harapanrakyat.com,- Orang tua AL, anak yang kabur dari rumah orang tuanya di Kelurahan Mekarsari, Kota Banjar, Jawa Barat, DM mengakui ia bersama suaminya AH pernah melakukan kekerasan terhadap anaknya.
Diketahui AL (11) kabur dari rumah orang tuanya di lingkungan Sukarame pada Senin 13 November sekitar pukul 22.00 WIB, diduga karena mengalami penganiayaan.
Saat itu anak tersebut ditemukan oleh warga dengan kondisi memprihatinkan. Kondisi badannya lemas, kurus dan terdapat luka di tubuhnya hingga kemudian dibawa ke RSUD Banjar guna penanganan medis.
Orang tua korban AL Dedeh Mulyati, membenarkan anaknya tersebut sempat pergi dari rumah pada Senin malam hingga akhirnya ditemukan oleh warga.
Ia juga mengakui pernah melakukan kekerasan bersama AH, suaminya terhadap anaknya tersebut dengan cara memukul.
Pemukulan tersebut karena anaknya tersebut sering bandel, makan semai dan merepotkan seperti buang air besar sembarangan. Kadang mengambil uang milik ayahnya.
“AL itu anaknya bandel susah diomongin nggak kayak kakaknya. Kalau kakaknya dibilangin suka nurut tapi kalau dia mah nggak,” katanya kepada wartawan saat menjenguk anaknya di RSUD Banjar, Senin (20/11/2023).
“Kalau mukul iya. Mukulnya pakai tangan cuma kalau nyiram pakai air nggak. Kalau nakal dia dipukul,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Kehidupan AL, Bocah di Banjar yang Kabur dan Ditemukan dengan Kondisi Memprihatinkan
Orang Tua AL di Kota Banjar Sebut Anaknya Suka Aneh-Aneh
Lanjutnya menjelaskan, anaknya kadang suka berbuat yang aneh-aneh, karena apa saja yang ada di rumah dimakan.
Misalnya ada beras dimakan, minyak dimakan padahal sudah diberi makan. Sehingga ia juga mengaku bingung atas perbuatan anaknya tersebut.
“AL suka aneh-aneh, ada minyak dimakan, beras, apa saja juga dimakan. Saya juga nggak tau kenapa begitu jadi kadang bikin jengkel,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, anaknya AL belum ada satu tahun tinggal di rumahnya tepatnya setelah kakeknya meninggal pada bulan puasa lalu.
Sebelumnya anaknya tersebut ikut dengan kakeknya di daerah Cisaga, Kabupaten Ciamis. Anaknya (AL) diasuh oleh kakeknya sejak masih bayi karena saat baru lahir langsung dibawa oleh kakeknya.
“Saya dulu lahiran sesar kembar dua yang satu dibawa sama kakeknya. Kalau kakaknya mah diurus sama saya bisa diomongin kalau nakal. Tapi ini mah nggka mungkin kurang keurus kayaknya,” katanya.
Sebelumnya, saudara korban Titin Khotimah (45), mengatakan, anak tersebut merupakan kembar bersaudara yaitu AL dan AR. Namun, salah satu anak tersebut tidak diasuh oleh orang tuanya sejak kecil.
Kembaran AL yaitu AR diasuh oleh orang tuanya di Sukarame Banjar sedangkan AL sejak berusia nol bulan sampai berusia 11 tahun diasuh oleh kakeknya di Kepel, Cisaga, Kabupaten Ciamis.
Setelah kakeknya meninggal dunia sekitar 6 bulan yang lalu, AL kemudian dibawa pulang ke rumah orang tuanya karena di sana tidak ada yang mengasuh.
Selain itu, anak tersebut menurutnya memiliki kekurangan karena dalam penerimaan (berpikirnya) agak lambat. Meskipun demikian, AL masih bisa melakukan komunikasi.
“AL sebelumnya juga sempat bersekolah saat di Cisaga. Ia disekolahkan di sekolah luar biasa atau SLB karena memang kondisinya tersebut,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)