Bentuk orbit Bulan sebetulnya tidak bulat. Bisa dibilang jika orbit Bulan tersebut memiliki bentuk elips dengan Bumi menjadi salah satu fokusnya. Bahkan jarak fokus antara Bumi ke Bulan pun cukup bervariasi.
Bulan merupakan penjelajah langit yang setia mengiringi Bumi. Namun, Bulan tidak pernah berputar dalam orbit yang statis atau monoton.
Baca Juga: Gempa di Bulan, Dampak dari Gravitasi Bumi dan Temperatur
Sebaliknya, bentuk orbitnya menjadi bagian dari keindahan dan kompleksitas alam semesta yang cukup menarik.
Bentuk Orbit Bulan dan Dampaknya Terhadap Bumi
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya. Ini merupakan satelit terbesar kelima dalam Tata Surya.
Bulan juga merupakan satelit alami paling besar dalam sistem di Tata Surya menurut ukuran planet dan orbitnya. Memiliki diameter 27%, kepadatan 60%, dan gravitasi 17% dari Bumi.
Bulan memiliki dua sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi dekat dan sisi jauh. Sisi dekat Bulan adalah sisi yang selalu menghadap Bumi. Sedangkan sisi jauh Bulan adalah sisi yang tidak pernah menghadap Bumi.
Sisi dekat Bulan adalah sisi yang paling banyak dipelajari oleh manusia. Sisi ini memiliki banyak kawah, gunung, dan lembah. Sedangkan sisi jauh Bulan adalah sisi yang masih banyak misterinya.
Dari sejarahnya Bulan telah berguna sebagai alat navigasi oleh pelaut dan astronom selama berabad-abad. Bulan juga telah berguna untuk menghitung waktu dan menentukan musim.
Orbit Berbentuk Elips
Seperti yang kita tahu jika orbit Bulan mengelilingi kita. Orbit Bulan berbentuk elips. Hal ini mengakibatkan jarak antara matahari dan planet berubah seiring pergerakan planet itu sendiri.
Bentuk orbit terhadap Bumi ini cukup bervariasi, mulai dari 92,7% dan 105,8% dari nilai rata-rata yaitu 384.400 km.
Bulan mengorbit Bumi pada jarak rata-rata 384.400 kilometer berbentuk elips dengan eksentrisitas 0,0549. Artinya bahwa jarak Bulan dari Bumi bervariasi dari 363.104 kilometer di perigee (titik terdekat) hingga 405.696 kilometer di apogee (titik terjauh).
Titik terdekat Bulan terhadap Bumi bernama perigee. Sementara untuk titik terjauhnya bernama apogee.
Ketika Bulan berada di perigee, ia terlihat lebih besar dan lebih terang di langit, fenomena yang terkenal sebagai “Supermoon”. Sebaliknya, saat Bulan di apogee, ia terlihat lebih kecil, yang terkenal sebagai “Micro Moon”.
Baca Juga: Penemuan Manik Kaca Aneh di Bulan Menyimpan 330 Miliar Ton Air
Bentuk elips orbit Bulan terjadi akibat pengaruh gravitasi Bumi dan Matahari. Gravitasi Bumi menarik Bulan ke arahnya, tetapi gravitasi Matahari juga menarik Bulan.
Gaya tarik gravitasi ini saling tarik menarik. Sehingga menyebabkan Bulan mengorbit Bumi dalam bentuk elips.
Jika Bulan mengorbit Bumi dalam lingkaran sempurna, maka jarak Bulan dari Bumi akan selalu sama. Hal ini berarti bahwa Bulan akan selalu terlihat dengan ukuran yang sama. Namun ada dampak yang sering terjadi akibat orbit elips tersebut.
Peristiwa Supermoon
Bentuk orbit Bulan yang elips hampir melingkar terhadap bumi memiliki selisih yang tidak ada 1%. Karena benda yang lebih dekat akan terlihat besar, maka ukuran Bulan akan berubah seiring pergerakannya baik itu mendekati atau menjauhi Bumi.
Peristiwa inilah yang biasa disebut dengan Supermoon. Fenomena supermoon terjadi saat Bulan terlihat jelas seperti Bulan purnama yang berdekatan dengan Bumi.
Diameter Bulan terbesar yaitu 12% lebih besar dari yang terkecil. Bahkan untuk luas permukaannya 25% lebih luas. Terjadinya perubahan bentuk orbit ini terjadi karena erat hubungannya dengan kecepatan tangensial dan sudutnya.
Mempengaruhi Terjadinya Gerhana Bulan dan Matahari
Bentuk orbit Bulan yang dikatakan tidak sebuah lingkaran memang memiliki dampak terhadap terjadinya gerhana. Baik itu gerhana matahari maupun Bulan. Periode Bulan dalam melakukan satu kali pengorbitan atas Bumi biasa kita sebut dengan sideris.
Memiliki durasi pengorbitan 27,321661 hari. Selain itu, pergerakan Bulan terhadap Bumi terpengaruh oleh gravitasi. Gaya gravitasi ini berlaku di alam semesta, yang menjadi landasan bagi teori jagad raya.
Bentuk elips pada orbit ini berperan penting dalam menentukan apakah suatu gerhana Bulan atau gerhana matahari akan terjadi. Termasuk jenis gerhana apa yang akan terjadi.
Sekarang Anda tahu jika orbit Bulan ternyata tidak bulat, namun elips. Mengingat betapa pentingnya gerakan orbit berdampak pada Bumi, pastinya akan berpengaruh terhadap banyak hal terutama aktivitas di bumi.
Baca Juga: Jenis Fase Bulan yang Terjadi Setiap Tahun dan Terlihat dari Bumi
Tidak hanya gerhana matahari dan Bulan saja, namun termasuk perubahan pasang surut air laut. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap cuaca atau iklim di Bumi.
Meskipun bentuk orbit Bulan ialah elips, namun ada pola tertentu dalam perjalanannya di sekitar Bumi. Siklus lunasi, yang merupakan periode dari satu fase Bulan purnama ke purnama berikutnya, berlangsung sekitar 29,5 hari. Selama periode ini, Bulan mengalami fase seperti purnama, separuh, kuartal, hingga kembali lagi ke purnama. (R10/HR-Online)