang disebut juga dengan jamu gendong.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Gedung Sate, Kisah Heroik Para Pemuda Melawan Pasukan NICA

Sejarah Perkembangan Jamu di Indonesia

Pasca Indonesia merdeka, banyak penduduk desa yang kemudian pindah ke kota untuk mengadu nasib dengan menjadi buruh hingga pedagang. Hal inilah yang membuat jamu gendong yang awalnya hanya berkembang di desa juga turut berkembang di perkotaan.

Jika melihat dari sisi jamu yang diproduksi pun semakin berkembang, jika pada awalnya jamu yang diproduksi merupakan jamu khusus ibu-ibu hamil berubah menjadi jamu dengan khasiat umum.

Perkembangan ini disebabkan kebutuhan konsumen di perkotaan yang cenderung lebih umum, tidak hanya khusus dikonsumsi oleh ibu-ibu melainkan juga para laki-laki. Ketika itu, jamu-jamu berkembang semakin banyak dan setiap jamu biasanya.

Perusahaan Jamu Sido Muncul

Sejarah jamu di Indonesia tak bisa dilepaskan dari perusahaan jamu. Salah satu perusahaan jamu yang cukup terkenal adalah Perusahaan Jamu “Sido Muncul” yang memiliki arti “Impian yang Terwujud” di daerah Semarang.

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang dirintis oleh Siem Thiam Hie dan Rakhmat Sulistio. Pada awalnya Rakhmat Sulistio menjual produk roti. Namun, akhirnya mengalami perubahan. Melalui racikan tangan Rakhmat Sulistio, resep jamu Sido Muncul lahir.

Memasuki tahun 1975 perusahaan ini berubah menjadi Perseroan Terbatas yang dikenal dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Perubahan ini dilakukan setelah sebelumnya perusahaan masih berbentuk CV.

Sido Muncul dapat dikatakan sebagai salah satu perusahaan jamu modern yang eksis waktu itu. Sido Muncul sukses mentransformasi jamu yang pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan tradisional menjadi lebih modern.

Pada tahun 2004 saja Sido Muncul sudah mengeluarkan sekitar 250 jenis produk jamunya. Beberapa produk jamunya yang terkenal hingga saat ini seperti, Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam.

Inovasi Sido Muncul dalam catatan sejarah di Indonesia tak hanya sekedar mengubah kemasan dari jamu yang ada, melainkan juga membentuk Top of Mind bahwa jamu dapat dikonsumsi siapa saja dan kapan saja.

Baca Juga: Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Membaca Nasib KPK Kini

Jamu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya tak Benda UNESCO

Pada tanggal 6 Desember 2023 pada pukul 16.30 WIB dalam sesi sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana menetapkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Indonesia.

Penetapan ini tentu bukan tanpa sebab. Komitmen dalam melestarikan budaya jamu ini dalam kehidupan sehari-hari membuat jamu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia.

Sejarah panjang jamu sebagai obat-obatan tradisional di Indonesia tak hanya bisa dibuktikan dari cerita yang berkembang di masyarakat saja. Melainkan dapat dibuktikan dari berbagai penemuan dan catatan sejarah yang sudah ada sebelumnya.

Selain jamu sendiri sebenarnya Indonesia juga sudah mencatatkan sekitar 12 Warisan Budaya Tak Benda di UNESCO. Tentu saja ini bukanlah akhir dari upaya kerja-kerja kebudayaan di Indonesia. Karena meskipun sudah ditetapkan sebagai warisan budaya, Indonesia juga harus berkomitmen dalam melestarikannya.

Manfaat pelestarian jamu ini juga tak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga berkontribusi dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat global. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Penyebab Format File Tidak Didukung Wa dan Cara Mengatasinya

Penyebab Format File Tidak Didukung WA dan Cara Mengatasinya

Permasalahan format file tidak didukung WA menjadi bumerang bagi seseorang yang bermaksud ingin mengirimkan sebuah berkas melalui aplikasi WhatsApp. Seperti yang kita ketahui bersama...
Anggota Komisi D DPRD Ciamis Dukung Larangan Pelajar SMP Bawa Motor Sendiri ke Sekolah

Anggota Komisi D DPRD Ciamis Dukung Larangan Pelajar SMP Bawa Motor Sendiri ke Sekolah

harapanrakyat.com,- Anggota Komisi D DPRD Ciamis, Jawa Barat, Nurmutaqin, mendukung adanya aturan larangan pelajar SMP membawa sepeda motor sendiri ke sekolah. Aturan tersebut dibuat...
MTsN 7 Ciamis Sosialisasikan Larangan Siswa Bawa Kendaraan ke Sekolah di Gerbang Masuk

MTsN 7 Ciamis Sosialisasikan Larangan Siswa Bawa Kendaraan ke Sekolah di Gerbang Masuk

harapanrakyat.com,- Hari pertama pemberlakuan larangan siswa membawa kendaraan sendiri ke sekolah, Kamis (10/4/2025), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 7 Ciamis, Jawa Barat, lakukan sosialisasi kepada...
Realme Narzo 80 Pro Resmi Dirilis, Spesifikasi Gahar dan Harga Terjangkau

Realme Narzo 80 Pro Resmi Dirilis, Spesifikasi Gahar dan Harga Terjangkau

Realme kembali mengguncang pasar smartphone dengan peluncuran dua perangkat terbarunya, Realme Narzo 80 Pro 5G dan Narzo 80x 5G, pada Rabu, 9 April 2025....
Warga Panumbangan Ciamis memancing di jalan rusak

Viral Video Sejumlah Warga Memancing di Jalan Rusak, Ternyata di Panumbangan Ciamis 

harapanrakyat.com,- Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga sedang memancing di jalan rusak viral di media sosial, ternyata video tersebut diambil di salah satu jalan...
Taman wisata alam

Rina Sa’adah dan Anggota Komisi IV DPR RI Kunker ke Taman Wisata Alam Aceh

harapanrakyat.com,- Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB, Rina Sa'adah melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) ke Taman Wisata Alam atau TWA di Sabang, Provinsi...