Legenda Gunung Kencana menjadi cerita rakyat yang menarik di kalangan penggemar sejarah ataupun para pendaki. Terletak dengan anggun di sebelah tenggara Kabupaten Bogor, Jawa Barat Gunung Kencana menjulang megah sejauh 70 kilometer dari pusat hiruk-pikuk Jakarta.
Gunung Kencana menjalin dekatnya dengan dua saudaranya yang tak kalah indah, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Bersama-sama, ketiganya membentuk surga tersembunyi bagi para pecinta alam di Bogor.
Dengan ketinggian mencapai 1.803 meter di atas permukaan laut, Gunung Kencana menawarkan alternatif menarik untuk pendaki yang ingin menjelajahi keindahan alam Bogor. Berikut kisah sejarah Gunung Kencana yang legendaris dan menambah daya tariknya sebagai destinasi pendakian.
Baca Juga: 10 Gunung Terangker di Jawa Barat dengan Kisah Mistisnya Masing-Masing
Cerita Legenda Gunung Kencana
Nama “Gunung Kencana” mengambil inspirasi dari cerita legendaris yang kaya akan sejarah. Kyai Ageng Serang Gunung Kencana, beserta anaknya, Eang Mandala, memberikan nama ini yang sekarang dikenal sebagai terminal di Rangkasbitung.
Raja Bah Payung Sapu Negara mewariskan tahta kerajaannya kepada Putri Kidang Kencana, untuk memimpin dengan keadilan dan kebaikan hati yang tak kalah dengan parasnya.
Pertemuan Prabu Surya dan Putri Kidang
Legenda Gunung Kencana bermula ketika Prabu Surya Kencana, seorang raja dari Pajajaran, datang berkunjung ke kerajaan ini dalam rangkaian acara istimewa. Ia tak bisa menahan kagum dan pesonanya oleh kecantikan Putri Kidang Kencana.
Raden Surya Kencana pun melamar sang putri untuk menjadi istrinya, namun ia memberi waktu pada sang putri untuk memikirkannya. Putri Kidang Kencana akhirnya memutuskan untuk meminta nasihat Ki Buyut Gayung.
Baca Juga: Sejarah Letusan Gunung Berapi di Jawa Barat dalam Beberapa Dekade
Setelah mendengarkan nasihat Ki Buyut Gayung, keesokan harinya Putri Kidang Kencana menyatakan bahwa ia menerima lamaran Raden Surya Kencana dengan satu syarat. Raden Surya Kencana harus membuat terowongan dalam sebuah batu yang berada di sekitar keraton.
Pertempuran Sengit Kuda Tarung
Mereka akhirnya menikah, kemudian gelar Putri Kidang Kencana berubah menjadi Nyai Surya Kencana mengikuti tradisi. Namun, mereka yang memiliki kesaktian mandraguna bisa melihat batu dengan unsur mistis di terowongan tersebut.
Kerajaan-kerajaan lain tak senang melihat kejayaan dua keraton ini. Raden Surya Kencana memerintahkan Ki Ageng Serang Gunung Kencana dan Eyang Mandala untuk menghadapi tantangan ini.
Terjadilah pertempuran sengit “kuda tarung,” di mana mereka bertarung sambil menunggangi kuda.
Setelah melewati pertarungan, keraton Kencana dan keraton Cirebon semakin makmur dan sejahtera. Legenda Gunung Kencana akan terus dikenang sebagai cerita tentang kejayaan, cinta, dan kebijaksanaan yang menghiasi kawasan ini dan sekitarnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)