Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruMilad Muhammadiyah 18 November, Inilah Sejarah Kelahirannya

Milad Muhammadiyah 18 November, Inilah Sejarah Kelahirannya

Milad Muhammadiyah 18 November 2023 ini memasuki usia ke-111. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia.

Organisasi yang lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta itu sudah berkiprah lebih dari 1 abad lamanya membangun Indonesia.

Dalam sejarah Indonesia, Pergerakan Muhammadiyah pada awalnya berfokus pada bidang pendidikan, dan akhirnya berkembang lebih luas lagi. Bahkan organisasi tersebut sudah memasuki cabang lainnya, mulai dari ekonomi hingga bidang sosial.

Lantas, bagaimana awal mula kelahiran organisasi Muhammadiyah dan kiprahnya selama ini? Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini informasinya lengkapnya.

111 Tahun Milad Muhammadiyah 18 November 2023

Sejarah Kelahiran Muhammadiyah

Mengutip buku berjudul “100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi”(2014), organisasi Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 November 1912, atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 H di Yogyakarta.

Pada awal pendiriannya, Muhammadiyah sempat mendapatkan resistensi baik dari keluarga KH. Ahmad Dahlan, maupun masyarakat sekitar.

Baca Juga: Kiai AR Fachruddin, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah yang Pluralis

Kala itu KH. Ahmad Dahlan pernah mendapatkan fitnah hingga hasutan. Ia pernah dituduh sebagai kyai palsu hingga mendirikan ajaran baru.

Selain itu, KH. Ahmad Dahlan juga dianggap sudah meniru orang-orang Belanda yang Kristen dan masih banyak tuduhan lainnya. Namun, rintangan dan hambatan itu ia terima dengan penuh kesabaran.

Ide-ide mengenai pembaharuan Muhammadiyah disebarkan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan mengadakan berbagai tabligh akbar dari satu kota ke kota lainnya. Tak hanya itu, berbagai ide tentang Muhammadiyah ini juga ia sebarkan melalui relasi dagangnya.

Ide dan gagasan KH. Ahmad Dahlan ini nampaknya banyak disukai oleh orang-orang. Terutama mereka yang berada di daerah perkotaan. Ulama dari berbagai daerah berdatangan untuk memberikan dukungan terhadap KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah.

Sikap Pemerintah Hindia Belanda

Melihat antusiasme yang tinggi, KH. Ahmad Dahlan pun mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang di kota-kota lain.

Permohonan yang diajukan pada 7 Mei 1921 itu ternyata mendapatkan sambutan dari Pemerintah Hindia Belanda. Terbukti, tepat pada 2 September 1921, Pemerintah Hindia Belanda menyetujui permohonan tersebut.

Sejak saat itulah KH. Dahlan bersama dengan murid-muridnya bergerilya melakukan reformasi terhadap kehidupan beragama waktu itu.

Baca Juga: Sejarah Kretek di Indonesia dan Kisah Haji Djamhari Racik Obat Sesak Napas

Selama masa-masa perintisan Muhammadiyah, ia memang tidak sendiri. Terdapat beberapa murid-murid yang setia menemainya, seperti Haji Mochtar, Haji Sjudja, Haji Fachrodin, dan Ki Bagus Hadikusuma.

KH. Ahmad Dahlan menilai bahwa kehidupan umat Islam waktu itu sedang terbelenggu dalam kejumudan berpikir.

Tak hanya itu, kehidupan umat Islam pun memiliki sifat taqlidisme, feodalisme, konservatisme, dan tradisionalisme. Hal tersebut dipandang sebagai sebab ketertinggalan umat waktu itu.

Umat Islam yang sedang dijajah pun menjadi terpuruk dalam penjajahan. KH. Ahmad Dahlan yang melihat keterpurukan itu menyadari bahwa Indonesia harus melangkah menuju modernitas dalam aspek kehidupannya.

Namun tak hanya itu, umat Islam juga tak boleh meninggalkan identitas sebagai seorang muslim.

Muhammadiyah Masuk Politik

Daniel Rusyad dalam buku “Dakwah Transformatif Muhammadiyah dalam Jihad Konstitusi” (2022). Pasca kemerdekaan, gerakan dakwah pembaharuan dan pencerahan Muhammadiyah mulai dilakukan melalui instrument partai politik.

Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi yang aktif dalam mendirikan Partai Islam Masyumi pada tanggal 7-8 November 1945. Acara tersebut bahkan berlangsung di Gedung Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Pertama Soetardjo Kartohadikoesoemo, Ini Profilnya

Organisasi ini menjadi salah satu anggota istimewa Masyumi bersama dengan beberapa organisasi Islam lainnya, seperti PSII, PERSIS, NU, PERTI, dan lainnya.

Masyumi pun sempat menjadi salah satu partai politik yang kuat pada masanya, hingga akhirnya dibubarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1960.

Alasan pembubaran tersebut adalah karena adanya kecurigaan bahwa tokoh-tokoh dalam Partai Masyumi terlibat pemberontakan PRRI.

Sejak saat itulah Muhammadiyah mulai menjaga jarak dari dunia politik praktis dan mengembalikkan kerja-kerjanya pada dakwah bil hall.

