Kisah hidup Nike Ardilla bisa dibilang cukup tragis. Nike Ardilla meninggal pada tahun 1995 dan dimakamkan di Ciamis, Jawa Barat karena kecelakaan mobil.
Ia dikenal sebagai seorang penyanyi kelahiran Bandung, 27 Desember 1975. Meskipun lahir di Bandung, Nike Ardilla menjadi penyanyi kebanggaan orang Ciamis.
Nike mendapatkan julukan Ratu Rock Indonesia dari para fansnya. Julukan ini diberikan kepada Nike Ardilla karena lagu-lagu rock yang sering ia bawakan.
Saat itu Nike Ardilla merupakan salah satu artis papan atas yang sudah terlibat dalam berbagai film di Indonesia.
Tak hanya aktif dalam dunia entertainment, Nike Ardilla sendiri diketahui aktif dalam dunia sosial. Ia pernah mendirikan SLB yang dikhususkan untuk anak tuna grahita.
Menurut kesaksian rekan-rekan terdekatnya Nike Ardilla memang dikenal sebagai pribadi yang hangat dan peduli terhadap sesama. Inilah yang membuat kematian Nike Ardilla menyisakan luka yang amat mendalam bagi banyak orang.
Baca Juga: Kilas Balik Nike Ardilla, Selebriti Kebanggaan Orang Ciamis yang Melegenda
Kisah Hidup Nike Ardilla dan Sejarah Nama Panggungnya
Ichvani Nur Ramadhani dalam “Perkembangan Musik Poprock Nike Ardilla tahun 1984-1995” (2015) menyebut, Nike Ardilla merupakan seorang penyanyi yang dikenal dengan genre Pop Rock.
Penyanyi yang memiliki nama lengkap Raden Rara Nike Ratnadilla memiliki nama lain yaitu, Nike Astrina. Nike Astrina sempat membuat album “Hanya Satu Nama” meskipun awalnya sempat tidak diizinkan untuk dirilis.
Nike Ardila sendiri lahir tepat pada 27 Desember 1975 di Bandung. Ia lahir dari ayah yang bernama Raden Edi Kusnadi dan ibu Nining Ningsihrat. Bakatnya dalam dunia tarik suara sendiri sudah terlihat sejak ia berusia 5 tahun.
Ketika berusia 8 tahun Nike Ardilla pun dimasukkan dalam sanggar HAPMI (Himpunan Artis Penyanyi dan Musisi Indonesia) untuk mengasah bakat bernyanyinya. Bahkan ia pun sempat masuk dalam saluran televisi TVRI ketika ia berusia 5 SD.
Memang tidak bisa dipungkiri keberhasilan Nike Ardilla mendapatkan peran langsung dari keluarganya. Melalui arahan guru-guru vokal yang didatangkan orang tuanya lah Nike Ardilla berhasil menemukan arah dan warna vokalnya.
Salah satu guru vokalnya yang berperan penting dalam membentuk vokal Nike Ardilla adalah Ajie Esa Poetra.
Ketika itu nama panggung Nike Ardilla sendiri masih menggunakan nama aslinya yaitu Nike Ratnadilla. Seiring berjalannya waktu, karir bernyanyinya semakin diakui dengan berbagai ajang perlombaan yang ia juarai.
Pada akhir tahun 1986 akhir nama panggungnya yaitu Nike Ratnadilla pun sempat berganti nama menjadi Nike Astrina.
Ketika itu, ia bertemu dengan Denny Sabri dan mencoba menampilkan Nike Astrina untuk menjadi penyanyi malam pergantian tahun 1986 ke 1987 dalam acara Old & New 1987 di Surabaya.
Pada tahun 1989 Nike Ardila juga sempat merilis album yang berjudul “Seberkas Sinar” . Melalui album inilah nama Nike Ardilla semakin dikenal oleh masyarakat. Pada kesempatan inilah nama Nike Ardilla dipakai sebagai nama panggungnya.
