Reaksi pembentukan garam merupakan proses penting dalam ilmu kimia. Garam menjadi senyawa ionik yang terbentuk melalui reaksi antara asam dan basa. Di dalamnya terdiri atas ion positif (kation) dan negatif (anion) yang terikat dalam sebuah kristal.
Ion positif pada garam umumnya berasal dari logam, seperti natrium (Na+), kalium (K+), dan magnesium (Mg2+). Sementara ion negatifnya berasal dari unsur non-logam, seperti klor (Cl-), sulfat (SO4^2-), serta nitrat (NO3-).
Jenis garam sendiri juga berbeda-beda tergantung sifatnya. Garam yang terhidrolisa kemudian membentuk ion hidroksida saat larut dalam air bernama “garam basa”. Di sisi lain, garam yang terhidrolisa kemudian membentuk ion hidronium di air bernama “garam asam”.
Baca Juga: Perbedaan Sifat Larutan Gula dan Kopi yang Sebenarnya
Sementara komponen garam lainnya yang tidak termasuk ke dalam garam basa maupun asam bernama “garam netral”. Hal ini terjadi ketika zwitterion memiliki anionik dan kationik di sebuah molekul, namun bukan sebagai garam. Misalnya asam amino, peptida, serta protein.
Reaksi Pembentukan Garam Pahami Cara Kerjanya
Seperti yang kita ketahui, garam menjadi komponen penting di kehidupan sehari-hari. Mulai dari garam dapur yang berguna untuk memberi cita rasa pada makanan, hingga garam dalam industri. Namun, apakah kalian sudah tahu bagaimana awal mula garam terbentuk?
Secara umum, reaksi pembentukan garam merupakan hasil dari proses kimia antara asam dan basa. Mereka menghasilkan air serta garam, yang banyak kita kenal sebagai reaksi netralisasi. Asam akan melepaskan ion hidrogen saat berinteraksi. Sedangkan basa melepaskan senyawa ion hidroksida.
Di samping itu, ion hidrogen (asam) dan ion hidroksida (basa) bergabung menjadi molekul air. Sementara ion-ion di luar kedua komponen tersebut membentuk garam. Adapun sejumlah reaksi kimia untuk membentuk garam antara lain:
- Reaksi asam dengan basa seperti klorida (HCl) + amonia (NH3) → amonium klorida (NH4Cl).
- Reaksi logam dengan asam kuat encer seperti Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2.
- Reaksi logam dengan non-logam seperti Ca + Cl2 → CaCl2
- Reaksi basa dengan oksida asam seperti 2 NaOH + Cl2O → 2 NaClO + H2O
- Reaksi asam dengan oksida basa seperti 2 HNO3 + Na2O → 2 NaNO3 + H2O
- Garam juga bisa terbentuk jika kedua komponen “garam” yang berbeda tercampur menjadi satu. Misalnya Pb(NO3)2(aq) + Na2SO4(aq) → PbSO4(s) + 2 NaNO3(aq).
Karakteristik Garam
Reaksi pembentukan garam yang terbilang rumit namun unik, ternyata berpengaruh terhadap karakteristiknya.
Baca Juga: Peran Kimia dalam Bidang Industri, Apa Saja?
Bagaimana tidak, garam memiliki karakteristik yang mungkin jarang orang sadari. Adapun beberapa karakteristik garam meliputi.
1. Memiliki Varian Warna yang Cukup Banyak
Garam yang selama ini banyak kita temukan memang berwarna putih atau terkadang pucat. Namun, sebenarnya warna garam bukan itu saja. Ada beberapa jenis warna lain misalnya kuning (natrium kromat), ungu (kalium permanganat), dan merah (natrium ferisianida).
2. Varian Rasa yang Berbeda-Beda
Tak hanya warna, rasa garam pun juga berbeda-beda. Setidaknya ada 5 jenis rasa garam yang penting untuk kalian pahami. Seperti asin (natrium klorida), asam (kalium bitartrat), pahit (magnesium sulfat), manis (timbal (II) asetat), serta gurih (monosodium glutamat).
3. Variasi Bau Garam
Reaksi pembentukan garam yang berbeda-beda juga berpengaruh pada baunya. Garam dari reaksi asam dan basa yang sama-sama kuat umumnya menghasilkan bau tidak menyengat. Sementara garam yang berasal dari asam dan basa yang sama-sama lemah cenderung berbau tajam.
Pentingnya Pembentukan Garam dalam Berbagai Bidang
Pembentukan garam juga memiliki beberapa aplikasi penting di berbagai bidang. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari pembentukan garam.
1. Sebagai Produk Konsumsi
Garam dapur (natrium klorida) merupakan contoh paling umum dari reaksi pembentukan garam untuk konsumsi sehari-hari.
Baca Juga: Pengertian Ikatan Ion, Sifat, dan Ciri-cirinya!
Jenis garam ini berguna untuk memberi rasa pada makanan sekaligus sebagai bahan pengawet alami.
2. Industri Kimia
Pembentukan garam juga berguna di bidang industri. Komponen ini sangat membantu dalam proses pembuatan bahan kimia hingga produk-produk pembersih. Namun, garam dalam industri biasanya memiliki sifat beracun ketika tertelan.
3. Penyediaan Air Bersih dan Produk Farmasi
Garam ternyata sangat berfungsi dalam proses penyaringan air untuk menghilangkan kontaminan merugikan. Bahkan, untuk membuat obat-obatan dan produk farmasi, garam turut menjadi bahan kimia dasar.
Demikian ulasan tentang reaksi pembentukan garam yang sangat penting dalam proses kimia. (R10/HR-Online)