Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruPerkumpulan Menteng 31, Aidit dan Adam Malik Alumninya

Perkumpulan Menteng 31, Aidit dan Adam Malik Alumninya

Perkumpulan Menteng 31 merupakan perkumpulan pemuda yang tinggal di Asrama Angkatan Baru Indonesia. Asrama tersebut sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Juang 45.

Perkumpulan 31 yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang ini memang dikenal sebagai perkumpulan yang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Markasnya yang terletak di Asrama Menteng 31 ini menjadi tempat berdiskusi sekaligus bertukar pikiran para tokoh-tokoh bangsa.

Beberapa tokoh senior dalam pergerakan waktu itu turut memberikan kuliah singkat bagi para pemuda di Asrama Angkatan Baru Indonesia tersebut.

Baca Juga: Beredar Uang Stempel Prabowo Satrio Piningit, Inilah Sejarah di Balik Ramalan Satrio Piningit

Perkumpulan Menteng 31 Dibentuk Masa Penjajahan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang, tidak banyak organisasi yang bisa berdiri dengan bebas. Organisasi yang bisa berdiri pun biasanya tak jauh dari kepentingan pendudukan Jepang di Indonesia.

Kebijakan yang diambil Jepang ini sudah barang tentu bukan tanpa sebab. Jepang melihat bahwa perlawanan pribumi pada masa pendudukan Belanda sebagian besar diinisiasi oleh organisasi-organisasi yang dipelopori golongan intelektual.

Oleh karena itu, ketika Jepang menguasai Indonesia, setiap organisasi yang berdiri selalu mendapatkan kontrol dari Pemerintah Jepang.

Salah satu organisasi tersebut adalah Perkumpulan Menteng 31. Pada awalnya perkumpulan ini merupakan hasil inisiasi dari Hitoshi Shimizu dengan mendirikan asrama bagi para pemuda Indonesia.

Hitoshi Shimizu sendiri merupakan seorang ahli propaganda Jepang yang dekat dengan para pemuda Indonesia waktu itu.

Salah satu tujuan dari pendirian asrama itu sendiri adalah untuk membentuk para pemuda Indonesia. Selain itu, Jepang juga memiliki kepentingan untuk mempersiapkan Indonesia dalam Perang Asia Timur Raya.

Batara R. Hutagalung dalam “Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia” (2010) menyebut, gedung asrama ini sendiri pada awalnya merupakan Hotel Schomper yang hanya digunakan bagi para petinggi dan pejabat zaman Belanda.

Gedung ini memang termasuk ke dalam hotel mewah zaman Belanda. Pada masa pendudukan Jepang gedung ini pun diambil alih oleh Sendenbu yang memiliki fungsi sebagai Jawatan Barisan Propaganda Jepang.

Baca Juga: Sejarah Kretek di Indonesia dan Kisah Haji Djamhari Racik Obat Sesak Napas

Markas Tokoh-Tokoh Besar Indonesia

Asrama Angkatan Baru Indonesia ini sendiri dipimpin oleh seorang pemuda yang bernama Sukarni. Selain itu untuk membantu tugasnya, ditunjuklah Chairul Saleh sebagai wakilnya.

Asrama ini memiliki 50 sampai 60 anggota setiap angkatan dan merupakan lulusan sekolah hukum bahkan aktif di berbagai gerakan nasional.

Terdapat beberapa tokoh populer yang pernah menjadi alumni asrama ini seperti, Sukarni, DN Aidit, Adam Malik, Chaerul Saleh, Wikana, B. M Diah, M. H. Lukman, Amir Syarifuddin, A. M. Hanafi, Maruto Nitimihardjo, Djohar Nur, Subadio Sastrosatomo, dan Sayuti Melik.

Untuk menunjang pengetahuan mereka selama di asrama ini, para pemuda tersebut dibekali oleh ilmu-ilmu seperti, politik, ekonomi, tata negara, hukum, sosiologi, bahasa, agama dan sejarah.

Adapun beberapa tokoh yang mengajarkan pelajaran kepada mereka adalah Soekarno, Moh. Hatta, Sunario. Mohammad Yamin, dan Amir Syarifuddin. Terdapat juga beberapa guru Jepang seperti Bakki, Makatani dan Hitoshi Shimizu sendiri.

Aziz Fauzi dkk dalam “Merefleksikan Nilai-Nilai Pahlawan Indonesia” (2023) mengatakan, meskipun awalnya perkumpulan ini terbentuk karena bantuan kolonial Jepang, namun tujuan pemuda Menteng 31 kemudian beralih menjadi pendukung Kemerdekaan Indonesia.

