Hujan meteor Leonid merupakan salah satu peristiwa alam yang cukup menakjubkan di langit malam. Leonid adalah hujan meteor yang umumnya terjadi pada pertengahan bulan November. Tepatnya ketika planet Bumi melintasi orbit komet 55P/Tempel-Tuttle.
Pada dasarnya, Leonid menjadi hujan meteor paling tua dalam catatan sejarah. Sekitar tahun 902, sejumlah ilmuwan dari China mengklaim peristiwa ini sebagai “bintang yang jatuh layaknya hujan”. Di tahun yang sama, pengamat dari Mesir dan Italia juga melakukan pengamatan serupa.
Baca Juga: Jenis Hujan Meteor dan Cirinya, Pecahan Benda Langit yang Jatuh
Sementara badai meteor Leonid sendiri baru tercatat secara ilmiah di tahun 1799. Saat itu, ilmuwan Von Humboldt dan M. Bonpland mengamati meteor-meteor melesat di Cumana, selama 4 jam. Dari sanalah Leonid semakin populer dan menjadi peristiwa tahunan yang dapat masyarakat saksikan pada bulan November.
Hujan Meteor Leonid Inilah Asal Mula Terjadinya
Seperti telah tertera sebelumnya, badai meteor Leonid bermula dari komet 55P/Tempel-Tuttle. Komen tersebut memiliki siklus orbit kurang lebih 33 tahun. Saat Bumi melintasi jalur orbit 55P/Tempel-Tuttle, lepasan partikel-partikel debu komet masuk ke atmosfer dengan kecepatan tinggi.
Kecepatan tinggi inilah yang akhirnya menyebabkan mereka terbakar secara cepat saat berada di atmosfer bumi. Hasilnya adalah garis-garis cahaya terang yang kita kenal sebagai peristiwa bintang jatuh atau meteor.
Penyebutan nama “Leonid” sendiri bermula dari konstelasi Leo, lokasi hujan meteor ini berpusat di langit. Keunikan paling menonjol dari hujan meteor Leonid adalah kemampuannya menciptakan kilatan yang terang dan tajam.
Sejumlah Leonid bahkan bisa meninggalkan jejak cahaya yang masih terlihat jelas beberapa saat ketika meteor menghilang. Peristiwa ini tentu sangat menarik bagi para pecinta astronomi maupun penggemar langit malam.
Puncak Badai Meteor Leonid 17 dan 18 November 2023
Beberapa sumber menyebutkan jika fenomena badai meteor Leonid berlangsung sejak 3 November hingga 2 Desember mendatang. Namun, puncak peristiwanya akan terjadi pada 17 dan 18 November 2023 besok.
Masyarakat bisa menikmati hingga 15 meteor setiap jam dengan laju kecepatan mencapai 71 km/det. Umumnya, mereka baru muncul saat tiba tengah malam sekitar pukul 00.20 WIB hingga dini hari. Tepatnya ketika Bulan sudah terbenam, sehingga pengamat harus mencari titik pas yang bebas dari polusi cahaya.
Fakta yang tak kalah menarik dari hujan meteor Leonid adalah aktivitasnya yang tergolong produktif setiap tahun. Meski demikian, intensitasnya dapat bervariasi di setiap tahun, entah itu lebih terang atau cenderung redup.
Tips Mengamati Badai Meteor Leonid
Bagi para pengamat amatir, badai meteor Leonid tentu menjadi pengalaman yang luar biasa. Karena itu, untuk memperoleh momen lebih mengesankan, berikut ada beberapa tips yang bisa kalian coba.
1. Tentukan Lokasi yang Tepat
Pertama, pastikan mencari tempat yang jauh dari polusi cahaya. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengamatan lebih baik dan jelas. Tempat terbuka seperti padang rumput atau gunung dapat menjadi opsi terbaik.
Baca Juga: Puncak Hujan Meteor Alpha-Centaurid, Hiasi Langit Bulan Februari
Hindari cahaya buatan seperti lampu atau senter selama proses pengamatan berlangsung. Pasalnya, ini akan membantu indera penglihatan beradaptasi dengan gelap secara optimal. Sekaligus membuat kalian bisa melihat lebih banyak bintang.
2. Pahami Waktu yang Pas
Puncak hujan meteor Leonid umumnya berlangsung pada pertengahan bulan November. Namun, puncak aktivitasnya bisa berbeda-beda setiap tahun. Seperti tahun 2023 ini, puncaknya akan terjadi pada tanggal 17 sampai 18. Kalian bisa melakukan pengamatan setelah pukul 00.00 WIB.
3. Gunakan Alat Bantu
Meski hujan meteor dapat kalian amati tanpa bantuan alat, namun menggunakan teropong bisa meningkatkan pengalaman pengamatan. Teropong dengan lensa pandang berukuran lebar sangat efektif untuk melihat lebih banyak garis-garis meteor.
4. Cermati Peta Langit
Upayakan mengenali rasi bintang Leo, lokasi meteor Leonid tampak berasal. Langkah ini dapat membantu mengarahkan pandangan ke arah yang benar. Sekaligus meningkatkan peluang melihat meteor yang memancar dengan lebih akurat.
5. Gunakan Pakaian Hangat
Ketika melihat fenomena hujan meteor Leonid, suhu malam seringkali cukup dingin. Karena itu, pastikan berpakaian hangat seperti jaket atau sweater, supaya bisa melakukan pengamatan tanpa terganggu kedinginan.
6. Bawa Perlengkapan Pendukung
Tidak ada salahnya membawa selimut atau kursi lipat agar kalian bisa duduk nyaman selama pengamatan. Bisa juga menyiapkan minuman serta cemilan untuk menambah keseruan. Apalagi pengamatan meteor memerlukan kesabaran. Terkadang, perlu waktu lebih lama untuk melihat meteor sebanyak mungkin.
Baca Juga: Hujan Meteor Quadrantid, Simak Kapan Terjadi dan Bagaimana Melihatnya
Itulah informasi tentang hujan meteor Leonid yang akan mencapai puncaknya pada tanggal 17 dan 18 November. Jangan lewatkan fenomena menakjubkan ini, dan pastikan mengikuti tips di atas untuk memperoleh pengalaman lebih mengesankan! (R10/HR-Online)