Perbedaan polimer dan plastik mungkin belum banyak yang tahu. Apabila membahas mengenai plastik, maka topik yang selalu berkaitan ialah polimer. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain.
Baca Juga: Konfigurasi Elektron Gas Mulia, Ketahui Contoh Unsur-Unsurnya
Bahkan tidak sedikit yang mengira bahwa plastik dan polimer merupakan material yang sama. Faktanya, keduanya itu berbeda. Lantas, apa saja yang membedakan antara keduanya? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Perbedaan Polimer dan Plastik yang Perlu Anda Tahu
Polimer merujuk pada bahan yang terbentuk dari rantai atom atau molekul yang berulang. Ada dua jenis polimer, alami (seperti selulosa, lateks, dan karet) dan sintetis (seperti nilon, polietilen, dan polipropilena).
Meskipun istilah “polimer” dan “plastik” penggunaannya sering bergantian, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara keduanya. Plastik adalah jenis polimer yang terbuat dari hidrokarbon, hasil dari minyak mentah dan gas alam, yang sebagian merupakan bagian dari kategori polimer.
Meskipun semua plastik adalah polimer, tidak semua polimer dapat kita sebut plastik. Perbedaan antara keduanya sangat signifikan dan meliputi berbagai aspek.
Pengertian
Perbedaan polimer dan plastik pertama adalah dari pengertian keduanya. Polimer merupakan sejenis senyawa kimia, baik alami maupun sintetis, yang terdiri dari molekul besar yang terbentuk dari pengulangan monomer secara kimia.
Ada dua jenis polimer utama, homopolimer yang terbentuk dari satu jenis monomer, dan kopolimer yang terdiri dari dua atau lebih monomer yang berbeda.
Keberadaan polimer menjadi dasar bagi berbagai bahan di alam semesta ini, termasuk dari protein dan asam nukleat dalam organisme hidup hingga mineral seperti kuarsa dan berlian. Selain itu juga termasuk dalam bahan sintetis seperti plastik, kertas, dan karet.
Plastik adalah jenis bahan polimer sintetis yang berasal dari sumber minyak bumi. Proses pembuatan plastik melibatkan tahapan polimerisasi atau polikondensasi.
Pada tahap awal, minyak bumi dan gas alam mengalami proses penyulingan untuk menghasilkan gas seperti etana dan propana. Gas-gas tersebut kemudian diolah lebih lanjut dengan pemanasan untuk membentuk monomer seperti etilen dan propilena.
Monomer yang terbentuk akan bercampur dengan katalis untuk membentuk polimer. Campuran ini kemudian melewati tahapan ekstrusi, pendinginan, dan pemotongan menjadi bentuk pelet.
Pelet-pelet tersebut kemudian melalui proses pendistribusian ke berbagai perusahaan fabrikasi plastik di seluruh dunia untuk proses pengolahan lebih lanjut.
Bahan Pembuatan
Perbedaan polimer dan plastik berikutnya adalah dari bahan pembuatnya. Polimer terbentuk dari rangkaian molekul atau monomer yang terikat secara kimia. Monomer ini dapat bervariasi dari sederhana.
Terdiri dari beberapa atom, hingga kompleks dengan gugus fungsi atom yang lebih rumit. Sifat komposisi kimia dan ukuran tiap monomer mempengaruhi cara interaksi polimer dengan lingkungan sekitarnya serta dengan dirinya sendiri.
Sedangkan plastik sebagai salah satu jenis polimer, terbuat dari bahan mentah organik, utamanya berasal dari minyak mentah. Namun dapat juga dihasilkan dari batu bara, gas alam, dan selulosa.
Baca Juga: Penyusun Sistem Koloid Asap, Karakteristik dan Pengaruhnya
Minyak mentah merupakan bahan hidrokarbon yang setelah proses pemurnian, terbagi menjadi berbagai fraksi berbeda berdasarkan ukuran dan struktur molekulnya. Salah satu hasil samping yang dihasilkan dari proses penyulingan minyak, yang populer sebagai nafta, menjadi bahan utama dalam produksi plastik.
Perbedaan Sifat
Sifat-sifat polimer berbeda-beda berdasarkan komposisi kimianya. Namun, karakteristik umum dari polimer dapat diuraikan sebagai berikut:
- Dengan rantai yang lebih panjang dan ikatan silang yang lebih banyak, polimer cenderung memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi.
- Dengan panjang rantai yang lebih besar dan gaya antarmolekul yang lebih kuat, titik leleh dan titik didih polimer lebih tinggi.
- Karena reaktivitasnya yang rendah, polimer cenderung tahan terhadap bahan kimia.
- Struktur polimer terbentuk melalui ikatan hidrogen dan ionik.
- Struktur kristal polimer bisa bersifat semi-kristal atau amorf.
Sementara itu, plastik sebagai salah satu jenis polimer, terbagi menjadi dua kategori utama: termoplastik dan termoset. Karakteristik khusus dari kedua jenis plastik ini adalah sebagai berikut:
Termoplastik:
- Meleleh ketika kita panaskan melebihi titik lelehnya dan dapat kita dinginkan serta panaskan kembali beberapa kali.
- Bersifat fleksibel dalam perubahan suhu.
Termoset:
- Tetap padat setelah proses pengawetan dan tidak meleleh, bahkan pada suhu tinggi.
- Tidak dapat kita ubah bentuknya setelah proses pengerasan.
Plastik, pada umumnya:
- Stabil secara kimia.
- Memiliki konduktivitas listrik dan termal yang rendah.
- Memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi.
Struktur
Perbedaan keduanya juga bisa kita lihat dari strukturnya. Polimer memiliki tiga struktur dasar: linier, bercabang, dan jaringan/berikatan silang. Polimer linier memiliki rantai monomer sebagai tulang punggung, sementara polimer bercabang dan jaringan memiliki gugus tambahan terikat pada tulang punggung.
Baca Juga: Pengertian Isomer Geometri, Bentuk dan Contohnya
Gugus-gugus ini, seperti hidrogen, fluorida, klor, boron, dan yodium, bernama gugus liontin. Polimer bercabang terbentuk saat gugus liontin menggantung pada rantai karbon, sementara polimer jaringan memiliki ikatan silang antar-molekul.
Plastik, sebagai polimer, bisa linier (contohnya PVC), bercabang (misalnya polietilen densitas rendah), atau berikatan silang (seperti Bakelite dan melamin), tergantung pada komposisi kimia monomer pembentuknya. Struktur kimia ini memengaruhi sifat plastik, membuatnya amorf atau semi-kristal tergantung pada bagaimana rantai polimer tersusun.
Demikian pembahasan terkait perbedaan polimer dan plastik. Semoga informasi ini bermanfaat. (R10/HR-Online)