Perbedaan monohibrid dan dihibrid dapat menggambarkan pewarisan sifat pada keturunannya. Perbedaan monohibrid dan juga dihibrid menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam ilmu genetika. Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari suatu sifat yang generasi turunkan ke generasi berikutnya.
Perbedaan Monohibrid dan Dihibrid dalam Persilangan Antara Dua Individu
Kedua istilah genetika ini, mengacu pada sejumlah ciri atau sifat yang dapat kita pelajari dalam persilangan antara dua individu. Sebelum kita memahami lebih detail mengenai perbedaannya, ada baiknya mengetahui pengertian dari kedua jenis persilangan tersebut.
Persilangan Monohibrid
Monohibrid mengacu pada jenis pewarisan genetik yang melibatkan ilmu tentang satu karakteristik atau sifat. Misalnya saja seperti warna rambut, warna mata, warna kulit, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pewarisan Sifat Buta Warna, Berikut Mekanisme Terjadinya
Persilangan ini melibatkan perkawinan dua tanaman yang hanya berbeda dalam satu sifat yang kita minati. Pada monohibrid, jika kita menyilangkan tanaman, maka warna bunga keturunannya berdasarkan oleh alel.
Setiap tanaman memiliki dua versi gen yang dapat mengontrol warna bunga yang kita sebut sebagai alel. Bila kedua alelnya sama, tanaman akan menampilkan warna tersebut.
Apabila alelnya berbeda, maka alel dominan akan terekspresikan. Sedangkan alel resesif akan tersembunyi tetapi tetap ada.
Dengan mengamati keturunannya, kita dapat melihat bagaimana pewarisan alel dan pola yang mengikutinya.
Persilangan Dihibrid
Dalam perbedaan monohibrid dan dihibrid, dihibrid adalah organisme atau persilangan genetik yang memiliki dua sifat berbeda yang pewarisannya secara independen satu sama lain.
Dengan kata lain, merupakan persilangan antara dua orang tua yang berbeda dalam dua hal. Persilangan ini melibatkan ilmu tentang dua sifat pada tumbuhan. Seperti warna bunga dan bentuk biji.
Dengan menyilangkan tumbuhan dominan homozigot dengan tumbuhan homozigot resesif, maka menghasilkan keturunan heterozigot dengan dua alel yang berbeda untuk setiap gen.
Dengan menggunakan kuadrat Punnet, kita dapat melihat kemungkinan rasio keturunan dengan kombinasi sifat berbeda. Melalui pengamatan keturunannya, kita dapat memastikan perkiraan tersebut dan mempelajari pewarisan sifat-sifatnya.
Perbedaan Kedua Persilangan
Perbedaan kedua persilangan tersebut dapat kita lihat dari pengertian, pasangan gen, hingga alelnya. Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan monohibrid dan dihibrid.
Monohibrid
Persilangan antara dua individu yang hanya berbeda dalam satu sifat genetik. Melibatkan satu pasangan gen.
Hanya dua alel yang terlibat. Rasio genotipnya 1:2:1, sedangkan rasio fenotipnya 3:1. Memiliki hukum segregasi berdasarkan persilangan monohibrid.
Uji rasio silang, 1:1. Contoh persilangannya, yakni persilangan antara tanaman kacang polong tinggi dengan kacang polong pendek.
Bukan Monohibrid
Persilangan antara dua individu yang berbeda dalam dua sifat genetik. Melibatkan dua pasangan gen.
Baca Juga: Mutasi Genetik Langka yang Bisa Terjadi pada Tubuh Manusia
Terdapat empat alel yang terlibat. Rasio genotipnya, 1:2:1:2:4:2:1:2:1. Sementara rasio fenotipnya, 9:3:3:1.
Hukum pemilihan bebas kita rumuskan berdasarkan persilangan ini. Uji rasio silang, 1:1:1:1. Contoh dari persilangan ini adalah persilangan tanaman ercis berbiji bulat dan kuning dengan tanaman ercis berbiji keriput berwarna hijau.
Persamaan
Selain perbedaan, mengetahui persamaan monohibrid dan dihibrid menjadi materi yang tak kalah penting. Kedua persilangan ini melibatkan ilmu tentang pola pewarisan sifat pada keturunannya.
Kedua persilangan ini, mengikuti prinsip genetika Mendel, yakni alel dominan dan resesif. Kemudian, kedua persilangan tersebut melibatkan penggunaan kotak Punnet untuk memperkirakan kemungkinan keturunannya mewarisi sifat-sifat tertentu dari orang tuanya.
Pada kedua persilangan, alel masing-masing induk kita gabungkan untuk menentukan genotipe keturunannya. Kedua persilangan tersebut dapat kita gunakan untuk menentukan cara pewarisan suatu sifat tertentu, apakah dominan, resesif, atau kodominan.
Selanjutnya, persilangan ini dapat kita gunakan untuk menentukan kemungkinan terjadinya genotipe atau fenotip tertentu pada keturunannya. Kedua persilangan ini, bisa kita gunakan untuk menentukan rasio genotipe dan fenotipe yang kita harapkan pada keturunannya.
Terakhir, kedua persilangan ini melibatkan ilmu tentang variasi genetik dan dampak genetik terhadap fenotip keturunananya.
Baca Juga: Perbedaan Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom pada Organisme
Perbedaan monohibrid dan dihibrid memang tidak lepas dari hukum Mendel. Hukum Mendel dapat kita kelompokkan menjadi dua jenis, hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Persilangan monohibrid termasuk ke dalam contoh persilangan pada hukum Mendel I. Sedangkan persilangan bukan monohibrid merupakan contoh persilangan pada hukum Mendel II. (R10/HR-Online)