Baca Juga: Profil Titiek Puspa, Penyanyi Istana Kesayangan Bung Karno
Dijuluki Ratu Rock Indonesia
Setiap penyanyi memang memiliki ciri khas suara tersendiri yang berbeda jika dibandingkan dengan Lady Rocker lainnya. Meskipun digadang-gadang sebagai sosok Nicky Astria II, nyatanya Nike Ardilla sendiri memiliki perbedaan dari sisi musik yang ia tekuni.
Genre musik Nike Ardilla memiliki kecenderungan mengarah ke Pop Rock, walaupun jika kita gali lebih mendalam Nike Ardilla sendiri juga menyukai genre music seperti Blues, Jazz, Slow Rock hingga Pop Kreatif.
Genre music Blues sendiri terdapat dalam lagunya yang berjudul “Kau Bukan Untukku”, genre Jazz terdapat pada lagu “Hanya Satu Nama”, Slow Rock terdapat pada lagu “Seberkas Sinar”, Pop Kreatif pada lagu “Duri Terlindung” dan PopRock terdapat dalam lagu “Suara Hatiku”.
Musik menjadi bagian dari kisah hidup seorang Nika Ardilla. Genre musik yang Nike Ardilla kuasai tak hanya Pop Rock, genre musik inilah yang membuat namanya melambung hingga dijuluki sebagai “Ratu Rock Indonesia”.
Apalagi pada tahun-tahun tersebut band-band rock mulai bermunculan dan semakin populer. Tak hanya itu kemunculan Lady Rocker seperti Nike Ardilla membuat perkembangan penyanyi rock wanita semakin pesat dan diminati banyak orang. Walaupun Nike Ardila sendiri tak mau disebutkan sebagai seorang Lady Rocker.
Untuk menunjang berbagai tur music rocknya, Nike Ardilla seringkali mendapatkan bantuan dari Deddy Dores.
Deddy Dores juga merupakan salah satu pencipta lagu yang Nike nyanyikan. Deddy juga seringkali mengajak kerjasama Log Zhelebour yang merupakan penyelenggara tur-tur music rock di Indonesia.
Tur yang dilakukan oleh Nike Ardilla pun tak hanya sebatas di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Hal inilah yang membuat namanya dikenal oleh banyak orang.
Baca Juga: Ratusan Fans dan Keluarga Iringi Pemakaman Mamih Ningsih, Ibunda Nike Ardilla di Ciamis
Kematiannya yang Menggemparkan
Mengutip dari, “Majalah Anita Cemerlang Edisi 505 April 1995” (1995), tepat pada hari Minggu, 19 Maret 1995 pada pukul 06.15 WIB, Nike Ardilla pergi untuk selama-lamanya.
Vokalis berwajah melankolis yang juga membintangi beberapa film ini meninggal akibat mobil Honda Civic Genio D 27 AK yang dikendarainya menabrak pagar di jalan Martadinata, Bandung.
Nike Ardilla mengalami luka yang cukup parah pada bagian kepala dan memar-memar di bagian dada. Memang sempat beredar kabar miring mengenai kematiannya, namun hal itu kemudian terbantahkan dari hasil visum kepolisian.
Nike Ardilla sendiri meninggal dalam usia yang terbilang cukup muda yaitu menjelang 20 tahun. Ia meninggal setelah baru saja merampungkan solo album terbarunya yang berjudul “Sandiwara Cinta”.
Kematian Nike Ardilla bisa dikatakan sebagai kematian yang cukup menggemparkan waktu itu. Pasalnya Nike Ardila waktu itu sedang mencapai puncak-puncak popularitasnya.
Kepergiannya untuk selama-lamanya ini menyisakan duka mendalam, tak hanya di kalangan keluarga, namun juga rekan sesama artis hingga para fans nya.
Dikisahkan juga setiap tahunnya ada ribuan orang fans Nike Ardilla yang melakukan ziarah ke makamnya yang ada di Ciamis. Ribuan fans mengenang kisah hidup Nike Ardilla setiap tahunnya.
Bahkan untuk mengenai popularitasnya ini didirikan sebuah museum yang ada di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung yang isinya berbagai album hingga barang-barang milik Nike Ardilla. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)