Tiga Fokus Jadi Brand Muhammadiyah

Terdapat tiga fokus yang menjadi brand Muhammadiyah hingga hari ini, yaitu pendidikan, kesehatan, dan sosial. Ketiga program ini bahkan dikenal dengan Trisula Program Dakwah Persyarikatan.

Selama masa-masa Orde Baru yang bercorak otoriter pun, Muhammadiyah terus bergerak. Meskipun pada waktu itu pemerintah mulai menjadi Pancasila sebagai asas tunggal.

Muhammadiyah mengartikulasikan bentuk dakwah politik dengan pendekatan politik alokatif, yaitu mengalokasikan prinsip-prinsip Islam pada proses pembangunan berdasarkan Pancasila.

Baca Juga: Sejarah Konflik PKI dan Muhammadiyah, Gegara Berebut Massa Aksi

Ketika itu Muhammadiyah lebih banyak berfokus pada politik moral (high politic), ketimbang politik praktis yang hanya berorientasi pada kekuasaan (low politics).

Bahkan, pada Muktamar Muhammadiyah ke-38 kembali lagi sesuai khittah, bahwa afiliasi yang Muhammadiyah lakukan sebagai organisasi pada politik praktis memberikan mudharat terhadap dakwah Muhammadiyah di Indonesia.

Milad Muhammadiyah ke-111

Mengutip situs resmi Muhammadiyah, tercatat hingga tahun 2023 sudah ada sekitar 171 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA). Serta 1 perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Malaysia.

Bahkan sampai awal tahun 2023, jumlah dosen Muhammadiyah mencapai 21.021, 2.889 doktor, dan 241 guru besar Muhammadiyah. Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki 121 rumah sakit, 436 balai kesehatan dan klinik.

Meskipun dengan jumlah yang sedemikian banyaknya, Muhammadiyah masih merasa kurang dalam memajukan Indonesia.

Dalam milad Muhammadiyah 18 November 2023 ini usianya menginjak 111 tahun. Tak terhitung jumlah manfaat yang telah Muhammadiyah berikan sebagai sebuah organisasi. Muhammadiyah tumbuh dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia.

Cita-cita KH. Ahmad Dahlan

Cita-cita KH. Ahmad Dahlan untuk mengamalkan surah Al-Ma’un masih menjadi semangat dalam setiap kerja-kerja Muhammadiyah.

Melalui Milad yang ke-111, ini sepatutnya masyarakat melihat kembali sejarah dari perjalanan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia hari ini.

Perjalanan tersebut haruslah dimaknai sebagai salah satu bentuk kerja-kerja nyata dan manfaat yang Muhammadiyah berikan.

Sama seperti ketika awal perintisannya, Muhammadiyah berusaha menjadi solusi dari setiap permasalahan umat pada masanya.

Jika pada awal pembentukannya Muhammadiyah berusaha mengatasi kejumudan dalam tubuh umat Islam. Namun, pada hari ini di tengah berbagai konflik yang terjadi dalam tubuh umat Islam, Muhammadiyah tetap berpegang teguh dalam memberikan solusi bagi setiap permasalahan.

Sikap ini tercermin dalam tema pada Milad Muhammadiyah 10 November 2023 dalam usia 111 tahun, yakni “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”.

Tema tersebut mencerminkan keteguhan organisasi Muhammadiyah untuk menyelamatkan umat Islam di tengah konflik yang terjadi.

Keteguhan dalam memegang prinsip inilah yang selalu menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang semakin relevan dengan permasalahan hari ini.

Semoga melalui Milad Muhammadiyah 18 November 2023 yang memasuki usia 111 tahun ini, tumbuh menjadi organisasi yang semakin berkontribusi bagi bangsa dan umat Islam khususnya. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Orang Tua Siswa SMPN 1 Kawali Ciamis Dukung Aturan Larangan Bawa Kendaraan ke Sekolah

Orang Tua Siswa SMPN 1 Kawali Ciamis Dukung Aturan Larangan Bawa Kendaraan ke Sekolah

harapanrakyat.com,- Sejumlah orang tua siswa SMPN 1 Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mendukung larangan pelajar SD dan SMP membawa kendaraan bermotor roda dua maupun...
Jukir Liar Kena Sweeping Saber Pungli Kota Banjar 

Jukir Liar Kena Sweeping Saber Pungli Kota Banjar, Langsung Diberi Pembinaan 

harapanrakyat.com,- Sejumlah juru parkir (jukir) liar yang biasa memungut parkir di kawasan minimarket dan perbankan di wilayah Langensari kena sweeping tim Sapu Bersih Pungutan...
Cara Bapenda Ciamis Genjot Penerimaan PAD agar Capai Target

Cara Bapenda Ciamis Genjot Penerimaan PAD agar Target Tercapai

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), terus berupaya menggenjot penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab, dengan penerimaan PAD yang...
Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya

Tak Sangka! 5 Pemain Timnas Ini Pernah Membela Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya

Siapa yang tak mengetahui klub sepak bola Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya. Kedua klub tersebut termasuk dalam klub besar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Persaingan...
Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Langkah timnas Indonesia untuk melaju ke babak semifinal Piala Asia U-17 2025 harus terhenti. Pasalnya, tim asuhan Nova Arianto ini kalah telak 0-6 dari...
Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

harapanrakyat.com,- Selama libur panjang lebaran 2025, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan tersebut jika membandingkannya dengan tahun sebelumnya.  Baca Juga:...