Jepang pun mengambil sikap dengan membubarkan Asrama Menteng 31 ini karena tidak sejalan dengan semangat pembentukannya.

Meski sudah dibubarkan, ternyata secara diam-diam para pemuda yang tergabung dalam Asrama Menteng 31 ini terus menggalakan semangat nasionalisme bagi Bangsa Indonesia.

Mereka secara bergerilya menyebarkan propaganda kemerdekaan Indonesia secara sembunyi-sembunyi.

Mendesak Kemerdekaan Indonesia

Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat, para pemuda dengan sigap menyampaikan berita tersebut kepada para tokoh Indonesia.

Namun, terdapat perbedaan yang cukup pelik mengenai kapan sebaiknya Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.

Baca Juga: Sejarah Villa Isola di Kota Bandung, Dibangun Zaman Belanda Kini Jadi Gedung Rektorat UPI

Golongan Tua menganggap bahwa mekanisme proklamasi Kemerdekaan Indonesia haruslah dirapatkan terlebih dahulu dalam sidang PPKI.

Selain itu, Golongan Tua juga mempertimbangkan kemungkinan adanya bentrokan senjata dengan tentara Jepang yang masih ada di Indonesia waktu itu.

Namun, golongan muda menganggap bahwa Kemerdekaan Indonesia haruslah segera dikumandangkan tanpa melalui rapat PPKI.

Mereka menganggap bahwa PPKI sendiri merupakan bentukan Jepang, sedangkan Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian atau hadiah dari Jepang. Perbedaan pendapat inilah yang memicu terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

S. Sudjojono dalam “Cerita Tentang Saya dan Orang-orang Sekitar Saya” (2017), di dalam peristiwa penculikan ke Rengasdengklok ini sendiri diinisiasi oleh beberapa tokoh Menteng 31 seperti Soekarni, Wikana, DN Aidit, dan Chaerul Saleh.

Selain itu, terdapat pula dugaan mengenai keterlibatan Sutan Sjahrir yang mengusulkan lokasi tempat pengasingan tersebut.

Lokasi pengasingan di Rengasdengklok sendiri diambil karena dekat dengan markas PETA. Selain itu, lokasi itu dipilih juga agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.

Alhasil aksi penculikan tersebut pun bisa dikatakan cukup sukses, karena tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaannya. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu) 

Petani di Kutawaringin Ciamis Bingung, Sulitnya Cari Buruh Tani untuk Panen

Petani di Kutawaringin Ciamis Bingung, Sulitnya Cari Buruh Tani untuk Panen

harapanrakyat.com,- Sulitnya mencari buruh tani menjadi kendala para petani di Dusun Buniasih, Desa Kutawaringin, Kecamatan Purwadadi, Ciamis, Jawa Barat. Padahal saat ini di daerah...
Pesta ulang tahun kucing di Banyuwangi dirayakan mewah

Ulang Tahun Kucing di Banyuwangi Dirayakan Mewah, Biduan dan Orkes Ramaikan Pesta

harapanrakyat.com,- Sebuah pesta ulang tahun kucing sukses mencuri perhatian warganet. Bukan tanpa alasan, pasangan suami-istri di Banyuwangi, Jawa Timur, merayakan ulang tahun tiga ekor...
Misteri Mayat Mengapung di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap, Ini Identitas Korban

Misteri Mayat Mengapung di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap, Ini Identitas Korban

harapanrakyat.com,- Identitas mayat yang mengapung di aliran Sungai Cipeles, kawasan Bendung Rengrang, Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, akhirnya terungkap. Korban ternyata...
Masa Pakai Shockbreaker Mobil, Tahu Kapan Harus Ganti

Masa Pakai Shockbreaker Mobil, Tahu Kapan Harus Ganti

Shockbreaker punya tugas besar, seperti dapat meredam setiap guncangan dari jalan supaya mobil tetap stabil. Tapi, seperti manusia, ini juga punya umur. Kalau sudah...
dokter kandungan yang diduga lecehkan ibu hamil di Garut

Dokter Kandungan Lecehkan Ibu Hamil di Garut Viral, Mantan Istri Buka Suara

harapanrakyat.com,- Dokter kandungan inisial MSF asal Kabupaten Garut, Jawa Barat diduga lecehkan ibu hamil hingga viral di media sosial. Saking viralnya, mantan istri MSF...
Nubia Neo 3 GT, HP Terbaik untuk Aktivitas Gaming

Nubia Neo 3 GT, HP Terbaik untuk Aktivitas Gaming

Nubia Neo 3 GT hadir sebagai salah satu smartphone gaming terbaru yang dirancang untuk memberikan performa maksimal bagi para pengguna. Mengusung desain futuristik yang...